Hawa berdiri dari daerah duduknya dan bergeser beberapa langkah kebelakang, ia tahu walau ia tercipta untuk Adam, namun ia merasa malu dan takut kepada Allah swt. walaupun dihatinya sungguh menyukai Adam. Mendapatkan perlakuan ibarat itu, Adam tidak putus asa. Ia tahu itu bukan dosa. Ia tahu isi hati Hawa dan sanggup membacanya.Ia tahu bukannya Hawa menolak, tetapi menghindarinya itu bukan berarti menolaknya, namun dikarenakan ada rasa malu sebagai sifat seorang perempuan. Untuk membaca Kisah Nabi Adam as sebelumnya, silakan Baca Disini.
Walaupun tak sanggup dipungkiri bahwa Hawa juga terpesona dengan wajah Adam yang sungguh tampan.
Tetapi Adam tidak putus asa, ia tahu itu bukanlah suatu dosa, ia juga tahu isi hati Hawa, dan ia tahu bahwa dibalik rasa malu tersimpan cinta sejati. Oleh sebab itu Adam yakin, bahwa Hawa tercipta untuknya. Ketika sudah bersahabat kepada Hawa serta hendak mengulurkan tangannya untuk meraih Hawa, tiba-tiba terdengar bunyi ghaib yang menyeru:
"Hai Adam, tahanlah dirimu, pergaulanmu dengan Hawa tidak halal kecuali dengan mahar dan menikah!" Adam terkejut dan mendengarkan kata-kata itu dengan tekun dan kembali ketempat duduknya dengan taat. Begitu juga dengan Hawa mendengar teguran itu dan hatinya tenteram.
Kedua insan nirwana itu sama-sama melamun seperti menunggu perintah.
Allah Swt Yang Maha Mengetahui dan Maha Sempurna. Dialah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kemudian menyempurnakan nikmat-Nya kepada Adam dan Hawa. Allah Swt. mengetahui bahawa mereka berdua saling memerlukan, segera memerintahkan bidadari-bidadari nirwana untuk menghiasi dan menghibur Hawa dengan membawakan kepadanya perhiasan-perhiasan surga. Sementara itu diperintahkan pula para malaikat langit untuk berkumpul dibawah pohon Syajarah Thuba untuk menjadi saksi atas pernikahan Adam dan Hawa.
Diriwayatkan bahwa pada kesepakatan pernikahan itu Allah Swt. berfirman:
"Segala puji yakni kepunyaan-Ku, segala kebesaran yakni pakaian-Ku, segala kemegahan yakni hiasan-Ku dan segala makhluk yakni hamba-Ku dan dibawah kekuasaan-Ku. Menjadi saksilah kau hai para malaikat dan penghuni langit dan surga, banwa Aku menikahkan Hawa dan Adam, kedua ciptaan-Ku dengan mahar, dan hendaklah keduanya bertahlil dan bertahmid kepada-Ku!"
Malaikat dan para bidadari berdatangan. Setelah ijab kabul final berdatanganlah malaikat dan para bidadari mengembangkan mutiara-mutiara yaqut dan intan-intan permata kemilau kepada kedua pengantin yang agung itu. Lalu diantarkanlah Adam untuk bertemu istrinya Hawa di istana yang sangat megah yang akan mereka tempati.
Ketika Adam hendak mendekati istrinya, Hawa menuntut haknya, yaitu mahar yang telah disyariatkan Allah semenjak semula.
"Mana Mahar?" Hawa bertanya kepada Adam. Ia menolak bersentuhan sebelum mahar dibayarkan kepadanya.
Adam gundah seketika, kemudian menyadari bahwa untuk mendapatkan haruslah bersedia memberi. Bahwa yang demikian itu sudah menjadi ketetapan aturan Allah dalam pernikahan sebagai syarat utama dalam pernikahan.
Adam kemudian berfikir mahar apa yang harus ia berikan kepada Hawa. Adam kemudian bertanya kepada Allah,
"Ilahi Robbi! Apakah gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah, intankah, perak atau permata??"
"Bukan!" Kata Allah.
"Apakah hamba alan berpuasa atau sholat atau bertasbih untuk-Mu sebagai maharnya?"
"Bukan!" tegas bunyi ghaib.
Adam membisu untuk menenangkan jiwanya, kemudian bermohon dengan tekun: "Kalau begitu tunjukilah hamba-Mu jalan keluar!"
Allah Swt. berfirman:
"Mahar Hawa ialah sholawat sepuluh kali kepada Nabi-Ku, Nabi yang bakal Kubangkitkan, yang membawa pernyataan dari sifat-sifat-Ku; Muhammad, cincin permata dari para anbiya? dan epilog serta penghulu segala Rasul. Ucapkanlah sepuluh kali."
Adam merasa lega. Ia kemudian mengucapkan sholawat sepuluh kali sebagai mahar kepada istrinya, sebab Nabi Muhammad yakni Rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam).
Hawa mendengarnya dan menerimannya sebagai mahar. "Hai Adam, sekarang Aku halalkan hawa bagimu". perintah Allah dan dapatlah ia sebagai istrimu!"
Adam bersyukur kemudian masuk kamar istrinya dengan ucapan salam. Hawa menyambutnya dengan suka cita dan penuh kecintaan yang tulus.
Allah Swt. berfirman:
"Hai Adam, diamlah engkau bersama istrimu didalam nirwana dam makanlah (serta nikmatilah) apa saja yang kau berdua ingini, dan janganlah kau berdua mendekati pohon ini sebab (apabila mendekatinya) kau berdua akan menjadi lalim." (QS> Al-A'raaf: 19)
Insya Allah akan kita sambung lagi Kisah Nabi Adam as pada artikel yang akan datang.
Terima kasih atas perhatiannya dan biar bermanfaat. Alhamdulillah
Wassalamu'alaikum Wr.wb