Ada China Di Balik Esemka

Ridhmedia
07/09/19, 07:32 WIB

[]  Setelah dinantikan selama tujuh tahun, kesannya pabrik kendaraan beroda empat Esemka memproduksi produk perdana mereka, pikap Bima. Peresmiannya dilakukan pribadi oleh Presiden Jokowi, pada Jumat 6 September 2019.

Selain meresmikan pabrik dan membuka selubung Bima, mantan wali kota Solo yang sempat ikut menggaungkan nama Esemka itu juga menyempatkan diri berkeliling naik Bima, ditemani Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.

Kehadiran Bima menyita perhatian banyak masyarakat Indonesia. Selain nama Esemka yang memang dinantikan gebrakannya, kendaraan beroda empat komersial tersebut juga menerima kritikan dari beberapa orang.

Bima disebut seolah-olah dengan salah satu pikap buatan sebuah perusahaan di China, yakni Changan Star Truck. Kemiripan tampak pada bab bodi depan, mulai dari beling sampai pintu. Bentuk bumper pun sama, hanya desainnya yang berbeda.

Menanggapi hal tersebut, pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu mengaku tidak heran. Karena, komponen yang digunakan oleh Esemka sebagian besar masih impor.

"Awal sejarahnya, (Esemka) banyak impor dari China," ujarnya, dikutip dari VIVAnews, Sabtu 7 September 2019.

Tak hanya itu, berdasarkan Yannes, duplikasi produk di dunia bisnis, terutama barang-barang dari China, sangat mungkin terjadi. Contohnya, pemilik modal sanggup membeli produk China tanpa label, kemudian memberinya merek dan kemudian menjualnya.

"Kalau Jepang, kontrol produknya dijaga. Kalau China, lebih terbuka, lebih berbasis dagang murni,” tuturnya.

Seperti diketahui, dikala menjabat sebagai walikota Solo, Jokowi pernah mempromosikan Sport Utility Vehicle (SUV) rakitan yang digarap siswa sekolah kejuruan.

Kala itu ada dua tipe kendaraan beroda empat dari lima unit yang menarik perhatian Jokowi: sport utility vehicle (SUV) berjulukan Rajawali kreasi SMKN 2 Surakarta dan Sekolah Menengah kejuruan Warga Surakarta, serta tiga kendaraan beroda empat kabin ganda bernama Digdaya kreasi SMKN 2 Surakarta, SMKN Warga Surakarta, dan SMKN 5 Surakarta.

Beberapa bulan setelahnya, secara resmi kendaraan beroda empat Esemka Rajawali diserahterimakan ke Jokowi pada Januari 2012. Namun, alasannya ialah kendaraan beroda empat Esemka dikala itu belum lulus uji emisi, Jokowi menghendaki semoga kendaraan dinasnya itu dibawa ke Jakarta untuk diuji ulang. Pada Februari 2012, dikala dites kali kedua, kendaraan beroda empat tersebut kembali gagal uji emisi.

Tim kendaraan beroda empat Esemka dikala itu memutar otak, melaksanakan aneka macam kajian semoga sanggup mengaspal dengan legal. Berat kendaraan beroda empat kala itu menjadi duduk perkara utama karena terlalu berlebih untuk mesin 1.500 CC.

Hingga akhirnya, sehabis melewati tes kali keenam, berat kendaraan beroda empat yang semula 2.200 kilogram sanggup dipangkas menjadi 1.640 kg. Ini menciptakan kendaraan beroda empat Esemka Rajawali lolos aneka macam tes di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor dari Kementerian Perhubungan. 

Mobil itu mengaspal dan digunakan dinas perjalanan dalam kota pemimpin Solo setelah mempunyai surat-surat resmi.


Namun, setelah Jokowi meninggalkan Solo, dua SUV Rajawali yang berstatus pinjam pakai oleh wali kota dan wakilnya tidak lagi dipakai. Kedua mobil yang mempunyai mesin setara sedan Mazda 323 itu sekarang hanya diparkir di SMKN 2 Surakarta (pelat AD 1 A) dan SMK Warga Surakarta (pelat AD 2 A).


Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+