By Asyari Usman
Kita semua harus fair. Ketika Jokowi berhasil mewujudkan kendaraan beroda empat Esemka, mari kita ucapkan selamat. Ucapkan ‘bravo’! Telah berhasil merealisasikan kendaraan beroda empat buatan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) di Boyolali, Jawa Tengah.
Jokowi, kemarin (6/9/2019) meresmikan pabrik kendaraan beroda empat itu. Dipajanglah Esemka Bima-1. Model pickup. Spesifikasi kendaraan beroda empat ini seakan-akan dengan kendaraan beroda empat pickup Changan Star Truck yang dibentuk di RRC. Kedua pickup ini mempunyai mesin yang persis sama daya tariknya, yaitu 1,243-CC.
Cuma, agak mengherankan mengapa Presiden Jokowi menciptakan ‘disclaimer’ alias pernyataan ‘lepas tangan’. Bahwa kendaraan beroda empat yang dibentuk di Desa Demangan itu bukan kendaraan beroda empat nasional (mobnas).
"Esemka ini hanya perusahaan nasional, jadi bukan kendaraan beroda empat nasional,” kata Jokowi dikala meresmikannya.
Dirut PT SMK, Eddy Wirajaya, juga menciptakan pernyataan ‘lepas tangan’ (disclaimer).
"Kami (maksudnya Esemka-red) bukan kendaraan beroda empat nasional, hanya kendaraan beroda empat yang diproduksi di Indonesia. Jadi, jangan salah persepsi, sebab pengertian kendaraan beroda empat nasional itu luas," kata Eddy belum usang ini.
Jadi, bila bukan kendaraan beroda empat nasional, mau disebut apa kira-kira?
Untuk sementara kita sebut saja ‘mobil politik’. Sebab, Esemka yaitu akad politik Jokowi. Esemka menjadi viral di negara ini. Menjadi salah satu front pertarungan politik Jokowi. Dia memanfaatkan Esemka untuk membangun gambaran politiknya.
Tapi, pelantikan Esemka kemarin itu bersuasana antiklimaks. Tidak ada lagi semangat nasionalisme di situ. Tidak ada yang berani mengklaim Bima-1 sebagai karya nasional.
Jokowi jujur. Dirut Sekolah Menengah kejuruan juga jujur. Alhamdulillah. Karena kejujuran itulah publik pantas mengucapkan selamat atas pelantikan kendaraan beroda empat politik ini.
Orang yang pensaran dengan Bima-1, tidak perlu lagi melaksanakan pemeriksaan atau penelusuran. Semua sudah jelas. Mobil ini hasil rakitan saja. PT Sekolah Menengah kejuruan itu hanya ‘assembly plant’. Cuma pabrik perakitan. Semua komponen dibawa entah dari mana, kemudian diskrup menjadi Esemka.
Biaya pabriknya juga cukup hanya 600 miliar. Harus diakui terlalu murah untuk disebut sebagai kendaraan beroda empat nasional.
Sebelum pamit, saya teringat Kiyai Ma’ruf Amin. Lebih setahun yang lalu, dia mengumumkan bahwa kendaraan beroda empat Esemka akan diproduksi pada bulan Oktober 2018. Waktu itu, akad Pak Kiyai tak terbukti.
Pak Kiyai dibully habis oleh netizen. Nah, agak mengherankan kenapa Pak Kiyai tidak diajak dalam pelantikan kemarin? Bukankah dia telah mempertaruhkan reputasinya hingga babak-belur gara-gara Esemka?
Ke mana Kiyai Ma’ruf?
Seharusnya pelantikan itu menjadi historis dan histeris bagi Pak Kiyai. Walaupun momentum Esemka-nya sudah lenyap. Hehe!
7 September 2019