RIDHMEDIA - Mantan Menteri perdagangan, Enggartiasto Lukita kembali menyedot perhatian. Pasalnya kebijakan Enggar kala menjabat dulu yang ngotot untuk melakukan impor beras merugikan negara.
Akibatnya sebanyak 20 ribu ton cadangan beras pemerintah bakal dibuang oleh Perum Bulog. Total nilai beras yang dibuang tersebut mencapai Rp 160 miliar. Beras dibuang lantaran usia penyimpanan yang lebih dari 1 tahun.
Keputusan Enggar memilih impor beras dilakukan saat para petani sedang panen raya. Meski sudah dikritik dan diingatkan oleh banyak pihak, politisi Nasdem ini malah tutup kuping rapat-rapat.
Melihat hal itu, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio memberikan pandangannya. Menurutnya meski Enggar tidak lagi jadi Menteri tetapi hal itu perlu di evaluasi.
"Makanya mesti ditanyain walaupun dia udah enggak jadi menteri lagi, tapi kan imbasnya jelek buat negara, " ujar pria yang akrab disapa Hensat ini saat dihubungi , Senin (2/12).
Hensat amat menyayangkan ada beras yang dibuang-buang. Founder Lembaga Survei Kedai Kopi ini berharap ada cara lain yang bisa dilakukan. Sebab di tengah masyarakat yang masih kekurangan makanan keputusan membuang beras bukanlah sesuatu yang bijak.
"Harus dicari cara. Masa dibuang sih. Beras sampai busuk gitu sementara banyak juga orang yang enggak bisa makan. Di distribusiin aja lewat badan zakat. Di sortir kelayakannya," saran Hensat.
Dengan peristiwa ini Hensat melihat ada perencanaan yang musti diperbaiki. Bahkan ditegaskan pula kalau memang ada yang salah maka itu wajib ditindak.
Ya makanya itu kan perencanaannya mesti bener datanya, mesti pas mangkanya kebutuhannya berapa," tegasnya.
"Bilang deh sama menteri perdagangan kalau emang perlu di bantu kedai kopi gitu ya untuk sortir datanya supaya lebih tetap pembagiannya, kasih tau Hendi Satrio," tutupnya. (Rmol)