Gara-Gara Aibon, Anies Akhirnya Beberkan Kelemahan E-Budgeting Ahok

Ridhmedia
31/10/19, 02:36 WIB

[RIDHMEDIA]  JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan akhirnya membeberkan kelemahan sistem pengadaan elektronik atau e-budgeting yang diterapkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2015.

Menurut Anies, sistem e-budgeting mempunyai kelemahan teknis dimana sistemnya Sudah digital tapi masih memakai manual, sistemnya tidak smart, seharusnya bahwa sistemnya smart maka secara otomatis bisa melaksanakan pengecekan serta verifikasi.

"Ini ada problem sistem, adalah sistem digital tapi tidak smart. Jika smart system Dia bisa melaksanakan pengecekan, verifikasi, Dia bisa menguji. Ini sistemnya digital tapi masih mengandalkan manual,"  ujar Anies di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.

Anies memberi contoh di mana Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI ingin tidak ingin perlu mengisi semua komponen penganggaran secara spesifik sekalipun belum ada pembahasan dengan DPRD.

Anies menyampaikan, keterbatasan teknis itu ingin tidak ingin perlu membuat SKPD DKI mengisi anggaran secara detil meski tidak betul-betul mempunyai maksud mengusulkannya di APBD. Anies menengarai, keterbatasan teknis ini merupakan karena munculnya banyak ajuan anggaran janggal buat APBD 2020 seperti lem Aibon Rp82 miliar.

"Setiap tahun, staf itu banyak yang  memasukkan, (misalnya) 'yang penting, masuk angka (ajuan anggaran) Rp100 juta dulu. Toh nanti yang penting dibahas'," ujar Anies.

Anies juga mengemukakan, ketiadaan fitur verifikasi secara otomatis memperbesar peluang anggaran yang belum dicek ulang malah benar-benar dianggarkan di APBD. Kesalahan manusia, seperti teledor, atau tidak konsentrasi ketika menginput anggaran, bisa berdampak besar kepada ditetapkannya anggaran yang salah di APBD. Padahal bahwa sistemnya smart, kesalahan input (human error) pasti bakal terkoreksi/tertolak secara otomatis oleh sistem.

"Dokumen yang ada perlu dicek manual, apakah (penganggaran) panggung, mic. Terlalu detail di level itu ada beberapa yang mengerjakan dengan teledor. Cara-cara seperti ini berlangsung setiap tahun. Makanya setiap tahun muncul angka aneh-aneh. Jika sistemnya smart, maka Dia seharusnya bakal melaksanakan verifikasi otomatis," ujar Anies.

[Video]
Komentar

Tampilkan

Terkini