Jadi 'Jenderal' Keraton Agung Sejagat, Namono 3 Tahun Belum Digaji

Ridhmedia
14/01/20, 19:06 WIB

Ridhmedia - Keberadaan Keraton Agung Sejagat yang tengah viral, memunculkan pertanyaan besar di masyarakat. Apa sebenarnya yang dicari oleh para pengikutnya?

Terlebih lagi para pengikut Keraton Agung Sejagat ini kebanyakan berasal dari luar Kabupaten Purworejo, tempat berdirinya bangunan 'keraton'. Mereka mengaku dari Yogyakarta, Klaten, bahkan ada dari Lampung.

Salah satu pengikut setia pemimpin Keraton Agung Sejagat adalah Namono, warga Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Jarak rumahnya pun sangat dekat dengan bangunan yang dianggap Keraton Agung Sejagat.

Dilaporkan Kantor Berita RMOLJateng, pria lanjut usia ini rela jadi pengikut Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santosa Hadiningrat, karena percaya dia adalah Sang Ratu Adil yang ditakdirkan menjadi pemimpin bumi.

"Dulu saya memang ikut DEC (Jogja DEC), tapi keluar, mau ngaso, di hati kurang sreg," kata Namono yang diberi pangkat 'Jenderal' di Keraton Agung Sejagat.

Ketika ditanya apakah dia tahu bahwa pemimpin Jogja DEC dan Keraton Agung Sejagat adalah orang yang sama, dia menjawab tidak tahu. Namun dia tetap yakin kalau Totok yang disebutnya Raja tak akan menipunya. Namono juga tidak mengaku ketika ditanya bayar berapa untuk mendaftar.

"Saya ini orang tidak punya, dari mana punya uang untuk membayar," katanya dalam Bahasa Jawa Kromo.

Akan tetapi istri Namono, Utami, mengatakan hal sebaliknya. Menurut Utami, dia sering dimintai uang oleh suaminya untuk kepentingan kegiatan Keraton Agung Sejagat.

"Minta sama saya itu sudah banyak, ya ada sekitar Rp 2 juta. Yang uang dia sendiri saya tidak tahu berapa. Selama tiga tahun gabung, suami saya belum pernah 'digaji', katanya Jenderal tapi tidak pernah digaji," kata Utami di rumahnya yang sederhana.

Tak hanya uang, setiap ada acara, para istri anggota Keraton Agung Sejagat juga diharuskan memasak untuk acara. Biasanya mereka patungan seadanya.

Informasi yang dituturkan Sumarmi, warga yang rumahnya berada persis di samping bangunan 'Keraton' lebih menarik lagi. Dia memperoleh informasi bahwa setiap anggota yang mendaftar harus menyetor sejumlah uang.

"Saya tanya ke anggota Keraton Agung Sejagat, untuk level pejabat kecamatan bayar Rp 3 juta, level pejabat kabupaten Rp 7 juta, dan level gubernur Rp 14 juta," ujarnya.

Penuturan Sumarni didukung oleh keterangan Kiki yang bekerja di BMT setempat. Dia mengatakan, ada beberapa nasabahnya yang sampai meminjam uang puluhan juta di BMT untuk masuk sebagai anggota Keraton Agung Sejagat.

"Nasabah saya, P, pernah cerita kalau dijanjikan gaji Rp 10 juta per bulan. Kalau memang gajinya besar ya pasti nyicilnya lancar. Tapi orang-orang tersebut (anggota Keraton Agung Sejagat) nyicil saja susah," katanya melalui pesan singkat. (Rmol)
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+