Bagi Rizal Ramli, Kerugian Buang 20 Ribu Ton Beras Hanya Puncak Gunung Es

Ridhmedia
04/12/19, 08:34 WIB
RIDHMEDIA - Ekonom senior DR Rizal Ramli sudah jauh-jauh hari mengkritisi kebijakan impor beras dari mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Sebab impor dilakukan tanpa data valid dan jor-joran.

Lebih-lebih, impor dalam jumlah besar dilakukan meski harus mengesampingkan petani yang sedang panen raya. Tercatat pada 2018, Indonesia melakukan impor beras hingga 2,25 juta ton.

Hasilnya, kini 20 ribu ton beras yang sudah mengendap selama setahun terancam membusuk dan harus dibuang oleh Bulog dari gudang. Jika dirupiahkan, beras itu setara dengan Rp 160 miliar.

Rizal Ramli pun turut mengomentari polemik buang beras tersebut. Baginya, kerugian yang mencapai Rp 160 miliar baru sebatas puncak dari gunung es.

Puncak gunung es merupakan ungkapan untuk menggambarkan bahwa masalah yang terlihat di permukaan hanya sebagian kecil. Sementara masalah yang tidak terlihat jauh lebih besar dari yang terlihat.

“Itu hanya “the tip of the iceberg”. Kerugian jauh lebih besar lagi,” terangnya dalam akun Twitter pribadi, Selasa (3/12).

Mantan kepala Bulog era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bahkan melihat potensi kerugian impor jor-joran tersebut melebih skandal Century yang merugikan negara hampir Rp 7 triliun.

"Potensi kerugian negara nyaris 10 triliun, belum kerugian petani, lebih besar dari skandal Century," tegasnya.

"KPK malu dong. Mas Agus, Laode, Basaria, ayo bertindak," tandasnya.  [rml]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+