Dawood Beale : Dulu Anggap Islam Sebagai Musuh

Ridhmedia
24/05/14, 16:26 WIB


Dawood Beale, begitu nama yang diberikan sehabis ia memeluk Islam. Selama ini Dawood hidup terpisah dengan orangtuanya alasannya yaitu harus melanjutkan pendidikan di daerah lain. Namun, ia berusaha untuk tetap bekerjasama dengan keluarganya.

Pendeta Dawood, Friar Kevin, yaitu seorang laki-laki yang hebat. dawood sangat menghormatinya. Tapi, dikala Dawood memanjatkan doa, ia merasa berdoa kepada Tuhan, bukan kepada Yesus. Ia tak merasa Yesus sanggup mendengarnya atau beliau berada di sini, di dunia. Meski begitu, ia juga sangat menghormatinya.

Selain itu, ia mengaku sangat membenci Islam. Seperti kebanyakan orang Inggris lainnya, ia merasa Islam yaitu musuh. Memang ia mempunyai beberapa sobat Muslim, mereka juga baik, tetapi menurutnya terorisme sangat jahat.

Ia juga telah memaafkan orangtuanya atas segala permasalahan mereka yang berimbas pada kehidupannya. Ayah Dawood juga telah mengubah jalan hidupnya. Sebelumnya, ia tinggal di jalanan di London selama 7 tahun sebelum kesudahannya menjalani rehabilitasi dan kemudian memulai hidup dengan baik dan menghentikan mengonsumsi obat-obatan.

Lalu ayahnya mengajak berlibur bersama ke Moroko. Di situlah ia menyadari umat Islam sangat baik. Kehidupannya berbalik dan tanpa sadar ia dengan cepat sangat mengasihi Islam. Kebanyakan orang menerka kebenciannya terhadap Islam justru membuatnya menjadi Muslim. Akan tetapi alasan salah satunya alasannya yaitu mereka benar-benar orang yang baik dan memperhatikannya.

Akhirnya, datang waktu pulang. ia semakin tertarik terhadap Islam. Meskipun ia juga suka akan konsep Tuhan dalam Kristen, tetapi ia tidak tertarik untuk mempelajari atau mendengarkannya. Terkadang dikala membaca Alkitab selama beberapa jam, ia tidak memahaminya.

Tapi berbeda dengan Islam. Larangan minum alkohol dalam Islam sangatlah masuk nalar dan masa muda Dawood membuktikannya. Nilai keluarga juga ditekankan dalam Islam. Ia merasa Islam mempunyai semua jawabannya. Ia yakin, niscaya goresan pena tersebut merupakan kata-kata Tuhan.
"Bagaimana sanggup sebuah buku yang ditulis 1.400 tahun yang kemudian menjawab semua permasalahan kehidupanku?" tanya Dawood menyerupai dikutip Onislam.net.

Ia pun membaca perihal Nabi Muhammad, dan ia benar-benar menghormatinya. Sehingga pribadi ia putuskan untuk mengikuti jejaknya alasannya yaitu fatwa Nasrani tak membuatnya tertarik. Ia juga mengunjungi Siprus dan menemui Syekh di sana.
Kemudian ia mengucapkan kalimat syahadat dan diberi nama Dawood. Ia juga mengunjungi sejumlah daerah Islam di Siprus dan berguru untuk beribadah. Ketika kembali, ia masih ingin mempelajari Islam. Perlahan-lahan ia mulai membaca Alquran. Karena tidak mengerti artinya, maka sehabis membaca Alquran, ia baca lagi terjemahannya.



"Aku sangat senang memeluk agama ini. Sedangkan keluarga dan teman-temanku yang awalnya terkejut, sekarang mulai mendapatkan keputusanku," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.


Republika
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+