Yazid Bin Harun, Ulama Yang Ditakuti Penguasa

Ridhmedia
28/06/17, 13:48 WIB

1001-Kisah Islami.Com- Pada tahun 118 Hijriyah, lahir seorang ulama yang berjulukan Yazid bin Harun bin Zadzi. Panggilan dekat ulama yang beretnis Bukhara, sebuah tempat yang kini berada di Afghanistan, yaitu Abu Khalid. Beliau lahir dan besar di daerah sekitar Baghdad, Irak.

Guru dari Imam Ahmad bin Hambal ini memiliki kharisma yang luar biasa. Kharisma itu muncul sebab kesaksian dari para guru dan murid-murid ia yang mengenal ia sebagai ulama yang tsiqah. Hampir tak seorang pun dari guru dan murid ia yang mendapati kekurangan beliau. Hadits yang ia riwayatkan yaitu hadits yang shahih.

Kuatnya hafalan Abu Khalid Yazid bin Harun sudah dikenal di seluruh penjuru negeri muslim ketika itu. Bahkan, dari sisi itu, ia mengalahkan salah seorang guru Imam Syafi’i, Waqi’ bin Al-Jarrah. Imam Ahmad bin Hambal menyatakan bahwa kuatnya periwayatan hadits dari Yazid bin Harun hingga pada peringkat mutqin yang melebihi dari sekadar hafizh.

Imam Asy-Syafi’i pernah menyaksikan bahwa Yazid bin Harun hafal sekitar 24 ribu hadits, berikut sanadnya.

Selain kelebihan hafalan dan akhlak, Yazid bin Harun dikenal sebagai sosok ulama yang memiliki kekuatan ibadah luar biasa. Beliau biasa shalat dari mulai Isya hingga hingga waktu Shubuh, nyaris tanpa istirahat. Dan terbiasa shalat dari mulai Zhuhur hingga tiba waktu Ashar, juga tanpa istirahat. Hal itu biasa dilakukan sang ulama selama 47 tahun.

Sepanjang shalat dan munajat itu, Yazid bin Harun kerap menangis sebab ketundukannya kepada Allah swt. Sedemikian seringnya menangis, ulama yang tegas dalam soal amar ma’ruf dan nahyu munkar ini mengalami kebutaan secara bertahap. Mulai dari mata kiri, lalu yang kanan.

Kalau ia sedang menunjukkan ta’lim di Baghdad, sekitar 70 ribu orang hadir untuk menyimak kajian yang ia sampaikan. Termasuk di antara mereka Imam Ahmad bin Hambal.

Walau sebagai guru, Yazid bin Harun sangat menghormati Imam Ahmad bin Hambal. Pernah suatu kali, ketika ia sedikit bercanda di ketika mengisi sebuah pengajian, salah seorang akseptor terdengar berdehem. Yazid pun mengatakan, ”Siapa yang gres saja berdehem?”

Hal itu ia tanyakan sebab kondisi fisik ia yang buta dan rasa sensitif ia kalau-kalau ada yang tidak beres dari tingkah beliau. Seseorang pun menjawab, ”Itu bunyi Ahmad bin Hambal!”

Yazid bin Harun pun pribadi menyatakan, ”Kenapa kalian tidak sampaikan kepadaku jikalau Ahmad bin Hambal hadir di sini, biar saya tidak bercanda di hadapan kalian!”

Kharisma yang luar biasa itulah yang menciptakan penguasa Al-Makmun tidak berani macam-macam selama sang ulama itu masih hidup.

Pernah Al-Makmun menyatakan, jikalau saja Yazid bin Harun tidak ada, saya sudah menyatakan bahwa Quran itu makhluk.

Seorang staf istana bertanya, ”Kenapa Anda begitu segan dengan Yazid bin Harun?”

Al-Makmun menjelaskan, Aku sangat mengakui kharisma ia yang begitu dihormati dan dijadikan referensi oleh hampir semua rakyatku. Kalau saya menyampaikan itu, dan niscaya Yazid bin Harun akan membantahku, maka rakyat akan bergejolak. Dan itu merupakan tragedi untukku!

Yazid bin Harun meninggal dalam usia 89 tahun di masa pemerintahan Al-Makmun, pada tahun 206 Hijriyah.

Seorang sobat Imam Ahmad bin Hambal menceritakan sebuah mimpi yang ia alami. Dalam mimpi itu, ia bertemu dengan Yazid bin Harun. Ia bertanya, ”Apakah Anda didatangi Malaikat Munkar dan Nakir sesudah Anda dimakamkan?”

Dalam mimpi itu, Yazid bin Harun menjawab, ”Benar. Mereka menanyakanku: siapa Tuhanmu? Apa agamamu?”

Lalu kujawab, ”Apakah pertanyaan ibarat ini yang kailan ejekan kepadaku? Sungguh, ketika di dunia, saya biasa mengajarkan hal itu kepada manusia!”

Mendapati tanggapan ibarat itu, Malaikat Munkar dan Nakir menyatakan, ”Kamu benar. Karena itu, silakan Anda tidur ibarat pengantin baru.” (muhammadnuh@eramuslim.com)/Min ’Alam As-Salaf

Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+