RIDHMEDIA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan politik dinasti di wilayah dunia timur, termasuk di Indonesia merupakan hal yang biasa. Hal itu menanggapi pencalonan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wali kota pada Pilkada Solo tahun 2020.
Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto mengatakan posisi Gibran sebagai anak presiden hanya merupakan keuntungan yang tetap harus dibuktikan.
"Politik dinasti di wilayah dunia timur yang kayak gini biasa. Bahwa dinasti atau tidak dinasti kita ini di timur ada jarak dengan kekuasaan, itu biasa," ujar Bambang di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (11/12).
Bambang menuturkan Gibran hanya mendapat keuntungan karena merupakan anak seorang presiden. Namun, dia mengatakan Gibran harus membuktikan dirinya memiliki kapasitas sebagai kepala daerah agar tidak ditertawakan.
"Legalitas boleh didapat, tapi kompetensi berikutnya harus ditampilkan. Kalau tidak, ditertawakan, republik akan menertawakan," ujarnya.
Bambang mencontohkan status Gibran tidak berbeda dengan putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani. Dia berkata Puan tetap turun ke lapangan untuk membuktikan kapasitasnya saat menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan hingga menjadi Ketua DPR.
"Kalau tidak mampu (Puan) ya pasti ditertawakan, publik punya ukuran," ujar Bambang.
Selain itu, Bambang juga mengungkit sosok Jokowi yang sempat ditertawakan oleh banyak pihak sebelum menjadi presiden. Jokowi dianggap tidak layak memimpin Indonesia yang terdiri 34 provinsi karena hanya pernah memimpin Solo yang setingkat kabupaten.
"Begitu jadi presiden dicintai rakyat, elu mau ngomong ape? Ayo? Jadi tidak usah ngomongin nepotisme, semua dikau punya hak yang sama. Dan kalau Gibran dilahirkan sebagai anaknya Jokowi, beruntunglah dikau. Kalau diangkat jadi anak Mega, beruntunglah dikau," ujarnya.
Bambang enggan berkomentar soal kualitas Gibran dan menantu Jokowi, Bobby Nasution sebagai kepala daerah. Dia mengatakan kualitas keduanya bisa dilihat jika sudah turun ke lapangan.
"Persepsi itu menjadi sebuah ukuran yang bisa nipu, tapi kalau keputusan-keputusan politik, keputusan lapangan, pelaksanaan di lapangan tidak bisa nipu. Ya nanti kita ukur," ujar Bambang.
Bambang menyampaikan suatu target bisa tercapai bila dikerjakan dengan benar. Sehingga, dia meyakini Gibran dan Bobby akan bekerja dengan benar untuk mewujudkan tujuannya sebagaimana yang telah dilakukan Puan sehingga bisa menjadi Ketua DPP PDIP, Menko PMK, hingga Ketua DPR.
"Kalau hari ini ada yang meragukan Mas Gibran itu biasa. Kalau hari ini meragukan Mba Puan sudah panjang trek recordnya, monggo. Tapi kan bisa diukur dari putusan demi putusan (partai)," ujarnya. []