RIDHMEDIA - Di tengah gencarnya pemberitaan soal virus corona yang menyebar secara global, muncul beragam spekulasi dari sejumlah pakar soal asal usul virus tersebut. Dany Shoham, seorang ahli perang biologis Israel memiliki kecurigaan, misalnya, berpendapat bahwa wabah virus mematikan itu mungkin berasal dari laboratorium di Wuhan, China.
Dalam sebuah laporan televisi lokal di Wuhan pada 2015 yang baru-baru ini kembali ditayangkan, terdapat sebuah laboratorium yang dikaitkan dengan program senjata biologis rahasia negara yang dipimpin Xi Jinping itu. Sebagai laboratorium virus tercanggih di China, hanya Wuhan Institute of Virology yang mampu mengembangkan virus mematikan.
“Laboratorium lainnya bisa jadi juga terlibat, baik dalam penelitian maupun pengembangan (senjata biologis) China, namun perannya hanya sebagai pendukung bukan fasilitas utama,” papar Shoham kepada The Washington Times.
Menurut Shoham, senjata biologis ini jelas dirancang secara terselubung oleh para peneliti dari kalangan sipil yang bekerja sama dengan pihak militer. Pada tahun lalu, dugaan serupa juga pernah datang dari Departemen Luar Negeri, namun telah dibantah tegas oleh pemerintah China.
Selaku direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Gao Fu telah menyatakan bahwa novel coronavirus atau 2019-nCoV berasal dari hewan liar yang dijual di pasar makanan laut di Wuhan. Sebelum ada pernyataan resmi dari pemerintah China, sempat beredar rumor yang menyebut virus corona merupakan bagian dari konspirasi Amerika Serikat.
Menurut laporan The Washington Times, ada yang menganggap tudingan pemerintah China terhadap AS jauh-jauh hari disiapkan untuk menanggapi tuduhan yang menyebut virus corona merupakan senjata biologis China yang bocor dari laboratorium di Wuhan.
Meski telah mengungkapkan kecurigaannya soal virus mematikan yang mungkin berasal dari laboratorium di Wuhan, Shoham belum berani memastikan apakah benar virus tersebut telah bocor.
Kecurigaan Shoham awalnya muncul saat mendapati ada sekelompok ahli virologi China yang bekerja di Kanada tengah mengirim sampel virus paling mematikan, seperti virus Ebola, ke negaranya.
“Pada prinsipnya, infiltrasi virus keluar mungkin saja terjadi, baik karena kebocoran atau melalui seseorang dari laboratorium yang telah terinfeksi. Kasus seperti Ini bisa terjadi pula di Wuhan Institute of Virology, namun sejauh ini tidak ada bukti atau indikasi yang mengarah ke sana."
Seperti yang diklaim oleh pemerintah China, Wuhan Institute of Virology menjadi satu-satunya lembaga penelitian virologi di negara tersebut yang dirancang untuk memenuhi standar biosafety-level-4 (BSL-4) --tingkat biohazard tertinggi. Dengan kata lain, laboratorium ini telah memenuhi syarat untuk menangani patogen paling berbahaya.(*)