Keras! Rocky Gerung Ke Kabinet Jokowi: Itu Rekonsiliasi Palsu

Ridhmedia
26/10/19, 09:40 WIB

[PORTAL-ISLAM.ID]  Pengamat politik Rocky Gerung memberikan pendapat atas dibentuknya Kabinet Indonesia Maju yang dibentuk Jokowi buat periode 2019-2024.

Hal itu disampaikannya dalam acara E Talk Show TV One bertema "Kabinet Jokowi: Ini Menteriku, Mana Menterimu" yang tayang pada Jumat 25 Oktober 2019 malam.

Menurut Rocky, kabinet Jokowi ini yaitu rekonsiliasi yang palsu yang mengatasnamakan persatuan.

"Bukan kritik sebetulnya tapi mendudukkan kembali konsep oposisi. Selalu disebutkan ini demi persatuan maka kita musti eratkan lagi nilai-nilai kebangsaan. Kan alasan itu palsu," ucap Rocky

Dia berkata kalau pihak yang berseteru berada di tataran elit politik sehingga tidak dengan sendirinya rakyat ikut bersatu.

"Karena rakyatnya memang mau ada perbedaan. Silahkan yang berkuasa, berkuasa, yang kalah, beroposisi, kan itu kehendak rakyat. Jadi, itu rekonsiliasi yang palsu sebetulnya," imbuhnya.

Rocky kembali menekankan tentang pentingnya oposisi atau berada di di luar kekuasaan.

"Politik tidak boleh menjadi terbagi habis di dalam Istana kan perlu ada yang di luar. Yang kedua, justru dengan adanya oposisi, bangsa ini menjadi stabil," ujar pria kelahiran 20 Januari 1959.

Dia berpendapat kalau dengan adanya oposisi di dalam kabinet Jokowi bakal "saling amputasi" di antara mereka sendiri.

Rocky memaklumi sikap Prabowo Subianto yang akhirnya bergabung dengan kabinet Jokowi.

"Saya memaklumi itu selaku pelajaran buruk bagi demokrasi, tapi kalau ia pilih pragmatis ya oke, tapi bakal dicatat orang itu, serta catatan itu diingat orang hingga 2024," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo serta Wakilnya Ma'ruf Amin mengumumkan Kabinet Indonesia Maju periode kedua di Halaman Istana Kepresidenan, Rabu 23 Oktober 2019. Dari 38 nama yang diumumkan oleh Presiden Jokowi menjadi anggota Kabinet Indonesia Maju didominasi oleh para profesional, 22 orang, sementara dari partai politik hanya 16 orang.

Prabowo Subianto menjadi salah satu menteri yang diambil dari latar balik partai politik.

Sumber: Suara
Komentar

Tampilkan

Terkini