[ RIDHMEDIA] Pakar otomotif Ridwan Hanif menanggapi penolakan PSI terhadap ajang balapan dunia Formula E yang atas inisiatif Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berhasil diborong ke Jakarta tahun depan.
PSI berdalih penyelenggaraan balapan mobil listrik Formula E menghamburkan uang dengan anggaran mencapai Rp 1 Triliun.
Pakar otomotif Ridwan Hanif menilai biaya segitu itu murah.
"Murahlah 1 triliun buat 5 tahun, MotoGP Mandalika 14 Triliun, mana tanah warga belum dibayar 🤔," kata Ridwan Hanif di akun twitternya, Jumat (8/11/2019).
Seperti diketahui, Presiden Jokowi menggagas ajang MotoGP buat digelar di Indonesia, tempatnya di Mandalika, Lombok, NTB. Yang ketika ini tengah proses pembangunan serta ditarget selesai tahun 2020. Namun terdapat sengketa tanah warga yang belum dibayar.
Ridwan Hanif menyentil PSI mending membantu warga yang tanahnya belum dibayar buat pembangunan sirkuit MotoGP yang menelan anggaran Rp 14 Triliun.
"Mending bantu warga Mandalika yang dipolisikan karna nuntut ganti rugi tanah, kasihan," kata Ridwan Hanif.
Ridwan Hanif sendiri mendukung dua ajang balapan tersebut. Karena dari dua ajang MotoGP serta Formula E bakal mendatangkan benefit yang besar bagi Indonesia. Jangan karna tak suka dengan gubernurnya lantas menolak.
"Jangan sampai gagal lah, bahwa MotoGP sampai gagal malu maluin. Tetep didukung. Maksudnya perlu objektif. Gue support 100% Formula E serta MotoGP. Semuanya sama2 punya benefit serta pasti makan biaya. Jangan yang dihajar karna nggak suka sama Gubnya," kata Ridwan Hanif.
Murahlah 1 triliun buat 5 tahun, MotoGP Mandalika 14 Triliun, mana tanah warga belum dibayar 🤔— Ridwan Hanif (@ridwanhr) November 8, 2019
Mending bantu warga Mandalika yang dipolisikan karna nuntut ganti rugi tanah, kasihan https://t.co/RD8EEGjOBu
Jangan sampai gagal lah, bahwa MotoGP sampai gagal malu maluin. Tetep didukung— Ridwan Hanif (@ridwanhr) November 8, 2019
Maksudnya perlu objektif. Gue support 100% Formula E serta MotoGP. Semuanya sama2 punya benefit serta pasti makan biaya
Jangan yang dihajar karna nggak suka sama Gubnya