Ridhmedia - Pemerintah China kembali membuat ulah. Kapal China yang menerobos perairan Indonesia kemudian mengklaim sebagai miliknya, telah menyinggung perasaan Indonesia.
Pemerintah menilai apa yang dilakukan China adalah pelanggaran.
Namun, China sendiri merupakan negara yang sedang giat-giatnya melakukan investasi ke Indonesia.
Dengan kondisi yang memanas ini, akankah berdampak terhadap hubungan kerja sama dan investasi China di Indonesia?
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah mengeluarkan pendapatnya bahwa tidak ada yang terganggu terkait investasi dari China. Ia meminta semua orang harus tenang.
"Kita cool (tenang) saja. Kita santai kok ya," kata Prabowo di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Jumat (3/1), usai bertemu Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Prabowo menyatakan pihaknya sedang mengusahakan semua masalah di Natuna bisa selesai dengan baik. Dengan catatan damai tentunya. Pasalnya menurut Prabowo, China merupakan salah satu sahabat Indonesia.
Dirjen Hukum dan Perjanjian International Kementerian Luar Negeri, Damos Agusman mengatakan ekonomi tidak akan terganggu.
“China ribut sama AS, Vietnam, Filipina, ekonomi tetap jalan terus,” ujarnya, saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (4/1).
Damos meyakini ekonomi dan investasi dari China akan tetap berjalan. Sehingga ia juga mengimbau agar tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut.
Namun begitu, Damos menilai bahwa pemerintah China telah melakukan dua pelanggaran.
Pemerintah China telah melakukan pelanggaran yang cukup fatal. Pertama, pelanggaran ZEE, yakni hak kedaulatan RI. Kedua adalah pelanggaran kedaulatan hukum. Menurutnya, pemerintah tengah melakukan penegakan hukum di wilayah yuridiksinya, tetapi kapal China malah menerobos hukum tersebut. [rmol]