Sepotong Roti Penebus Dosa

Ridhmedia
30/11/13, 16:26 WIB


Abu Burdah bin Musa Al-Asy�ari meriwayatkan, bahwa dikala menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kau akan dongeng perihal seseorang yang mempunyai sepotong roti."

Dahulu kala di sebuah kawasan ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah beliau tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, beliau digoda oleh seorang perempuan sehingga diapun termakan dalam bujuk rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri. Setelah ia sadar, maka ia kemudian bertaubat, sedangkan kawasan ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud.

Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia hingga ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, alasannya yaitu sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga kesannya beliau tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu. Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendita yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya menerima sebuku roti.

Pada waktu yang lain, tiba pula orang lain yang membagi-bagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga menerima bahagian, alasannya yaitu disangka sebagai orang miskin. Rupanya salah seorang di antara orang miskin itu ada yang tidak menerima bahagian dari orang yang membahagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membahagikan roti itu ia berkata: "Mengapa kau tidak memperlihatkan roti itu kepadaku." Orang yang membagikan roti itu menjawab: "Kamu sanggup melihat sendiri, roti yang saya bagikan semuanya telah habis, dan saya tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu buku roti." Mendengar ungkapan dari orang yang membagikan roti tersebut, maka lelaki yang sedang bertaubat itu kemudian mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak menerima bahagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia.

Di hadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang bertaubat itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadat yang dilakukan selama tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam. Akan tetapi dikala dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan sebuku roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata amal sebuku roti tersebut sanggup mengalahkan perbuatan dosanya selama tujuh malam itu. Kepada anaknya Abu Musa berkata: "Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang mempunyai sebuku roti itu!" (abatasa/1001 Kisah Islami)

Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+