RIDHMEDIA - Pemerintah secara resmi memilih Batik Air sebagai maskapai yang mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pesawat itu akan membawa balik WNI menuju Batam, Kepulauan Riau (Kepri) dalam rangka darurat virus Corona.
Pesawat jenis A330-300 CEO ini dilepas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta sekitar pukul 12.00 WIB tadi.
Pesawat Airbus 330 300 CEO ini merupakan pesawat berbadan lebar (wide body) pertama bagi Batik Air. Dari segi kapasitas, pesawat ini terdiri dari 18 kursi Business Class dan 374 kursi Economy Class.
Dalam mengangkut penumpang, tak hanya keamanan dan keselamatan penerbangan (safety first) saja yang dijamin oleh maskapai tersebut, unsur kenyamanan juga menjadi poin penting yang cukup menonjol. Pasalanya semua kursinya dilengkapi dengan layar in-flight entertainment (IFE).
Pesawat berkapasitas besar itu sengaja dibeli Batik Air untuk melayani penerbangan full service jarak jauh hingga ke Timur Tengah pada 25 Oktober 2019 lalu. Pesawat ini rencananya difokuskan untuk perjalanan Umrah.
Ditambah lagi, armada Airbus 330-300CEO ini juga telah didukung atau memiliki peralatan yang dapat menyaring udara di dalam pesawat.
"Batik Air menyampaikan terima kasih atas penunjukan dan kepercayaan pemerintah (regulator) yang telah diberikan kepada Batik Air dalam misi kemanusiaan ini," ujar Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan resminya yang diterima detikcom, Sabtu (1/2/2020).
Untuk diketahui, dalam penerbangannya ke Wuhan, pesawat ini membawa 19 kru dan 30 tim medis, dan telah lepas landas dari Soekarno Hatta dari sekitar pukul 13.00 waktu setempat (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07) dan dijadwalkan tiba di Tianhe Wuhan pada 19.00 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+ 08).
Pelaksanaan penerbangan berpedoman kepada prinsip-prinsip dan standar operasional prosedur (SOP) kesehatan dalam memastikan pengamanan awak pesawat, tim medis, tamu atau penumpang dan lainnya.
Dalam tindakan pencegahan dimaksud, merekomendasikan guna menyediakan dan melakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman (disinfectant spray) sesuai prosedur yang berlaku serta menyediakan dan menggunakan masker dan alat pelindung diri (APD), sarung tangan (hand gloves) dan cairan/ gel pembersih tangan (hand sanitizer) guna antisipasi tertular pada awak pesawat dan petugas layanan darat.
"Setelah pesawat tiba di Indonesia, sesuai SOP akan langsung masuk hangar(pusat perawatan pesawat) guna dilakukan pembersihan, sterilisasi dan perawatan," tambahnya.
Untuk awak pesawat setelah selesai bertugas akan menjalani proses karantina kesehatan dalam tahapan pengawasan (monitoring).(dtk)