Rentan Terhadap Penyakit Mental, Milenial Harus Tahu Cara Mencegah dan Mengatasinya

Ridhmedia
02/11/19, 23:21 WIB
freepik.com

Generasi Milenial, juga generasi Z sering dianggap sebagai generasi yang penuh kegelisahan dan kesehatan mental yang tidak baik.

Hal ini sering dikaitkan dengan obsesi terhadap teknologi, orang tua yang keras dan angkuh, serta tekanan yang timbul akibat upaya menyesuaikan diri dengan dunia yang sudah terpengaruhi media sosial.

Namun, para ahli mengemukakan bahwa kegelisahan dan depresi yang dialami oleh para generasi dewasa muda ini terletak pada ketidakpastian.

Sebanyak 50% masalah kesehatan mental terjadi pada usia 14 tahun, dan 75% terjadi pada usia 24.

Diperkirakan, saat ini, masalah kesehatan mental pada siswa hampir lima kali lebih banyak dibandingkan dengan permasalahan 10 tahun yang lalu. Hal itu menjadikan angka drop out juga meningkat dari tahun ke tahun.

Para ilmuwan menduga bahwa penyebab utama para generasi milenial atau generasi z yang berstatus mahasiswa mengalami tekanan terhadap meningkatnya biaya pendidikan dan bursa kerja yang kian kompetitif.

Masalah kesehatan mental seperti kecemasan, stres, dan depresi dapat memicu kerugian-kerugian lain yang mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.

Penyakit mental mampu mengganggu kegiatan sehari-hari juga merusak hubungan sosial. Disamping itu, apabila kondisi tersebut dibiarkan saja tanpa upaya penanganan tertentu, dapat menyebabkan penyakit lain pada fisik.

Maka, agar milenial dapat bertahan di tengah dunia yang penuh dengan tekanan, mereka harus mempunyai kemampuan untuk coping.

Upaya diri untuk mengatasi dan mencegah masalah kesehatan mental memburuk. Berikut tipsnya:

1. Berhenti berusaha menjadi terlihat sempurna

Menjadi orang yang perfeksionis atau ingin terlihat perfeksionis dengan pakem yang terlalu tinggi akan menjadikan milenial mudah terserang masalah kecemasan atau depresi.

Berbagai media seperti televisi, majalah, media sosial banyak mendoktrin berbagai standar fantastis untuk banyak hal, seperti kecantikan, kesuksesan, berat badan ideal, kekayaan.

Kepala kita dicuci oleh itu semua dan menjadikan iklan-iklan tersebut sebagai standar. Berusaha menjadi sempurna dengan standar tersebut hanya akan menjadikan kita terjebak dalam kesengsaraan.

Daripada itu, buatlah standarmu sendiri tanpa mencari-cari kekurangan diri. Merasa cukup akan menjadikan hati lebih damai.


2. Temukan komunitas dan menjalin hubungan baik

Adanya dukungan sosial yang kuat memampukan kita dalam mengelola stres, meningkatkan kesehatan mental dan fisik, bahkan dapat memperpanjang hidup.

Komunitas ini bisa besar atau kecil. Komunitas ini bisa terdiri dari siapa saja, bisa keluarga, teman, rekan kerja, tetangga, orang yang ditemui melalui komunitas keagamaan, organisasi sukarelawan, kelompok kebugaran, atau klub hobi.

Hubungan bisa dibangun secara langsung, online, melalui obrolan video atau di telepon. Tidak ada aturan tertentu, yang terpentung adalah menemukan dan membina hubungan dengan orang yang dapat kamu ajak bicara dan mendukung.

3. Fokus untuk merawat diri menjadi lebih baik

Beberapa studi menunjukkan bahwa perawatan diri mampu mengurangi serta melindungi kita dari stres.

Selain itu perawatan diri juga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental secara utuh. Tidur yang cukup, makan sehat, dan melakukan olahraga atau aktivitas fisik teratur merupakan hal yang penting untuk merawat diri.

Fokuslah untuk mempertahankan jadwal dengan teratur. Namun tidak perlu hingga menekan diri untuk melakukannya hingga sempurna.

4. Menulis jurnal harian

Tips ini adalah salah satu cara yang kemungkinan bisa menjadi kegiatan favoritmu. Karena selain menyenangkan, menulis jurnal juga tidak perlu mengeluarkan banyak uang.

Menulis jurnal dapat membantu kamu mengatasi kecemasan, mengurangi stres, lebih mengenali diri sendiri, dan mengatasi depresi.

Hal-hal tersebut sangat membantu dalam meningkatkan suasana hati dengan mengenali ketakutan, masalah dan kekhawatiran.

5. Jangan segan mencari bantuan saat merasa sedang membutuhkan

Berbagai masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan penyakit mental lainnya dialami oleh jutaan milenial setiap tahunnya.

Kabar baiknya, dalam sebagian besar kasus, pengobatan dapat sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup dan membantu individu yang “sakit” kembali menjadi merasa seperti diri mereka sendiri.



Apabila kamu merasakan gejala yang mengganggu keahlian, sehingga terasa tidak baik atau sulit menikmati hidup, direkomendasikan segera mencari perawatan dari seorang professional.

Tenaga profesional yang memenuhi syarat seperti dokter perawatan, psikolog, atau terapis kesehatan mental dapat membantu kamu keluar dari masalah kesehatan yang sedang mengganggu.
Komentar

Tampilkan

Terkini