Kisah Nabi Musa 'Alaihi Salam (Bag-1)

Ridhmedia
30/11/12, 06:53 WIB

Nabi Musa as yaitu keturunan dari kaum Bani Israil. Beliau Lahir di Mesir yang pada masa itu diperintah oleh seorang raja yang sangat zalim, yaitu Fir'aun. Fir'aun yaitu seorang raja yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Oleh lantaran itu barangsiapa yang menyembah selain daripadanya, maka dia tidak segan-segan menyiksa, dipenjara bahkan dibunuh. Hal mini sebagaimana telah diterangkan Allah SWT. didalam Al-Quran.

Allah SWT. berfirman:

"Fir'aun berkata: Sungguh kalau kau menyembah Tuhan selain saya, benar-benar saya akan mengakibatkan kau salah seorang dipenjara." (QS. Asy-Syu'araa: 29)

Pada suatu malam Fir'aun bermimpi seolah-olah ia melihat negeri Mesir terbakar habis dan rakyatnya banyak yang mati, pada mimpinya itu hanya orang-orang dari kaum Bani Israil yang tertinggal. esok harinya ia mengumpulkan para jago tenung dan menceritakan wacana mimpinya itu. Sibuklah para jago tenung itu mentabirkan atau menyingkap diam-diam yang terkandung dalam mimpi Fir'aun tersebut. Kemudian para jago tenung itu memberikan arti mimpi fir'aun itu, bahwa akan lahir seorang bayi pria dari bangsa Israil yang nantinya akan meruntuhkan kekuasaan Fir'aun. Ketika mendengar arti mimpinya itu, Fir'aun menjadi khawatir dan takut bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan. Maka segara dia memerintahkan kepada para pengawalnya untuk mengawasi dan segera membunuh setiap bayi pria yang lahir dan tetap membiarkan hidup bayi perempuan.

Allah SWT. berfirman:

"Dan ingatlah dikala kami selamatkan kau dari keluarga Fir'aun (pengikut-pengikutnya) merka menimpakan siksaan yang amat besar kepadamu, mereka menyembelih anak-anakmu yang pria dan membiarkan anak-anakmu yang perempuan, demikian itu yaitu cobaan yang besar dari Allah." (QS.Al-Baqarah: 49)

"Sesungguhnya Fir'aun berbuat adikara di muka bumi dan mengakibatkan rakyatnya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak pria mereka dan menghidupi bawah umur perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang yang berbuat kerusakan." (QS.Al-Qoshosh: 4)

"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi Mesir itu, dan hendak mengakibatkan mereka pemimpin dan mengakibatkan mereka orang-orang yang mewarisi bumi Mesir. Dan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, dan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Hamman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu." (QS.Al-Qoshosh: 5-6)

"Kami ilhamkan kepada ibu Musa supaya disusukannya anak itu, maka apabila takut akan ditangkap Fir'aun, hendaklah hanyutkan ia ke sungai Nil dan janganlah engkau takut dan jangan berduka cita, sungguh Kami akan mengembalikannya kepadamu dan mengakibatkan Rasul." (QS.Al-Qoshosh: 7)

"Kemudian Musa diambil oleh keluarga Fir'aun, alhasil menjadi musuh dan kesusahan bagi mereka. Sungguh Fir'aun dan Haman beserta bala tentaranya amat bersalah. Berkata isterinya Fir'aun: Adalah anak ini menjadi kesukaanku dan hatimu, lantaran itu janganlah ia dibunuh, mudah-mudahan ia mempunyai kegunaan bagi kita dan kita jadikan ia sebagai anak angkat. Sedang mereka tidak merasa." (QS.Al.Qoshosh: 8-9)

"Kemudian hati ibu Musa menjadi kosong, hampir ia melahirkan apa yang ada dalam hatinya itu, tidak Kami menetapkan hatinya, ia supaya masuk golongan orang yang beriman. Berkata ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: Cobalah... kau perhatikan keadaan Musa itu...! Lalu ia memperhatikan dari kejauhan, sedangkan mereka (keluarga Fir'aun) tiada merasa akan hal yang sedemikian itu." (QS.Al-Qoshosh: 10-11)

"Kami enggankan hati Musa untuk menyusu kepada wanita-wanita yang disediakan Fir'aun, kemudian tiba saudari Musa menghadap raja, seraya berkata: Maukah baginda saya tunjukkan seorang perempuan yang akan menyusukan anak ini dan memelihara serta mendidiknya...? Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya bahagia hatinya dan tiada lagi berduka cita dan supaya ia tahu, bahwa perjanjian Allah itu benar, tetapi kebanyakkan mereka itu tidak mengerti." (QS.Al-Qoshosh: 12-13)

"Ketika Musa telah terpelajar balig cukup akal dan telah masak fikirannya, Kami anugerahkan kepadanya pesan yang tersirat dan ilmu pengetahuan. Begitulah Kami membalas orang-orang yang berbuat kebaikan. Pada suatu hari masuklah Musa kedalam kota, sedang penduduknya tidak kenal akan dia, kemudian berjumpa dengan dia orang lelaki yang berkelahi, salah seorang daripadanya sebangsa dengan dia yaitu bangsa Israil dan musuhnya orang Mesir. Kemudian minta tolong orang yang sebangsa dia untuk melawan musuhnya, kemudian Musa memukul musuh orang itu, sehingga mati. Berkata Musa: Oh, ini pekerjaan syaithan, sungguh syaithan itu musuh yang nyata.

Berkata Musa: Wahai Tuhanku, bahu-membahu saya telah aniaya kepada diri saya sendiri, lantaran itu ampunilah dosa-dosa saya. Kemudian Allah mengampuni dosanya, sungguh Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Berkata Musa: Wahai Tuhanku! Oleh lantaran Engkau telah memberi kenikmatan kepada saya, maka janganlah saya hendaknya menolong orang yang berdosa lagi." (QS.Al.Qoshosh: 14-17)

"Kemudian yaitu Musa berhati takut tinggal dikota itu, sambil menyelidiki, tiba-tiba orang yang minta tolongnya kemarin tiba kepadanya untuk minta tolong lagi. kemudian Musa berkata kepadanya: Sungguh engkau orang sesat yang nyata. Ketika Musa hendak memegang musuh orang itu, kemudian orang itu berkata kepada Musa: Hai Musa! Adakah engkau hendak membunuh saya sebagaimana engkau telah membunuh orang kemarin? Rupanya engkau hendak menjadi orang yang ganas di muka bumi ini dan bukan engkau hendak memperbuat kebaikan. kemudian tiba seorang lelaki dari ujung kota dengan bersegera kemudian katanya: Hai Musa! Sesungguhnya orang-orang aristokrat telah bersepakat hendak membunuh engkau, lantaran itu hendaklah engkau lari dari sini, sungguh saya semata-mata memberi pesan tersirat kepada engkau. Maka keluarlah Musa dari sana dengan ketakutan serta memperhatikan orang yang akan menangkapnya, kemudian ia berkata: Wahai Tuhanku! Lepaskanlah saya dari siksaan orang-orang yang aniaya. Ketika ia hingga di negeri Mad-yan, kemudian berkata: Mudah-mudahan Tuhan memberikan kepada saya ke jalan yang benar." (QS.Al-Qoshosh: 18-22)

demikianlah Nabi Musa yang kemudian melarikan diri meninggalkan negeri Mesir, lantaran takut dibunuh Fir'aun. Dalam perjalanannya yang tanpa arah dan tujuan kemdian dia beristirahat dibawah sebatang pohon di kawasan Mad-yan, sambil berkata, Mudah-mudahan Tuhan memberi petunjuk kepadaku ke jalan yang benar.


Bersambung.....

Komentar

Tampilkan

Terkini