Ridhmedia - Aliran air yang cukup deras berwarna kecoklatan membanjiri ruas jalan tol Tol Cikopo�"Palimanan atau jalan tol Cipali di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (31/12).
Staf sentra komunikasi pengelola Tol Cipali menyebut banjir terjadi karena intensitas hujan yang cukup deras dan menyebabkan luapan air dari persawahan di sekitar ruas jalan.
Banjir yang melanda Tol Cipali KM 136 mendapat tanggapan dari Anggota DPR RI Komisi V Ahmad Syaikhu. Politisi PKS itu memberikan tiga rekomendasi kepada PT Lintas Marga Sedaya (LMS) sebagai pengelola jalan tol.
Ahmad Syaikhu berpendapat, penyebab utama terjadinya banjir karena curah hujan yang tinggi. Memasuki musim penghujan tahun ini, potensi kembali terjadinya banjir sangat besar. Syaikhu meminta LMS melakukan tiga hal.
Pertama, kata Syaikhu, perlu adanya petugas khusus cepat tanggap dari pengelola tol jika mengalami curah hujan yang tidak normal. Mereka dibekali dengan peralatan semacam pompa dan lainnya guna menghilangkan genangan air dengan cepat.
Kedua, antisipasi kemacetan dengan pembatasan intensitas kendaraan masuk tol. Dan ketiga, amdal juga harus memperhatikan drainase akibat pengalihan tata guna lahan dan ruang.
“Dengan melakukan tiga hal ini, insya Allah persoalan banjir di Tol Cipali akan bisa teratasi,” tegas Syaikhu seperti dilansir dari Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (31/12).
Banjir terjadi pada Selasa (31/12) yang mengakibatkan ruas jalan KM 136 arah Jakarta dan Bandung atau sekitar wilayah Cikedung, Indramayu tergenang air dengan ketinggian 15-20 cm dan panjang sekitar 200 meter.
Selain akibat dari curah hujan yang cukup tinggi, genangan ini diduga berasal dari kiriman air dari luar jalan tol. Genangan air terjadi sejak pukul 17.00 WIB, melalui lajur 2 atau lajur tengah.
LMS berkilah sudah membangun drainase sesuai dengan Detailed Engineering Design (DED) yang telah disetujui oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, berdasarkan kondisi setempat pada saat itu dan menjamin semua air di sepanjang ruas tol selalu dipelihara secara rutin baik pembersihan maupun perbaikan yang diperlukan.
Sistem drainase yang ada di jalan tol hanya berfungsi sebagai saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan dan air yang berasal dari permukaan badan jalan tol. Jadi tidak berfungsi untuk menampung air akibat adanya perubahan tata guna lahan dan tata ruang sekitar jalan tol. [rmo]
Staf sentra komunikasi pengelola Tol Cipali menyebut banjir terjadi karena intensitas hujan yang cukup deras dan menyebabkan luapan air dari persawahan di sekitar ruas jalan.
Banjir yang melanda Tol Cipali KM 136 mendapat tanggapan dari Anggota DPR RI Komisi V Ahmad Syaikhu. Politisi PKS itu memberikan tiga rekomendasi kepada PT Lintas Marga Sedaya (LMS) sebagai pengelola jalan tol.
Ahmad Syaikhu berpendapat, penyebab utama terjadinya banjir karena curah hujan yang tinggi. Memasuki musim penghujan tahun ini, potensi kembali terjadinya banjir sangat besar. Syaikhu meminta LMS melakukan tiga hal.
Pertama, kata Syaikhu, perlu adanya petugas khusus cepat tanggap dari pengelola tol jika mengalami curah hujan yang tidak normal. Mereka dibekali dengan peralatan semacam pompa dan lainnya guna menghilangkan genangan air dengan cepat.
Kedua, antisipasi kemacetan dengan pembatasan intensitas kendaraan masuk tol. Dan ketiga, amdal juga harus memperhatikan drainase akibat pengalihan tata guna lahan dan ruang.
“Dengan melakukan tiga hal ini, insya Allah persoalan banjir di Tol Cipali akan bisa teratasi,” tegas Syaikhu seperti dilansir dari Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (31/12).
Banjir terjadi pada Selasa (31/12) yang mengakibatkan ruas jalan KM 136 arah Jakarta dan Bandung atau sekitar wilayah Cikedung, Indramayu tergenang air dengan ketinggian 15-20 cm dan panjang sekitar 200 meter.
Selain akibat dari curah hujan yang cukup tinggi, genangan ini diduga berasal dari kiriman air dari luar jalan tol. Genangan air terjadi sejak pukul 17.00 WIB, melalui lajur 2 atau lajur tengah.
LMS berkilah sudah membangun drainase sesuai dengan Detailed Engineering Design (DED) yang telah disetujui oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, berdasarkan kondisi setempat pada saat itu dan menjamin semua air di sepanjang ruas tol selalu dipelihara secara rutin baik pembersihan maupun perbaikan yang diperlukan.
Sistem drainase yang ada di jalan tol hanya berfungsi sebagai saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan dan air yang berasal dari permukaan badan jalan tol. Jadi tidak berfungsi untuk menampung air akibat adanya perubahan tata guna lahan dan tata ruang sekitar jalan tol. [rmo]