RIDHMEDIA - Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief kembali angkat suara terkait kasus PT Asuransi Jiwasraya.
Namun, anak buah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga mengaitkan dengan isu toleransi yang terjadi belakangan ini.
Andi Arief curiga, isu toleransi itu sengaja dihembuskan untuk menutupi berbagai masalah di sejumlah BUMN.
Mulai dari Jiwasraya yang gagal bayar klaim jatuh tempo senilai Rp12,4 triliun, sampai beberapa BUMN lainnya yang dikabarkan juga bermasalah.
Hal itu diungkap Andi Arief melalui sebuah video berdurasi satu menit 23 detik yang diunggah di akun Twitter pribadinya, @AndiArief_, Kamis (26/12).
Mantan staf khusus era Presiden SBY itu mengawalinya dengan menyampaikan ucapan selama Natal bagi umat Kristiani di Indonesia.
“Semoga Natal kali ini seperti juga tahun-tahun sebelumnya,” tuturnya.
Andi Arief menyatakan, toleransi di Lampung sudah menjadi budaya dan selama ini tidak pernah ada masalah.
“Sejak saya kecil di Bandar Lampung ini, toleransi itu, sudah lupa kata-kata toleransi itu. Karena sudah menyatu dalam budaya, damai, enggak ada saling ganggu,” ucapnya.
Ia lalu bercerita tentang masa kecilnya di Lampung saat perayaan Natal.
“Waktu saya kecil, saya jaga gereja malam Natal. Di kasih minum, makanan, kue-kue,” ujar dia.
Saat lebaran, giliran umat Kristiani yang mengucapkan selamat.
“Kalau Lebaran, umat Kristiani ke rumah kami, mengucapkan selamat,” sambung Andi.
Namun, sejak beberapa tahun terakhir, tolrensi menjadi bahasannya yang kerap muncul di permukaan.
“Ini kok semakin maju dunia, semakin berkembang teknologi, orang ribut toleransi saja,” tuturnya.
Berkaca pada hal tersebut, ia mengaku curiga ada pihak tertentu yang menjual isu toleransi.
“Ini ada yang salah, saya menduga ada yang jual isu toleransi, sebetulnya untuk menutupi banyak kasus ini,” katanya.
Tujuannya, tidak lain untuk menutupi sejumlah masalah yang dialami BUMN, salah satunya Jiwasraya.
“Saya dengar Jiwasraya ada masalah. Panin Bank ada masalah, Muamalat ada masalah, Waskita Karya ada masalah. Banyak sekali ini, jadi tolong hati-hatilah,” tegas dia.
Sebagai penutup, Andi Arief kembali menyinggung soal toleransi beragama di Lampung.
“Bagi kami di Lampung ini, toleransi itu sudah menjadi budaya, kok jadi hilang. Padahal sudah menjadi budaya, sudah melekat pada kami,”
“Kami mutar-mutar ke gereja itu kalau malam Natal, enggak ada masalah. Bersalaman dan di sana, semua rukun damai,” katanya.
Sehari sebelumnya, Andi Arief menyebut uang Jiwasraya dipindah ke tempat lain, kemudian dianggap hilang.
“Kasus jiwasrayagate ini maling kelas kampung, ngumpulin uang orang dijanjiin bunga tinggi. Uangnya dipindah ke tempat tertentu, lalu uangnya dibilang hilang karena berbagai alasan,” katanya, Rabu (25/12).
Andi Arief juga menyebut bahwa uang dimaksud salah satunya mengalir kepada seorang menteri.
“Kebetulan salah satu tempatnya menurut BPK ke tempat pak Menteri. Ini bukan politisasi, ini fakta,” sambung dia.
Menurutnya, tersangka Jiwasraya telah dibriefing untuk menyalahkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“BPK sudah menyatakan ada semacam perampokan atau bahasa kerennya gak prudent atau fraud dan lain-lain. Tersangka Jiwasraya lagi dirahasiakan. Kabarnya lagi dibriefing supaya kalau ditanya salah presiden terdahulu,” katanya.
Karena itu, ia meminta Jokowi segera menyampaikan perkembangan terbaru soal skandal Jiwasraya.
Menurutnya, isu skandal Jiwasraya semakin membesar. Ada yang menyebut uangnya dirampok, ada pula yang mengaitkan dengan dana pilpres.
“Pak Jokowi, ini isu di luaran sudah gak karuan soal jiwasrayagate. Ada yang menyebut geng kota tertentu merampok, ada yg bilang dana pilpres,” katanya.
“Sebaiknya bapak pidato malam ini menyatakan: “kapada partai koalisi untuk segera bentuk pansus dan buka kasusnya terang benderang” tambahnya.
Ia juga meminta kepada Menteri BUMN, Erick Thohir agar menjelaskan posisi perusahaannya dalam skandal Jiwasraya. Sebab, perusahaan Erick Thohir telah terdeteksi oleh BPK.
“Buat Pak Menteri Erick Tohir, posisi sebagai menteri harus menjadi bagian penyelesaian masalah,” kata Andi.
“Agar kami percaya bahwa ini bisa diselesaikan, kewajiban bapak untuk segera menjelaskan soal perusahaan bapak yang terdeteksi dalam audit BPK. Modal kepercayaan kami, penjelasan itu,” tandasnya. [psid]
Namun, anak buah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga mengaitkan dengan isu toleransi yang terjadi belakangan ini.
Andi Arief curiga, isu toleransi itu sengaja dihembuskan untuk menutupi berbagai masalah di sejumlah BUMN.
Mulai dari Jiwasraya yang gagal bayar klaim jatuh tempo senilai Rp12,4 triliun, sampai beberapa BUMN lainnya yang dikabarkan juga bermasalah.
Hal itu diungkap Andi Arief melalui sebuah video berdurasi satu menit 23 detik yang diunggah di akun Twitter pribadinya, @AndiArief_, Kamis (26/12).
Mantan staf khusus era Presiden SBY itu mengawalinya dengan menyampaikan ucapan selama Natal bagi umat Kristiani di Indonesia.
“Semoga Natal kali ini seperti juga tahun-tahun sebelumnya,” tuturnya.
Andi Arief menyatakan, toleransi di Lampung sudah menjadi budaya dan selama ini tidak pernah ada masalah.
“Sejak saya kecil di Bandar Lampung ini, toleransi itu, sudah lupa kata-kata toleransi itu. Karena sudah menyatu dalam budaya, damai, enggak ada saling ganggu,” ucapnya.
Ia lalu bercerita tentang masa kecilnya di Lampung saat perayaan Natal.
“Waktu saya kecil, saya jaga gereja malam Natal. Di kasih minum, makanan, kue-kue,” ujar dia.
Saat lebaran, giliran umat Kristiani yang mengucapkan selamat.
“Kalau Lebaran, umat Kristiani ke rumah kami, mengucapkan selamat,” sambung Andi.
Namun, sejak beberapa tahun terakhir, tolrensi menjadi bahasannya yang kerap muncul di permukaan.
“Ini kok semakin maju dunia, semakin berkembang teknologi, orang ribut toleransi saja,” tuturnya.
Berkaca pada hal tersebut, ia mengaku curiga ada pihak tertentu yang menjual isu toleransi.
“Ini ada yang salah, saya menduga ada yang jual isu toleransi, sebetulnya untuk menutupi banyak kasus ini,” katanya.
Tujuannya, tidak lain untuk menutupi sejumlah masalah yang dialami BUMN, salah satunya Jiwasraya.
“Saya dengar Jiwasraya ada masalah. Panin Bank ada masalah, Muamalat ada masalah, Waskita Karya ada masalah. Banyak sekali ini, jadi tolong hati-hatilah,” tegas dia.
Sebagai penutup, Andi Arief kembali menyinggung soal toleransi beragama di Lampung.
“Bagi kami di Lampung ini, toleransi itu sudah menjadi budaya, kok jadi hilang. Padahal sudah menjadi budaya, sudah melekat pada kami,”
“Kami mutar-mutar ke gereja itu kalau malam Natal, enggak ada masalah. Bersalaman dan di sana, semua rukun damai,” katanya.
Sehari sebelumnya, Andi Arief menyebut uang Jiwasraya dipindah ke tempat lain, kemudian dianggap hilang.
“Kasus jiwasrayagate ini maling kelas kampung, ngumpulin uang orang dijanjiin bunga tinggi. Uangnya dipindah ke tempat tertentu, lalu uangnya dibilang hilang karena berbagai alasan,” katanya, Rabu (25/12).
Andi Arief juga menyebut bahwa uang dimaksud salah satunya mengalir kepada seorang menteri.
“Kebetulan salah satu tempatnya menurut BPK ke tempat pak Menteri. Ini bukan politisasi, ini fakta,” sambung dia.
Menurutnya, tersangka Jiwasraya telah dibriefing untuk menyalahkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“BPK sudah menyatakan ada semacam perampokan atau bahasa kerennya gak prudent atau fraud dan lain-lain. Tersangka Jiwasraya lagi dirahasiakan. Kabarnya lagi dibriefing supaya kalau ditanya salah presiden terdahulu,” katanya.
Karena itu, ia meminta Jokowi segera menyampaikan perkembangan terbaru soal skandal Jiwasraya.
Menurutnya, isu skandal Jiwasraya semakin membesar. Ada yang menyebut uangnya dirampok, ada pula yang mengaitkan dengan dana pilpres.
“Pak Jokowi, ini isu di luaran sudah gak karuan soal jiwasrayagate. Ada yang menyebut geng kota tertentu merampok, ada yg bilang dana pilpres,” katanya.
“Sebaiknya bapak pidato malam ini menyatakan: “kapada partai koalisi untuk segera bentuk pansus dan buka kasusnya terang benderang” tambahnya.
Ia juga meminta kepada Menteri BUMN, Erick Thohir agar menjelaskan posisi perusahaannya dalam skandal Jiwasraya. Sebab, perusahaan Erick Thohir telah terdeteksi oleh BPK.
“Buat Pak Menteri Erick Tohir, posisi sebagai menteri harus menjadi bagian penyelesaian masalah,” kata Andi.
“Agar kami percaya bahwa ini bisa diselesaikan, kewajiban bapak untuk segera menjelaskan soal perusahaan bapak yang terdeteksi dalam audit BPK. Modal kepercayaan kami, penjelasan itu,” tandasnya. [psid]
Toleransi itu sudah melekat dalam tradisi lama, gak usah pusing. Masalah kita jiwasraya dan lain2. pic.twitter.com/WExSu8OZTZ— andi arief (@AndiArief__) December 26, 2019