RIDHMEDIA - Tumor merupakan penyakit yang banyak ditakuti oleh orang. Mereka berusaha melakukan apa saja agar tak terkena penyakit tumor.
Namun faktanya, penyakit tumor bisa disembuhkan dengan cara sederhana tapi berdampak luar biasa. Seperti dikutip dari Buku Dahsyatnya Sedekah 3, karya Tim Program Pembibitan Penghafal Al Qur'an (PPPA) Daarul Qur'an, terdapat kisah seorang perempuan terbebas dari penyakit tumor karena rajin bersedekah.
Mungkinkah penyakit tumor saya bisa sembuh tanpa harus operasi? Itulah harapan Emmy Sukiman, saat divonis bahwa operasi jadi satu-satunya penyembuh tumor di tengkuk kirinya.
Ketika pisau bedah seolah menjadi satu-satunya yang direkomendasi dokter, Emmy justru melawan. Iya yakin, pasti ada jalan lain selain operasi.
Keyakinan Emmy bukan tanpa alasan. Pengalaman anaknya sendiri, Adhari Huda, menjadi buktinya. Anak sulungnya itu, pernah mengidap penyakit mengerikan yakni syaraf kejepit di tulang ekor.
Betapa sakitnya jika punggungnya digerakkan. Saat itu, dokter juga menyatakan pengobatan adalah operasi. Bahkan dokter mengingatkan, “Jangan coba-coba diurut, atau pengobatan alternatif yang lain yang justru bisa membahayakan keselamatan atau memperparah penyakit."
Namun ada juga dokter yang mengatakan, ada jalan lain di luar tindakan medis. “Ada pengobatan tanpa operasi di Cikampek,” ujar Emmy menirukan saran dokter teman sejawat suami bekerja.
Dengan mobil, Emmy, suami, dan Adhari pun meluncur ke Cikampek. Di sana, mereka bertemu dengan Pak Ujang, seorang yang dikenal sebagai pendekar silat Cimande, dan juga ahli pengobatan tulang serta anak seorang ulama.
Pak Ujang mengajarkan gerakan-gerakan khusus semacam senam. Punggung Adhari juga dipijit-pijit. Memang awalnya terasa sakit, namun lama-kelamaan terasa nyaman.
Pada pertemuan terakhir, Pak Ujang melakukan terapi pamungkasnya. Punggung Adhari diinjek, sehingga sempat teriak ‘ato, ato.’ Tapi beberapa saat, keluarga tersebut dipersilakan pulang. Dan siapakah yang memegang setir mobil? Adhari!
“Sejak itulah tumbuh keyakinan dalam hati saya bahwa pengobatan medis hanyalah salah satu cara. Bukan satu-satunya cara,” terang Emmy yang memiliki tiga anak.
Oleh karena itu, saat Emmy menderita tumor, ia percaya pengobatan tak harus dengan operasi. Maka ia pun lebih suka melakukan amalan wirid. Wirid tertentu yang diajarkan oleh ustadz Abdul Aziz dari Pesantren Daarul Qur’an.
Dengan persetujuan suami, Emmy pun melakukan berbagai ibadah ritual yang disarankan, termasuk memperbanyak sedekah, memberi makan buka puasa ke anak-anak Darul Qur’an. “Dan tak lupa memohon kepada mereka untuk mendoakan agar saya disembuhkan dari penyakit yang sedang saya derita,” papar Emmy.
Kurang dari tiga minggu, tumor Emmy yang sudah sebesar buah kemiri itu, blas! hilang! raib! musnah!
“Apakah saya akan menyangkal bahwa doa-doa mereka, juga doa-doa, serta amal ibadah berupa sedekah, bukan merupakan sarana bagi kesembuhan penyakit saya?” tanya Emmy seolah menggugat keimanannya sendiri.
"Sungguh, kafirlah aku, batin Emmy, kalau semua kejadian itu dia anggap sebagai kebetulan, bukan karena campur tangan Allah, Sang Maha Penyembuh!"
Sejak itu, sedekah menjadi rutinitas. Uang penghasilan suami dan dirinya, selalu disisihkan sebagian untuk mereka yang membutuhkan.
“Kesehatan bisa dirawat dengan cara rajin sedekah. Sebab memberi sedekah, memunculkan kebahagiaan. Dan perasaan bahagia itu menyebabkan badan sehat. Buktinya saya yang sudah di umur 50 tahun ini, masih terasa bugar. Apakah semua karena sedekah, wallahu a’lam, kita hanya wajib menjalankan perintahnya, selanjutnya terserah Allah," tutur Emmy.
Sumber: okezone.com
Namun faktanya, penyakit tumor bisa disembuhkan dengan cara sederhana tapi berdampak luar biasa. Seperti dikutip dari Buku Dahsyatnya Sedekah 3, karya Tim Program Pembibitan Penghafal Al Qur'an (PPPA) Daarul Qur'an, terdapat kisah seorang perempuan terbebas dari penyakit tumor karena rajin bersedekah.
Mungkinkah penyakit tumor saya bisa sembuh tanpa harus operasi? Itulah harapan Emmy Sukiman, saat divonis bahwa operasi jadi satu-satunya penyembuh tumor di tengkuk kirinya.
Ketika pisau bedah seolah menjadi satu-satunya yang direkomendasi dokter, Emmy justru melawan. Iya yakin, pasti ada jalan lain selain operasi.
Keyakinan Emmy bukan tanpa alasan. Pengalaman anaknya sendiri, Adhari Huda, menjadi buktinya. Anak sulungnya itu, pernah mengidap penyakit mengerikan yakni syaraf kejepit di tulang ekor.
Betapa sakitnya jika punggungnya digerakkan. Saat itu, dokter juga menyatakan pengobatan adalah operasi. Bahkan dokter mengingatkan, “Jangan coba-coba diurut, atau pengobatan alternatif yang lain yang justru bisa membahayakan keselamatan atau memperparah penyakit."
Namun ada juga dokter yang mengatakan, ada jalan lain di luar tindakan medis. “Ada pengobatan tanpa operasi di Cikampek,” ujar Emmy menirukan saran dokter teman sejawat suami bekerja.
Dengan mobil, Emmy, suami, dan Adhari pun meluncur ke Cikampek. Di sana, mereka bertemu dengan Pak Ujang, seorang yang dikenal sebagai pendekar silat Cimande, dan juga ahli pengobatan tulang serta anak seorang ulama.
Pak Ujang mengajarkan gerakan-gerakan khusus semacam senam. Punggung Adhari juga dipijit-pijit. Memang awalnya terasa sakit, namun lama-kelamaan terasa nyaman.
Pada pertemuan terakhir, Pak Ujang melakukan terapi pamungkasnya. Punggung Adhari diinjek, sehingga sempat teriak ‘ato, ato.’ Tapi beberapa saat, keluarga tersebut dipersilakan pulang. Dan siapakah yang memegang setir mobil? Adhari!
“Sejak itulah tumbuh keyakinan dalam hati saya bahwa pengobatan medis hanyalah salah satu cara. Bukan satu-satunya cara,” terang Emmy yang memiliki tiga anak.
Oleh karena itu, saat Emmy menderita tumor, ia percaya pengobatan tak harus dengan operasi. Maka ia pun lebih suka melakukan amalan wirid. Wirid tertentu yang diajarkan oleh ustadz Abdul Aziz dari Pesantren Daarul Qur’an.
Dengan persetujuan suami, Emmy pun melakukan berbagai ibadah ritual yang disarankan, termasuk memperbanyak sedekah, memberi makan buka puasa ke anak-anak Darul Qur’an. “Dan tak lupa memohon kepada mereka untuk mendoakan agar saya disembuhkan dari penyakit yang sedang saya derita,” papar Emmy.
Kurang dari tiga minggu, tumor Emmy yang sudah sebesar buah kemiri itu, blas! hilang! raib! musnah!
“Apakah saya akan menyangkal bahwa doa-doa mereka, juga doa-doa, serta amal ibadah berupa sedekah, bukan merupakan sarana bagi kesembuhan penyakit saya?” tanya Emmy seolah menggugat keimanannya sendiri.
"Sungguh, kafirlah aku, batin Emmy, kalau semua kejadian itu dia anggap sebagai kebetulan, bukan karena campur tangan Allah, Sang Maha Penyembuh!"
Sejak itu, sedekah menjadi rutinitas. Uang penghasilan suami dan dirinya, selalu disisihkan sebagian untuk mereka yang membutuhkan.
“Kesehatan bisa dirawat dengan cara rajin sedekah. Sebab memberi sedekah, memunculkan kebahagiaan. Dan perasaan bahagia itu menyebabkan badan sehat. Buktinya saya yang sudah di umur 50 tahun ini, masih terasa bugar. Apakah semua karena sedekah, wallahu a’lam, kita hanya wajib menjalankan perintahnya, selanjutnya terserah Allah," tutur Emmy.
Sumber: okezone.com