Dongeng Nabi Ayub As

Ridhmedia
20/11/13, 17:29 WIB


Nabi Ayub AS yaitu putra Ish bin Ishak bin Ibrahim. Nabi Ayub yaitu seorang yang kaya raya. Istrinya banyak, anaknya banyak hartanya melimpah ruah dan ternaknya tak terbilang jumlahnya. la hidup makmur dan sejahtera. Walau demikian ia tetap tekun beribadah. Segala nikmat dan kesenangan yang di karuniakan kepadanya tak hingga melupakannya kepada Allah. ia gemar berbuat kebajikan, suka menolong orang yang menderita terlebih dari golongan fakir miskin....


Para Malaikat di langit terkagum-kagum dan sama membicarakan ketaatan Ayub dan keikhlasannya dalam beribadah kepada Allah.

Iblis yang mendengar pembicaraan itu merasa iri dan ingin menjerumuskan Ayub semoga menjadi orang yang tidak sabar dan celaka.

Pertama Iblis mencoba sendiri menarik hati Nabi Ayub semoga tersesat dan tak mau bersyukur kepada Allah. Namun ia gagal. Nabi Ayub tak tergoyahkan.

Iblis kemudian menghadap Allah. Minta izin untuk menarik hati Nabi Ayub : "Wahai Tuhan, tolong-menolong Ayub yang senantiasa patuh dan berbakti menyembah-Mu, senantiasa, memuji-Mu, tak lain hanyalah alasannya yaitu takut kehilangan kenikmatan yang telah Engkau berikan kepadanya. Semua ibadah tidak nrimo dan bukan alasannya yaitu cinta dan taat kepada-Mu. Andaikata ia terkena petaka dan kehilangan harta benda, bawah umur dan istrinya belum tentu ia akan teat dan tetap nrimo menyembah-Mu."

Allah berfirman kepada Iblis : "Sesungguhnya Ayub yaitu hamba­Ku yang sangat taat kepada-Ku, ia seorang mu'min yang sejati. Apa yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Ku yaitu semata­-mata didorong iktikad yang teguh besar lengan berkuasa dan taat yang bundar kepada-Ku. Iman dan taqwanya takkan tergoyah oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya kepada-Ku dan kebajikannya tidak akan menurun dan menjadi berkurang walau ditimpa petaka apapun yang melanda dirinya dan hartanya. la yakin bahwa siapa yang ia miliki yaitu pemberian-Ku yang sewaktu-waktu sanggup Aku cabut daripadanya atau menjadikannya berlipat ganda. la higienis dari segala tuduhan dan prasangkamu. Engkau tidak rela melihat hamba-hamba-Ku anak cucu Adam berada di atas jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati Ayub dan keyakinannya pada takdirKu. Kuizinkan kau menarik hati dan memalingkannya dariKu. Kerahkanlah pembantu-pembantumu untuk menarik hati Ayub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah keluarganya yang rukun hening sejahtera itu. Lihatlah hingga dimana kemampuanmu untuk menyesatkan hamba-Ku, Ayub itu."

Demikianlah, Iblis dan para pembantunya kemudian mulai menyerbu keimanan Ayub. Mula-mula mereka membinasakan binatang ternak peliharaan Nabi Ayub. Satu persatu hewan-hewan itu mati bergelimpangan disusul lumbung-lumbung gandum dan lahan pertanian Nabi Ayub terbakar dan musnah.

Iblis mengira Ayub akan berkeluh kesah sesudah kehilangan ternak dan lahan pertaniannya itu. Namun Ayub tetap berbaik sangka kepada Allah. Segalanya ia serahkan kepada Allah. Harta yaitu titipan Allah sewaktu-waktu sanggup saja diambil lagi.

Berikutnya Iblis dan pembantu-pembantunya mendatangi putra­-putra Nabi Ayub di gedung yang besar dan megah. Mereka goyang­-goyangkan tiang-tiang gedung sehingga gedung itu kemudian roboh dan anak- anak Nabi Ayub mati semua.

Iblis mengira usahanya berhasil menggoyahkan iktikad Nabi Ayub yang sangat mencintai putra-putranya itu, namun mereka kecele. Nabi Ayub, tetap berserah diri kepada Allah. Nabi Ayub bersedih hati dan menangis tapi jiwa dan hatinya tetap kokoh dalam keyakinan bahwa bila Allah Yang Maha Pemberi menghendaki semua ini maka tak ada seorang pun bisa menghalangi-Nya.

Selanjutnya Iblis menaburkan baksil di sekujur badan Nabi Ayub sehingga ia menderita sakit kulit yang menjijikkan. Famili dan tetangganya menjauhinya. Istri-istrinya banyak yang melarikan diri. Hanya seorang yang setia mendampinginya yaitu Rahmah.

Para tetangga Nabi Ayub tidak mau ketularan penyakit, sehingga mereka - terutama kaum ibu secara terang-terangan mengusir Nabi Ayub dari perkampungan.

Mereka pergi ke ujung desa, erat pembuangan sampah. Namun di sana orang-orang yang tidak terima. Mereka tetap mengusir Nabi Ayub. Maka pergilah Nabi Ayub dan Rahmah ke sebuah kawasan yang sepi dari manusia.

Waktu tujuh tahun dalam penderitaan terus-menerus memang merupakan ujian berat bagi Ayub dan Rahmah. Namun Nabi Ayub bisa bersabar dan tetap berdzikir menyebut Asma Allah.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Rahmah terpaksa bekerja pada pabrik roti. Pagi berangkat sorenya kembali ke rumah pengasingan. Namun lama-lama majikannya mengetahui bila Rahmah yaitu istri Nabi Ayub yang berpenyakitan. Mereka khawatir Rahmah membawa baksil yang sanggup menular melalui roti, maka Rahmah diberhentikan dari pekerjaannya.

Rahmah yang setia ini masih memikirkan suaminya. la meminta majikannya semoga memberinya hutang roti. Majikannya menolak. Majikannya hanya mau memberi roti bila Rahmah rela memotong gelung rambutnya yang panjang, padahal gelung rambut itu sangat disukai suaminya.

Rahmah kesannya setuju. Namun sesampainya Rahmah di rumah Nabi Ayub menyangka Rahmah telah menyeleweng, padahal tidak.

Pada suatu hari, mungkin alasannya yaitu tidak tahan dalam penderitaan atau alasannya yaitu apa. Rahmah pamit meninggalkan suaminya. la akan bekerja untuk menghidupi suaminya. Nabi Ayub melarangnya, namun Rahmah tetap pergi sembari berkeluh kesah.

'Kiranya kau telah terkena bujukan setan, sehingga berkeluh kesah atas takdir Allah. "kata Ayub kepada istrinya. "Awas kelak bila saya sudah sembuh kau akan kupukul seratus kali. Mulai dikala ini tinggalkanlah saya seorang diri, saya tak membutuhkan pertolonganmu hingga Allah memilih takdir-Nya.

Setelah ditinggal Rahmah, satu-satunya orang yang masih mencintai dan merawatnya sekarang Nabi Ayub hidup seorang diri. Di dalam kamarnya ia bermunajat kepada Allah "Ya Allah, saya telah diganggu oleh setan dengan kepayahan dan kesusahan serta siksaan dan Engkau wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Allah mendapatkan do'a Nabi Ayub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iktikad dalam menghadapi cobaan. Berfirman Allah kepada Nabi Ayub : "Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ air akan-memancar dan dengan air itu kau akan sembuh dari semua penyakitmu. Kesehatan dan kekuatanmu akan pulih kembali bila kau pergunakan untuk minum dan mandi."

Demikianlah, sesudah Nabi Ayub minum dan mandi air yang memancar dari bawah kakinya, maka ia sembuh menyerupai sediakala.

Sementara itu Rahmah yang telah pergi meninggalkan Nabi Ayub lama-lama merasa kasihan dan tak tega membiarkan Nabi Ayub seorang diri. la tiba menjenguk, namun ia tak mengenali suaminya lagi. Karena Nabi Ayub sudah sembuh dan keadaannya jauh lebih baik daripada sebelumnya. Lebih sehat dan lebih tampan. Nabi Ayub gembi­ra melihat istrinya kembali, namun ia ingat sumpahnya yaitu ingin memukul istrinya seratus kali. la harus melakukan sumpah itu. Kini ia bimbang, istrinya sudah turut menderita sewaktu bersama-sama dengannya selama tujuh tahun ini; akankah ia memukulnya seratus kali.

Dalam kebimbangan datanglah wahyu Allah yang menunjukkan jalan keluar. Firman Allah : "Hai Ayub, ambillah lidi seratus buah dan pukullah istrimu itu sekali saja, dengan demikian tertebuslah sumpahmu."

Ya dengan lidi seratus, dipukulkan pelan sekali, maka sumpahnya sudah terlaksana. Berkat kesabaran dan keteguhan imannya Nabi Ayub dikaruniai lagi harta benda yang melimpah ruah. Dari Rahmah ia menerima anak berjulukan Basyar, dikemudian hari ia menerima julukan Dzulkifli artinya : Punya Sanggup. Dzulkifli kesannya jugs menjadi Nabi dan Rasul.

Kisah dongeng Islam
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+