Wabah Corona, Uni Eropa Kirim Pesawat untuk Angkut Warganya dari Wuhan

Ridhmedia
29/01/20, 12:05 WIB

RIDHMEDIA - Warga negara Uni Eropa akan diterbangkan dari kota Wuhan, China yang menjadi pusat wabah virus corona. Komisi Eropa menyatakan bahwa mereka akan diterbangkan dengan menggunakan dua pesawat Prancis pekan ini.

"Jumlah awal menunjukkan bahwa sekitar 250 warga negara Prancis akan diangkut dengan pesawat pertama dan lebih dari 100 warga Uni Eropa dari negara-negara lain akan ikut di pesawat kedua," demikian disampaikan Komisi Eropa dalam sebuah statemen seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (29/1/2020).

"Ini adalah permintaan bantuan yang pertama dan yang lain bisa menyusul dalam beberapa hari mendatang," imbuh Komisi Eropa dalam pernyataannya.

Pemerintah Prancis sebelumnya telah mengumumkan akan mengirimkan pesawat pertama untuk membawa warga negaranya keluar dari Wuhan, namun tidak menyebutkan berapa jumlah orang yang akan diterbangkan.

Komisi Eropa menyatakan bahwa penerbangan tersebut dilakukan atas permintaan Prancis. Ditambahkan bahwa hanya warga yang sehat atau tidak menunjukkan gejala sakit, yang dibolehkan ikut dalam penerbangan tersebut.

Uni Eropa tidak melupakan warga negaranya yang membutuhkan, di manapun mereka di dunia," ujar komisioner Uni Eropa untuk manajemen krisis, Janez Lenarcic.

Dikatakannya, Pusat Tanggap Darurat Uni Eropa tengah melakukan kontak dengan negara-negara anggota Uni Eropa dan kedutaan China di Brussels, Belgia untuk operasi evakuasi ini dan "dukungan Uni Eropa lebih lanjut bisa dimobilisasi jika diminta."

Virus corona atau coronavirus ini diyakini berasal dari sebuah pasar hewan di kota Wuhan di mana hewan-hewan eksotik dan daging hewan liar diperdagangkan secara ilegal. Pasar hewan itu telah ditutup dan penyelidikan telah dilakukan otoritas setempat.

Muncul sejak Desember 2019, virus yang memicu gangguan pernapasan ini telah menyebar luas ke sebanyak 31 provinsi, wilayah otonomi dan kotapraja di China. Virus ini juga diketahui telah menyebar hingga ke sedikitnya 16 negara, termasuk Amerika Serikat (AS).(dtk)
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+