Sambil Jualan Angkringan, 'Raja' Toto Kendalikan Keraton Agung Sejagat

Ridhmedia
16/01/20, 12:29 WIB

Ridhmedia - Toto Santoso membuat geger warga Purworejo dan sekitarnya karena mengaku sebagai 'Raja' Keraton Agung Sejagat. Rupanya Toto bukan warga Purworejo, sudah 2-3 tahun ini ia tinggal di Sleman dan memiliki usaha angkringan di rumah kontrakannya.

Rumah kontrakan Toto berada di Jalan Berjo-Pare, RT 05, RW 04, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bisanya saben hari ada pengikut Toto yang berjaga di angkringan yang dilengkapi dengan beberapa gazebo itu.

"Iya (rumah kontrakan Toto) untuk angkringan. Mulainya sudah hampir satu tahunan ini," jelas tetangga Toto, Deki Rinawan (31) di lokasi, Rabu (15/1/2020). Rumah Deki bersebelahan, persis di selatan rumah kontrakan Toto.

detikcom mendatangi rumah kontrakan Toto, Rabu (15/1) siang. Namun gerobak angkringan dan papan namanya telah tiada. Menurut Deki, angkringan tersebut telah dibongkar aparat kepolisian saat menggeledah rumah kontrakan Toto, Rabu dini hari.

"Angkringannya dibongkar baru tadi malam (Rabu dini hari), dilepas papan tulisnya (oleh polisi)," ungkap Deki.

Rumah kontrakan Toto memang digeledah tim gabungan dari Polda Jateng, Polres Purworejo, dan diback up Polda DIY, Rabu dini hari. Deki menyaksikan penggeledahan itu dan melihat ada beberapa barang yang dimasukkan ke dalam box diamankan polisi.

Deki tak kaget dengan penggeledahan ini. Sebab, ia telah menaruh curiga sejak lama dengan sosok Toto. Pribadi Toto sendiri dikenal tertutup dan tidak pernah berbaur dengan warga sekitar, bahkan untuk urusan gotong royong lingkungan pun tak pernah.

"Masyarakat tahunya (Toto ditangkap) juga baru kemarin, belum lama ini setelah heboh di Purworejo. Kalau orangnya seringnya di dalam rumah, di lingkup (rumah kontrakan yang ditinggalinya)," tutupnya.

Kepala Seksi Pemerintahan Desa Sidoluhur, Adi Arya Pradana, membenarkan bahwa Toto menjalankan usaha angkringan di rumah kontrakan yang dihuninya. Kendati sempat mendapat penolakan dari warga, namun Toto tetap menjalankan usahanya.

Sebelum menjalankan usaha angkringan, terang Adi, Toto sempat menjalankan 'Koperasi Jasa Indo Kor Rakyat' atau KJ Inkor di Sidoluhur tahun 2017. Setahun kemudian, Toto baru mengajukan secara resmi izin KJ Inkor ke Pemdes Sidoluhur.

"Pertama mengajukan (izin) koperasi, ini kita tolak karena legalitasnya tidak sesuai," ungkap Adi, Rabu (15/1/2020). "Karena kan pada saat ini marak-maraknya Jogja DEC (Development Committee), makannya kita tolak," sambungnya.

Toto tak kurang akal. Ia kembali mengajukan izin ke Pemdes Sidoluhur untuk mendirikan Markas Daerah Laskar Merah Putih Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) awal 2019 lalu. Lagi-lagi Pemdes Sidoluhur menolak pengajuan Toto.

Ditolak, Toto akhirnya berencana melakukan sosialisasi pendirian Markas Daerah Laskar Merah Putih DIY di Desa Sidoagung pada 28 Maret 2019. Namun, menurut Adi, sosialisasi itu juga mendapatkan penolakan dari warga.

"Jadi berencana membuka markas di sini tapi kita tolak, karena Ormas ini kita curigai kaitannya dengan Jogja DEC lagi. Makanya kita tolak langsung," terangnya.

Ditolak dua kali, akhirnya Toto mengubah strategi. Ia beserta pengikutnya mencoba mendirikan angkringan persis di samping rumah kontrakannya.

"Mereka beralih dengan niatannya membuka angkringan. Makanya itu kita panggil, terus mereka kita perintahkan untuk sosialisasi tapi ternyata warga (sekitar) juga menolak," sebut Adi.

Namun pada akhirnya usaha angkringan itu tetap dibuka oleh Toto beserta pengikutnya. Lantas yang bersangkutan mendirikan sejumlah gazebo di samping rumah kontrakan yang dihuninya.(dtk)
Komentar

Tampilkan

Terkini