RIDHMEDIA - Indeks kelaparan Indonesia masuk dalam kategori serius. Hal itu berdasarkan dari hasil riset Global Hunger Index (GHI) yang dipublikasikan oleh Concern Worldwide dan Welthungerhilfe.
Ada lima kategori yang dipakai oleh GHI untuk menempatkan posisi suatu negara. Posisi rendah (skor <9,9), moderat (10-19,9), serius (20-34,9), mengkhawatirkan (35-49,9) dan sangat mengkhawatirkan (>50).
GHI juga menggunakan empat indkator untuk memberikan skor kepada sebuah negara. Indikator-indikator itu adalah kekurangan gizi, bagian populasi yang kekurangan gizi yaitu yang asupan kalorinya tidak mencukupi. Child Wasting, permasalahan gizi pada anak di bawah lima tahun di mana bobot tubuhnya jauh di bawah normal. Indikator lainnya adalah stunting yaitu terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak di bawah lima tahun dan tingkat kematian anak-anak di bawah lima tahun.
Dalam indeks GHI, Indonesia berada di peringkat ke-70 dari 117 negara dengan skor 20,1 yang masuk dalam kategori serius seperti dinukil Sindonews dari situs globalhungerindex.org, Rabu (4/12/2019).
Berdasarkan data tersebut, indeks kelaparan Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya. Mulai dari 25,8 pada tahun 2000 kemudian menjadi 26,8 (2005), dan turun lagi menjadi 24,9 (2010).
Untuk kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia ini sama dengan Filipina yang juga memperoleh skor yang sama. Posisi Indonesia tepat berada di bawah Myanmar (69) dan berada di atas Kamboja (Kamboja) serta Timor Leste. Sementara negara Asia Tenggara yang memiliki indeks terendah di pegang oleh Thailand di posisi 45 dengan skor 9,7 kemudian disusul Malaysia (57 skor 13,1) dan Vietnam (62 skor 15,3).
Menurut GHI 2019, dari negara-negara yang datanya tersedia, empat negara menderita tingkat kelaparan yang mengkhawatirkan dan satu negara yaitu Republik Afrika Tengah menderita tingkat kelaparan sangat mengkhawatirkan. Empat negara yang tingkat kelaparannya mengkhawatirkan adalah Chad, Madagaskar, Yaman dan Zambia.
Untuk diketahui, skor GHI untuk beberapa negara tidak dapat dihitung karena data tidak tersedia untuk keempat indikator GHI. [snc]
Ada lima kategori yang dipakai oleh GHI untuk menempatkan posisi suatu negara. Posisi rendah (skor <9,9), moderat (10-19,9), serius (20-34,9), mengkhawatirkan (35-49,9) dan sangat mengkhawatirkan (>50).
GHI juga menggunakan empat indkator untuk memberikan skor kepada sebuah negara. Indikator-indikator itu adalah kekurangan gizi, bagian populasi yang kekurangan gizi yaitu yang asupan kalorinya tidak mencukupi. Child Wasting, permasalahan gizi pada anak di bawah lima tahun di mana bobot tubuhnya jauh di bawah normal. Indikator lainnya adalah stunting yaitu terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak di bawah lima tahun dan tingkat kematian anak-anak di bawah lima tahun.
Dalam indeks GHI, Indonesia berada di peringkat ke-70 dari 117 negara dengan skor 20,1 yang masuk dalam kategori serius seperti dinukil Sindonews dari situs globalhungerindex.org, Rabu (4/12/2019).
Berdasarkan data tersebut, indeks kelaparan Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya. Mulai dari 25,8 pada tahun 2000 kemudian menjadi 26,8 (2005), dan turun lagi menjadi 24,9 (2010).
Untuk kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia ini sama dengan Filipina yang juga memperoleh skor yang sama. Posisi Indonesia tepat berada di bawah Myanmar (69) dan berada di atas Kamboja (Kamboja) serta Timor Leste. Sementara negara Asia Tenggara yang memiliki indeks terendah di pegang oleh Thailand di posisi 45 dengan skor 9,7 kemudian disusul Malaysia (57 skor 13,1) dan Vietnam (62 skor 15,3).
Menurut GHI 2019, dari negara-negara yang datanya tersedia, empat negara menderita tingkat kelaparan yang mengkhawatirkan dan satu negara yaitu Republik Afrika Tengah menderita tingkat kelaparan sangat mengkhawatirkan. Empat negara yang tingkat kelaparannya mengkhawatirkan adalah Chad, Madagaskar, Yaman dan Zambia.
Untuk diketahui, skor GHI untuk beberapa negara tidak dapat dihitung karena data tidak tersedia untuk keempat indikator GHI. [snc]