RIDHMEDIA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta gencar mengkritik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Belakangan, mereka berkoar mengenai rancangan kebijakan umum anggaran prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) 2020.
Berbagai temuan mengenai kejanggalan anggaran dalam rancangan itu diumumkan ke publik. Salah satunya, dana Rp 82 miliar buat pembelian lem aibon.
Namun demikian, mantan Ketua Fraksi Demokrat Di DPRD DKI Taufiqurrahman menilai kritik PSI kurang pas. Pasalnya, kritik disampaikan pada rancangan keuangan yang belum selesai.
Ini baru bahas KUA-PPAS,” tegasnya dalam talkshow di TV One bertajuk, “Anggaran Siluman: Ujian Anies Baswedan”, Kamis (31/10).
Menurutnya, rancangan itu masih berjalan panjang. Sebab, Pemprov DKI perlu melaksanakan penyisiran atas rancangan yang diajukan dinas-dinas, seperti yang sedang dilakukan Anies.
Setelah disempurnakan, rancangan dibawa ke DPRD serta diparipurnakan selaku RAPBD. Selanjutnya, RAPBD bakal dibahas ke komisi-komisi di DPRD.
“Kemudian hasil pembahasan dibawa ke Banggar. Jadi data dari PSI kurang lengkap,” sambungnya.
Dengan nada satire, Taufiq kemudian menyindir para politisi PSI yang ada di DPRD DKI buat belajar banyak mengenai mekanisme anggaran di Pemprov DKI.
kalau ada Bimtek DPRD rajin hadir yah. kalau perlu sewa konsultan buat ngisi kepala kalian. Biar mengerti mekanisme, supaya isinya nggak hanya ingin nyerang serta terlihat nyinyir,” tutupnya.(rmol)