RIDHMEDIA - Praktik prostitusi di 'Cafe Khayangan' di daerah Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara, terbongkar. Sepuluh anak baru gede (ABG) dijajakan untuk melayani nafsu pria hidung belang.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan Cafe Khayangan merupakan pecahan dari Kalijodo. Saat Kalijodo dibongkar oleh Pemprov DKI Jakarta, para tersangka mendirikan Cafe Khayangan dan menjual PSK-PSK di bawah umur.
Kedok kafe pindahan Kalijodo ini dibongkar oleh Tim Subdit 5 Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Total ada tujuh tersangka yang ditangkap. Para pelaku menjaring korban melalui media sosial dengan diiming-imingi gaji besar.
Para tersangka tega mempekerjakan anak-anak dengan rentang usia 14-18 tahun. Para korban juga dipaksa melayani 10 tamu pria dalam semalam dan korban pun kini terjangkit penyakit. Kafe remang-remang ini bahkan disebut beromzet Rp 2 miliar per bulan.
Berikut ini fakta-fakta kafe remang-remang di Jakut:
Omzet Rp 2 Miliar
Kafe yang sudah beroperasi selama 2 tahun itu memiliki omzet Rp 2 miliar per bulan.
"Informasi yang kami dapatkan (omzet) 1 bulan bisa Rp 2 miliar," kata Kabag Bin Opsnal Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Pujiyarto, Selasa (21/1/2020)
Omzet sebesar itu didapatkan para pelaku dengan cara mengeksploitasi ABG. Bayaran yang diterima PSK sebesar Rp 150 ribu sekali melayani 1 tamu. "Bayaran ya Rp 150 untuk sekali main. Pembagiannya Rp 60 ribu untuk anak ini nanti dibayar akhir bulan, sisanya untuk 'maminya'," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.
Layani 10 Pria
Para ABG itu ditargetkan melayani pria hidung belang minimal 10 kali dalam 1 hari. Para pelaku juga menerapkan sanksi denda bagi ABG yang tidak mencapai target.
Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit Renakta AKBP Piter Yanottama menyebut anak-anak di bawah umur itu diberi obat anti-menstruasi setiap bulan. Anak-anak itu ditempatkan di sebuah tempat penampungan di kafe itu dan tidak diperbolehkan keluar dari tempat itu.
Diduga Kena Penyakit
Kementerian Sosial (Kemensos) sedang melakukan rehabilitasi hingga pengecekan kesehatan terhadap ABG-ABG yang dipekerjakan sebagai PSK di kafe remang-remang di daerah Jakarta Utara. Kemensos menduga ABG itu mengidap penyakit kelamin akibat sering melayani lelaki hidung belang.
"Hari ini, dari pagi kami melakukan salah satu SOP kami yaitu melakukan pemberitaan kesehatan, melakukan general check-up, termasuk pemeriksaan untuk HIV. Karena ada indikasi beberapa anak terkena infeksi di bagian kelaminnya," kata Kepala Balai di lingkungan Kemensos, Neneng Heriyani, kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (21/1).
Direkrut Via Medsos
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan ada 2 tersangka yang bertugas mencari korban-korbannya. Mereka mencari korban melalui media sosial.
"Ada tersangka inisial D alias F. Ini 2 orang sama satu lagi inisial TW. Dia yang mencari anak-anak di bawah umur dan dijual ke maminya. Dia jual seharga Rp 750 ribu sampai Rp 1,5 juta," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (21/1).
Mereka mencari anak-anak yang memiliki wajah menarik dengan tujuan akan dijual dengan harga mahal ke tersangka lain yang berperan sebagai mami. "Kalau wajah bagus akan mahal harganya," ujar dia.
Iming Gaji Belasan Juta
Tersangka F alias Febi, salah satu tersangka dalam kasus ini, menceritakan cara dia mencari wanita-wanita calon PSK di kafe remang-remang itu. Cara yang pertama adalah menaruh penawaran iklan di media sosial Facebook.
"Saya menawarkan dia bekerja sebagai ladies night. Saya sebutkan pendapatan dia Rp 5-15 juta. Mereka tertarik mungkin karena gaji," kata Febi, yang sudah 6 bulan bekerja.
Jika ada yang tertarik, dia akan mengajak wanita itu bertemu dengan dirinya. "Pekerjaannya sudah saya jelasin semua serta gaji. Pekerjaannya menemani tamu minum beserta ML (making love)," papar Febi, yang sudah membawa 11 korban.(dtk)