Allah Subhanahu Wa Ta'alaa telah membuat insan itu dalam tiga cara. Pertama, Allah mencitptakan insan yang tidak ada mediator mirip Nabi Adam a.s yang dalam penciptaannya tanpa mediator ayah dan ibu. Kedua,Allah membuat insan dengan mediator ayah dan ibu. Dan yang ketiga, Allah membuat insan tanpa ayah.
Isa Al Masih ialah seorang Nabi dan Rasul Allah yang lahir dari seorang perempuan yang suci, yaitu Maryam binti Imran tanpa karena seorang pria atau mempunyai suami. Sesungguhnya dibalik cerita kelahiran Nabi Isa alaihi salam ialah sebuah ujian besar bagi orang-orang yang mau memakai akalnya untuk berfikir, yaitu percaya atau tidak atas kekuasaan Allah SWT.
Maryam ialah seorang perempuan yang soleha semenjak kecil hingga ia menjadi dewasa. Pada suatu hari dikala Maryam berada dikamarnya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan kehadiran seorang pria yang tidak diketahui darimana datangnya, padahal pintu kamar selalu terkunci. Melihat insiden itu dia eksklusif cepat-cepat mengusir pria itu agar keluar dari kamarnya. Dengan senyum pria itu berkata kepada Maryam :
"Janganlah takut, saya tidak akan berbuat jahat kepadamu, sesungguhnya saya ialah utusan Allah yaitu Jibril memberi kabar bahwa Allah hendak memberimu seorang anak yang bersih."
Maryam menjadi terkejut lagi mendengar perkataan malaikat Jibril itu, sebab dalam pikirannya bagaimana sanggup dirinya mempunyai anak, sedangkan dirinya tidak pernah sekali pun disentuh seorang pria dan dia bukanlah orang jahat.
Allah berfirman :
"Dibuatnya dinding antaranya dan antara mereka itu, kemudian Kami utus kepadanya seorang malaikat (Jibril), kemudian ia mirip seorang insan yang sempurna. Berkata Maryam : Sesungguhnya saya berlindung kepada Tuhan Yang penyayang daripada kejahatan engkau, jikalau engkau orang yang takut kepadaNya. sahut malaikat : Sesungguhnya saya ialah utusan Allah untuk memberimu anak yang bersih. Jawab maryam : Bagaimana saya akan memperoleh seorang anak sedang seorang manusiapun tak pernah menyentuh tubuhku dan saya bukan pula seorang yang jahat. Jibril berkata : Demkianlah halnya, Tuhanmu telah berfirman : Perkara itu amat gampang bagi-Ku, agar Kujadikan suatu tanda kekuasaan kepada insan dengan rahmat-Ku. Adalah insiden itu suatu perkara yang diluluskan" (QS. Maryam : 17-21)
Kemudian malaikat Jibril meniupkan Ruhul Qudus, yaitu ruh suci kedalam kandungan Maryam sehingga dia menjadi hamil. Kandungannya semakin bertambah besar dan tersiarlah kehamilannya hingga kepada orang-orang kampung, sehingga mereka menuduh bahwa Maryam binti Imran telah melaksanakan perbuatan zina sehingga hamil. Ketika ia mencicipi gejala akan melahirkan, ia meninggalkan rumah dan kampungnya untuk menghindari caci maki dan fitnah yang dilakukan oleh penduduk terhadap dirinya. Setelah hingga disuatu tempat, Maryam kemudian berteduh cdan duduk dibawah sebuah pohon kurma, sedang gejala mau melahrkan sudah mulai terasa. Dalam keadaan yang demikian, pikirannya semakin tidak menentu, bunyi cacian terus menghantui pikirannya, sehingga ia merasa tidak mempunyai kegunaan bagi manusia. Oleh sebab itulah, Maryam kemudian berdoa kepada Allah agar ia dimatikan sebelum melahirkan anaknya.
Allah berfirman : "Maka hamillah Maryam, kemudian ia berpindah ke kawasan yang jauh dari familinya.Maka berteduhlah ia dibawah pohon kurma, tengah sakit melahirkan anak, iapun berkata : Aduhai nasibku, lebih baik saya mati sebelum ini, tentu saya dilupakan oleh insan dengan selupa-lupanya. Ketika itu Jibril menyeruh dibawahnya : Janganlah engkau berduka cita. Sesungguhya Tuhanmu telah menyebabkan seorang yang berpangkat tinggi dibawah penjagaanmu. Goyangkanlah pohon kurma itu, pasti berguguran buah-buahnya yang masak-masak untuk engkau makan. Makan dan minumlah serta senangkan hatimu. Jika engkau melihat seorang insan yang bertanya perihal anakmu, katakanlah : Sesungguhnya saya telah nadzar kepada Tuhan akan berpuasa dan tiada berbicara dengan insan pada hari ini. (QS. Maryam : 22-26)
Setelah mendengar gosip yang disampaikan oleh malaikat Jibril, kemudian senanglah Maryam dan hilanglah kesedihan yang tadinya mencakup hatinya. Dengan membawa keyakinan kepercayaan kepada Allah, kemudian Maryam pulang kepada keluarganya dengan membawa anaknya yang sudah ia lahirkan, yaitu Isa Al Masih bin Maryam. Ketika hingga dirumahnya, orang-orang berbondong-bondong mendatangi rumah maryam. Kembali Maryam menerima penghinaan yang sangat menyakitkan hatinya namun ia tetap tabah menghadapi orang-orang yang mencaci makinya itu. Mereka tak henti-hentinya melontarkan kata-kata olok-olokan yang penuh hinaan, tetapi ada juga diantara mereka yang merasa kasihan kepada Maryam dengan menanyakan siapa bapak dari anak ini dn tentu akan diminta pertanggung jawaban. Mendengar pertanyaan itu, Maryam kemudian memberi instruksi kepada anaknya (Nabi Isa as) yang maksudnya tanyakan saja kepada anaknya. Kemudian mereka semua berkata : "Bagaimana kami akan bertanya kepada anakmu, sedangkan ia masih bayi belum sanggup berbicara."
Kemudian Nabi Isa yang masih bayi itu berbicara kepada mereka : "Sesungguhnya saya ini seorang hamba Allah, diberikan kepada saya sebuah kitab (Injil) dan saya dijadikan Nabi.Saya dijadikan-Nya seorang yang mempunyai kegunaan kepada insan dimana saja saya berada, di wasiatkan kepada saya mengerjakan sholat dan mengeluarkan zakat,selagi saya masih hidup.Dan saya berbakti kepada ibuku dan tiadalah dijadikan saya seorang yang sombong dan pendurhaka. Selamatlah diriku dikala dilahirkan dan di hari matiku dan di hari kelak hidup kembali."
Setelah Nabi Isa as sudah dewasa, dia kemudian melaksanakan tugasnya sebagai seorang Nabi dan Rasul Allah. Beliau menyeru kepada umatmya agar beriman kepada Allah. Perjuangan Nabi Isa dalam berdakwah menegakan agama tauhid sebagai penerus risalah Allah yang sebelummya telah dilalui oleh Nabi dan Rasul terdahulu, mirip nabi Daud yang diberi Allah kitab Zabur dan nabi Musa dengan kitab Taurat, sedangkan Nabi Isa diberi Allah kitab Injil. Tantangan dan cobaan serta penghinaan terhadap Nabi Isa tiba dengan sangat keras, hingga ada upaya hendak membunuh Nabi Isa, sebab tidak suka kepada aliran yang dibawa beliau.
Pada suatu hari ialah seorang murid dan sekaligus merupakan sahabatnya sendiri yang berjulukan Yahuza Iskarit (Yudas Iskariot) telah berkhianat dan kemudian melaksanakan musyawarah kepada orang-orang kafir (Yahudi) yang merencanakan hendak membunuh Nabi Isa as. Setelah menerima kesepakatan, pada suatu hari yang telah direncanakan kemudian mereka keluar mencari Nabi Isa dengan tujuan untuk membunuhnya. Yahuza sangat mengetahui dimana Nabi isa berada. Yahuza kemudian bersama Nabi Isa, dikala orang-orang kafir mngejar Nabi Isa, Yahuza ikut lari bersama Nabi Isa seperti tidak nampak bahwa dia ialah seorang penghianat dan dia juga ialah orang yang pertama kali merencanakan hendak membunuh dan menyalib Nabi Isa as. Tetapi atas santunan Allah SWT. Nabi Isa as selamat dari planning pembunuhan itu dengan mengangkat dia ke langit. Nasib naas yang dialami oleh Yahuza, sebab Allah SWT. telah mengutuknya, yaitu diserupakan wajah Yahuza mirip dengan wajah Nabi Isa as. Orang-orang kafir mengira dia ialah Nabi Isa kemudian dia tertangkap dan dibunuh serta disalib oleh orang-orang kafir (sekutunya sendiri). Sebgaimana telah diterangkan Allah di dalam Al Alquran yang berbunyi :
"Orang-orang yang durhaka itu,idaklah mereka membunuh dan menyalib Isa, melainkan orang yng diserupakan Allah dengan Isa itulah yang disalib mereka." (QS. An-Nisa : 157)
Sebenarnya Yahuza meminta tolong dan memberitahu bahwa ia bukan Nabi Isa, tetapi mereka orang-orang kafir tidak mempercayainya.
Nabi Isa ialah seorang utusan Allah dan aliran yang dibawanya ialah aliran yang sama mirip para nabi dan rasul sebelumnya, yaitu menyeru kepada kaumnya untuk menyembah hanya kepada Allah bukan yang lain, sebab tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah. Nabi Isa juga tidak pernah mngajarkan atau menyeru kepada kaumnya menyampaikan jadikanlah saya dan ibuku (Maryam) sebagai Tuhan selain daipada Allah. Sebagaimana Allah SWT bertanya kepada Nabi Isa as yang terdapat dalam Al Alquran yang berbunyi :
"Dan ingatlah Allah berfiman : Hai Isa anak Maryam ! Adakah kau menyampaikan kepada insan mirip ini ? Jadikanlah saya dan ibu saya sebagai Tuhn selain daripada Allah ? Isa menjawab : Maha suci Allah,tiadalah sepantasnya bagi saya menyampaikan yang demikian, jikalau bersama-sama saya menyampaikan yang demikian,niscaya Engkau mengetahuinya, sebab Engkau mengetahui apa-apa yang ada pada diri saya dan tidaklah saya mengetahui akan apa yang ada pada diri Engkau,sesungguhnya Engkau yang lebih mengetahui akan sesuatu yang tersembunyi. Tiada yang saya katakan kepadanya, melainkan apa yang Engkau perintahkan kepada saya,yaitu ; Supaya kau menyembah Allah,Tuhan saya dan Tuhan kau dan ialah saya menjadi saksi atas mereka selama saya masih hdup bersama mereka. Maka manakala saya Engkau wafatkan, ialah Engkau menjaga mereka dan Engkaulah yang menjadi saksi atas setiap sesuatu." (QS. Al-Maidah : 116-117)
Selesai.............