Ridhmedia - Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, bertolak ke Prancis dan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly, di Kantor Kementerian Pertahanan Prancis.
Kunjungan Prabowo ke Prancis merupakan pertemuan pertama tingkat tinggi yang mengawali rangkaian kegiatan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara, khususnya di bidang pertahanan.
Prabowo yang didampingi Dubes Indonesia untuk Prancis Arrmanatha Nasir, Asisten Khusus Menhan, Ketua KKIP, Asops KASAU, dan Danseskoal TNI disambut dengan upacara penghormatan militer di halaman Kantor Kementerian Pertahanan Prancis.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo dan Parly membahas langkah untuk mempererat kerja sama pertahanan kedua negara dan upaya memajukan industri pertahanan Indonesia.
"Saya mencatat bahwa sebagai dua mitra strategis, Indonesia-Prancis selama ini memiliki kerja sama pertahanan yang baik. Indonesia ingin terus tingkatkan kerja sama pertahanan, khususnya di bidang yang dapat perkuat alutsista TNI dan memajukan industri pertahanan Indonesia," kata Prabowo dalam pertemuan, dikutip dari keterangan pers KBRI Paris, Senin (13/1).
Menambahkan Prabowo, Arrmanatha mengatakan peluang meningkatkan kerja sama pertahanan kedua negara masih terbuka lebar. Apalagi kedua negara memiliki hubungan bilateral yang baik dan kebijakan politik luar negeri yang independen.
Arrmanatha menjelaskan Prabowo dan Parly sepakat memperkuat kerja sama pertahanan dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama Bidang Pertahanan atau DCA (Defense Cooperation Agreement), sehingga diharapkan DCA dapat diselesaikan tahun ini sebagai framework kerja sama pertahanan ke depan.
Isu lain yang menjadi perhatian untuk DCA antara lain kerja sama dalam bidang sains dan teknologi industri pertahanan, kerja sama intelijen pertahanan, kerja sama peacekeeping operations, serta kerja sama misi kemanusiaan saat bencana dan counter-terorism.
"Prancis sebagai negara yang memiliki industri pertahanan yang maju dapat menjadi mitra strategis dalam upaya Indonesia memperkuat alutsista TNI, serta mengekselerasi pengembangan industri pertahanan nasional. Langkah ini akan mendukung upaya menjadikan industri pertahanan nasional sebagai bagian dari global production chain," ujar Arrmanatha.
"Dalam konteks inilah Menhan RI memberi perhatian khusus pada pengembangan industri pertahanan saat membahas kerja sama pertahanan kedua negara ke depan dengan Menhan Prancis," tambahnya.
Selama kunjungannya di Prancis pada 11-13 Januari, Prabowo juga bertemu dengan perusahaan industri pertahanan di bidang pesawat tempur, kapal, radar, sistem avionic, serta amunisi.
Diharapkan kalangan industri pertahanan Prancis dapat bekerja sama dalam mengekselerasi kemajuan industri pertahanan Indonesia, serta penguatan sistem alutsista TNI melalui transfer teknologi, peningkatan penggunaan kandungan lokal, dan peningkatan kapasitas SDM.
Prabowo menegaskan Indonesia siap berkolaborasi dan bekerja sama dengan perusahaan industri pertahanan Prancis agar dapat menjadikan industri pertahanan Indonesia menjadi bagian dari global production chain produk alutsista.
Sebagai informasi, kerja sama pertahanan kedua negara terus menguat. Pada tahun 2017, kedua negara menyepakati Letter of Intent (LoI) atau Pernyataan Kehendak untuk peningkatan kerja sama pertahanan termasuk kerja sama kelautan dan keamanan maritim.
Sejak tahun 2013, Indonesia dan Prancis telah memiliki forum Dialog Pertahanan Indonesia-Prancis (Indonesia-France Defense Dialogue/IFDD) yang diselenggarakan setiap tahun. Melalui dialog tersebut, fokus area kerja sama dan pembahasan meliputi bidang seperti pelatihan dan pendidikan, saling kunjung, dan counter-terorism.(*)