Saat FX Rudy-Gibran Tanggapi Sindiran Mega soal Rekom 'Pintu Belakang'

Ridhmedia
22/01/20, 11:18 WIB

RIDHMEDIA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyindir bakal calon kepala daerah yang meminta rekomendasi lewat 'pintu belakang'. Siapa yang dimaksud Megawati?

Pernyataan Megawati pun ditafsirkan bermacam-macam. Ada yang mengarahkan bahwa maksud Megawati ialah terkait Pilkada Solo.

Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, menegaskan dirinya ataupun bakal calon yang diusung, Purnomo-Teguh tidak pernah meminta rekomendasi lewat 'pintu belakang'. Dia mengatakan selalu mengikuti prosedur yang berlaku.

"Aku ra tau lewat pintu mburi kok (tidak pernah lewat pintu belakang). Lewat pintu depan terus. Ke tempat ibu (Mega) lewat pintu depan itu," kata Rudy saat ditemui di Balai Kota Surakarta, Selasa (21/1/2020).

Dia pun mengaku tidak pernah membicarakan masalah rekomendasi dengan Megawati. Dia mengatakan tugasnya sebagai Ketua DPC PDIP Surakarta telah selesai.

"Oh tidak (pernah bicara rekomendasi). Tugas saya sudah selesai menjalankan PP nomor 24 tahun 2017. Tinggal ketua umum dan DPP yang merumuskan dan menilai," ujarnya.

Pria yang menjabat Wali Kota Solo itu juga memastikan pasangan bakal calon Wali Kota Surakarta yang dia usung, Achmad Purnomo-Teguh Prakosa tidak pernah menemui Megawati.

"Nggak pernah (ada pertemuan Megawati dengan Purnomo-Teguh). Ibu itu nggak pernah ada ceritanya mengundangi satu per satu calon," katanya.

Lebih lanjut, Rudy mengaku tidak mengetahui siapa yang dimaksud Megawati meminta rekomendasi dari 'pintu belakang'.

Ya tanya Bu Mega dong, masa tanya ke saya," tutupnya.

Ada juga yang menduga sosok yang dimaksud Megawati adalah Gibran Rakabuming Raka. Gibran merupakan bakal calon pesaing Purnomo-Teguh dalam Pilkada Solo dari PDIP.

Menanggapi hal tersebut, Gibran menepis telah meminta rekomendasi lewat 'pintu belakang'. Dia menegaskan telah menjalankan mekanisme partai.

"Saya kan sudah melalui mekanisme partai. Proses pendaftaran syaratnya sudah lengkap, waktu mendaftar juga di depan media, kan sangat terbuka sekali. Fit and proper test ada media juga. Yang dipermasalahkan apa?" kata Gibran saat ditemui di Banyuagung, Banjarsari, Solo, Selasa (21/1/2020).

Terkait pertemuannya dengan Megawati pada Oktober 2019 lalu, Gibran menyebut memang dirinya yang meminta waktu. Namun dia menegaskan tak berbicara masalah rekomendasi.

"Itu memang saya minta waktu, tapi tidak membahas rekomendasi. Cuma makan siang," kata Gibran.

Saya juga tanya peraturan partainya itu seperti apa to. Kan dari DPC sudah ditutup, apakah ada kesempatan lewat DPD atau DPP. Itu kan saya belum mendaftar, masa sudah minta rekomendasi, kan saru (tidak elok)," ujar dia menambahkan.

Gibran mengatakan masalah tersebut sudah disampaikan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP sekaligus Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto. Orang yang dimaksud meminta rekomendasi lewat 'pintu belakang' adalah peserta rakernas.

"Itu kan orang yang ikur rakernas. Saya kan tidak ikut," katanya.

Diberitakan sebelumnya, DPP PDIP memastikan yang disindir Megawati bukanlah Gibran. Meski DPC PDIP Surakarta sudah mengusung satu pasang calon, Achmad Purnomo-Teguh Prakosa, Gibran dinilai masih sesuai prosedur karena melalui pendaftaran lewat DPD PDIP Jawa Tengah.

"Kalau Gibran ikut prosedur, bos! Gibran ikut prosedur," kata Bambang Wuryanto kepada wartawan, Senin (20/1/2020).

"(Gibran) prosedur ikut, penjaringan di DPD, di DPD juga ikut fit and proper, ikut edukasi politik dan seterusnya. Saya pastikan itu bukan untuk Mas Gibran," ujarnya.(dtk)
Komentar

Tampilkan

Terkini