Ridhmedia - Serangan udara Amerika Serikat (AS) ke Bandara Internasional Baghdad, Irak pada Jumat pagi (3/1) telah menewaskan pemimpin militer senior Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Diungkapkan oleh Pentagon pada Kamis waktu setempat (2/1), AS memang telah menargetkan Soleimani yang sepertinya aktif mengembangkan rencana untuk menyerang AS di Irak dan Timur Tengah.
"Atas arahan Presiden (Donald Trump), militer AS telah mengambil tindakan tegas untuk melindungi personil AS di luar negeri dengan membunuh Qassem Soleimani," bunyi pernyataan Pentagon seperti dimuat Reuters.
Menurut Pentagon, Soleimani telah mengatur serangan yang ditujukan ke pangkalan koalisi di Irak selama beberapa bulan terakhir dan "menyetujui" serangan yang terjadi di Kedutaan Besar AS di Baghdad pada pekan ini.
"Serangan ini bertujuan untuk menghalangi rencana serangan Iran di masa depan," lanjut pernyataan tersebut seraya menambahkan bahwa AS akan terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya di seluruh dunia.
Menanggapi hal ini, Senator Demokrat Chris Murphy mengatakan serangan yang menewaskan Soleimani justru dapat membuat lebih banyak orang Amerika dalam bahaya. Pernyataan Murphy sendiri merujuk pada kekhawatiran akan adanya serangan balasan dari pihak Iran maupun negara-negara pendukungnya.
Setelah itu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper pun mengatakan adanya indikasi bahwa Iran dan pasukan pendukungnya akan merencanakan serangan tambahan.
Esper juga memperingatkan bahwa saat ini "permainan telah berubah" dan ada kemungkinan AS harus mengambil tindakan pencegahan. (Rmol)