RIDHMEDIA - Puluhan masyarakat Sumatera Barat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Minangkabau (FMN), Senin, 27 Januari 2020, mendatangi gedung DPRD Sumatera Barat. Kedatangan FMN ini untuk menyikapi ancaman virus corona menyusul adanya kunjungan 155 orang turis asal Kota Kunming China ke Ranah Minang dalam rangka berwisata.
Juru Bicara Forum Masyarakat Minangkabau, Jel Fathullah, menyebutkan kedatangan ratusan wisatawan asal China tersebut sudah menimbulkan kegelisahan masyarakat Sumbar. Apalagi saat ini sedang berkembang wabah virus corona yang mematikan di negara China.
Ditambah lagi, Gubernur Sumatera Barat malah menyambut kedatangan ratusan wisman dari negara berjuluk tirai bambu tersebut. Padahal, Bali saja menolak kedatangan mereka.
Menurut FMN, dalam hal ini Gubernur Sumatera Barat tidak mementingkan bahkan mengabaikan kesehatan dan keselamatan masyarakat Sumbar. Selain itu, FMN juga menilai Gubernur Sumatera Barat juga sudah melecehkan budaya Minangkabau yang mana sudah menyambut kedatangan ratusan turis China di Bandara Internasional Minangkabau pada Minggu pagi kemarin dengan tari gelombang (tarian untuk menyambut tamu khusus atau pejabat negara).
“Mengingat hal itu dan untuk mengatasi kegelisahan dan ketakutan masyarakat, maka kami menuntut kepada DPRD Sumbar semua wisatawan asal China tersebut harus keluar dari Sumatera Barat dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari waktu kedatangan,” kata Jel Fathullah, Senin 27 Januari 2020.
Selain itu, kata Jel Fathullah, FMN juga meminta untuk membatalkan jadwal kedatangan wisman asal China berikutnya yakni pada tanggal 31 Januari 2020. Dan, tidak menerima wisman China sampai wabah virus corona dinyatakan aman atau tidak ada lagi. Dan itu dinyatakan oleh World Health Organization (WHO).
Tak hanya itu saja, FMN, tegas Jel Fathullah, juga mendesak DPRD dan Provinsi Sumatera Barat untuk menolak atau melarang semua impor makanan dalam bentuk apapun dari China. Dan segera melakukan pemakzulan terhadap Gubernur Sumbar.
Lebih lanjut, Jel Fathullah, dalam kasus ini, FMN merasa kecewa dengan seluruh wali kota dan bupati yang tetap menerima turis China di daerahnya. “Kita minta, DPRD menegur mereka (wali kota dan bupati),” ujarnya.
Karena sudah mengabaikan kesehatan dan keselamatan warga Sumbar, Jel Fathullah juga meminta agar perizinan Coco’s Tour PT. Arkuan Intrawisata yang mengakomodir kedatangan turis China ini, ditinjau ulang. Dan, tidak boleh beroperasi di Sumatera Barat.
Hingga kini, dialog antara perwakilan Forum Masyarakat Minangkabau dengan unsur pimpinan DPRD Sumatera Barat dan otoritas terkait masih berlangsung.
Diketahui, Sumatera Barat kedatangan rombongan turis asal China yang dibagi menjadi dua gelombang kedatangan. Kedatangan pertama, berjumlah 155 orang. Mereka yang tiba di Ranah Minang pada Minggu kemarin, akan berada di Sumatera Barat hingga 31 Januari 2020.
Sementara gelombang kedua, dijadwalkan akan bertolak dari China usai rombonga pertama kembali dan tiba di negara asal. Namun, sejak satu hari sebelum kedatangan, masyarakat Sumatera Barat pun bereaksi.
Mereka menolak kedatangan para wisatawan China. Lantaran saat ini sedang merebak kasus virus corona yang sudah menelan korban jiwa.
Gelombang protes pun terjadi. Tidak hanya melalui media sosial, namun juga sudah berupa aksi turun ke jalan. Di kota Bukittinggi salah satunya. Masyarakat meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Barat cepat mengambil langkah konkrit dengan memulangkan seluruh turis itu lebih cepat dari jadwal yang sudah diagendakan.(*)