Benny Wenda: Ketika Rakyat Kami Disiksa, Jokowi Ke Papua Seperti Liburan

Ridhmedia
01/11/19, 12:55 WIB

RIDHMEDIA - Pemimpin Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda, mengkritik Presiden Jokowi yang pekan lalu berkunjung ke Papua.

Melalui keterangan tertulis kepada Suara.com, Jumat (1/11/2019), Benny Wenda menyebut kunjungan Jokowi ke Papua cuma sebatas liburan, bukan buat menyelesaikan masalah.

Bahkan, Benny yang kekinian menjadi pelarian politik di Oxford, Inggris itu menegaskan, Jokowi berlibur di Papua sementara militer Indonesia terus mengadakan operasi.

"Presiden Jokowi kembali mengunjungi West Papua, seperti perjalanan liburan, sementara militer Indonesia membunuh serta menyiksa kami," kata Benny Wenda.

ia berkata hal tersebut berdasarkan foto-foto Jokowi serta istrinya, Iriana, menikmati senja di Kaimana, Papua.

Benny menuturkan, pada tahun 2014, dikala Jokowi kali awal menjadi presiden, sudah menerka tidak bakal banyak membawa perubahan signifikan terhadap masalah Papua.

"Kini, perilaku pemerintahan Presiden Jokowi Telah menunjukkan kebenaran hal itu," tuturnya.

ia juga menyayangkan terpilihnya Indonesia menjadi anggota Dewan HAM PBB, tidak dibarengi iktikad Presiden Jokowi buat memerangi pelanggaran hak asasi manusia.

"Presiden tidak menyebutkan hak asasi manusia, tidak menyebutkan Papua Barat," kata Benny, menyinggung pidato pelantikan Presiden Jokowi.

Menurutnya, dunia internasional dapat menilai elite politik Indonesia tidak berkomitmen terhadap penegakan HAM atau buat mengatasi akar masalah di Papua.

"Tidak ada kemanusiaan dalam sistem pemerintahan Indonesia: itu benar-benar busuk," ujar Benny.

ia mengatakan, Indonesia justru menggunakan posisi di Dewan HAM PBB buat meredam persoalan Papua agar tidak dibahas kalangan internasional.

Bukan cuma itu, Benny menuturkan, berdasarkan pemberitaan-pemberitaan jurnalis, Indonesia menghabiskan ratusan ribu dolar buat membiayai buzzer di Facebook guna mengonter beragam isu tentang rakyat Papua.

Sementara pada pekan ini, kata dia, Indonesia mengumumkan dana USD 200 juta buat diplomasi di kawasan Pasifik, guna menghentikan kemajuan kampanye referendum Papua Barat di wilayah tersebut.

"Indonesia sekarang mengadakan propaganda, represi, serta suap," klaimnya.

Padahal, ia mengatakan, polisi serta militer Indonesia tetap pergi ke setiap desa di Papua, memaksa setiap orang bersumpah setia pada bendera Indonesia.

“Pemerintah Indonesia juga memaksa orang Papua buat menerima program 'pembangunan' palsu Indonesia. Polisi bahkan pergi ke desa tempat saya dibesarkan, membawa para kepala distrik serta memaksa mereka dengan todongan senjata buat menerima proyek 'pembangunan' kolonial baru," kata dia.

jika Indonesia membantah hal itu, Benny menantang agar pemerintah pusat di Jakarta mau mengizinkan Komisaris Tinggi HAM PBB buat berkunjung ke Papua.

Karenanya, Benny yang kekinian diburu polisi Indonesia, kembali mengulang tuntutan kepada Presiden Jokowi agar Papua diberikan hak penentuan nasib sendiri lewat referendum kemerdekaan.

Benny juga meminta Indonesia menarik seluruh pasukan dari Papua, serta membebaskan jurnalis-jurnalis mengakses informasi.

ia juga mendesak Indonesia membebaskan semua tahanan politik Papua, termasuk mengembalikan 7 tahanan polik Papua yang kekinian dibawa ke Kalimantan Timur.

"Jokowi, berhentilah menggunakan Papua selaku tempat liburan di sedang genosida. Kami menginginkan kebebasan kami, serta referendum kemerdekaan. Sejarah bakal menghakimi Anda, sebagaimana para pendahulu anda yang mengadakan genosida di Timor Timur," tuturnya. [sc]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+