Mantan Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menceritakan pengalamannya ketika menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Saat menjadi anak buah Jokowi, kata Puan, nggak ada satu pun menteri yang berani mengajukan cuti buat liburan.
“Semua menteri yang ada di kabinet nggak ada yang berani mengajukan libur walau ada hak cuti. Ya nggak enak aja (libur), karna presiden (Jokowi) nggak pernah libur,” ujar Puan di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Perempuan yang ketika ini menjabat Ketua DPR RI ini menjelaskan, para menteri baru berani mengajukan cuti jika ada hal yang benar-benar penting saja.
“Misalnya urgent, seperti sakit, anak wisuda atau nikahan baru cuti, tapi kalo cuti liburan nggak ada yang berani,” kata Puan.
Kendati begitu, putri dari Presiden RI ke-5 ini mengaku senang bisa menjabat menteri di era Jokowi. Menurut dia, banyak pengalaman yang didapat ketika bekerja di era kabinet kerja.
“Saya pernah ke perbatasan Malaysia. Aku tanya ke Presiden, ‘Pak Kenapa perlu naik mobil nggak naik helikopter saja? Kita hendak lihat, bahwa jalan jelek dia berhenti sama Pk Menteri PUPR, menjadi sekian kilo udah bagus dan sekian kilo masih jelek. Kita hendak lihat langsung jalannya,” ucap dia. [kompas.com]
Saat menjadi anak buah Jokowi, kata Puan, nggak ada satu pun menteri yang berani mengajukan cuti buat liburan.
“Semua menteri yang ada di kabinet nggak ada yang berani mengajukan libur walau ada hak cuti. Ya nggak enak aja (libur), karna presiden (Jokowi) nggak pernah libur,” ujar Puan di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Perempuan yang ketika ini menjabat Ketua DPR RI ini menjelaskan, para menteri baru berani mengajukan cuti jika ada hal yang benar-benar penting saja.
“Misalnya urgent, seperti sakit, anak wisuda atau nikahan baru cuti, tapi kalo cuti liburan nggak ada yang berani,” kata Puan.
Kendati begitu, putri dari Presiden RI ke-5 ini mengaku senang bisa menjabat menteri di era Jokowi. Menurut dia, banyak pengalaman yang didapat ketika bekerja di era kabinet kerja.
“Saya pernah ke perbatasan Malaysia. Aku tanya ke Presiden, ‘Pak Kenapa perlu naik mobil nggak naik helikopter saja? Kita hendak lihat, bahwa jalan jelek dia berhenti sama Pk Menteri PUPR, menjadi sekian kilo udah bagus dan sekian kilo masih jelek. Kita hendak lihat langsung jalannya,” ucap dia. [kompas.com]