RIDHMEDIA - Upaya Pemerintah Desa (Pemdes) Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, ini patut dicontoh. Guna mengurangi jumlah keluarga mampu yang mengaku miskin, mereka membuat kebijakan menempelkan stiker bertuliskan "Keluarga Miskin" (prasejahtera).
Stiker ini ditempelkan di setiap rumah warga yang selama ini mendapat bantuan dari pemerintah. Persoalan ini cukup efektif buat membuat jengah warga berkecukupan namun mengaku miskin.
Terbukti, ada belasan warga Desa Sekapuk yang menolak ketika rumahnya ingin ditempeli stiker bertuliskan "Keluarga Miskin".
Spontan mereka mengundurkan diri sebagai penerima bantuan pemerintah. Karena merasa malu, jika dikenal masyarakat luas.
Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim mengungkapkan, ide penempelan stiker di rumah warga (keluarga) itu tertuang dalam Keputusan Kepala Desa Sekapuk tentang penempelan stiker atau label bagi warga miskin penerima bantuan.
"Begitu kita mulai melakukan penempelan stiker bertuliskan 'Keluarga Miskin', total ada 20 keluarga yang selama ini tercatat sebagai penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) langsung mundur. Ya boleh menjadi mereka sadar dan malu sama tetangganya, menjadi mengundurkan diri," katanya kepada Kantor Kabar RMOLJatim, Sabtu (7/12).
"Rumah-rumah yang kami tempeli stiker ini, sesuai dengan data yang ada di PKH maupun BPNT. Dengan demikian masyarakat bisa tahu, siapa-siapa saja tentangganya yang dapat bantuan dari pemerintah. Karena, termasuk dalam keluarga miskin atau prasejahtera," imbuhnya.
Ditambahkan Abdul Halim, berdasarkan data yang dimiliki Pemdes Sekapuk terdapat 205 keluarga yang masuk dalam daftar penerima bantuan PKH.
"Untuk keluarga penerima bantuan PKH, ada 18 keluarga yang mengundurkan diri. Karena mereka menolak rumahnya ditempeli stiker keluarga miskin," ungkapnya.
"Kebijakan ini kami ambil, agar tak ada lagi orang-orang kaya atau mampu secara ekonomi. Mengambil hak-haknya warga yang benar-benar miskin dan ini bakal kami lakukan secara berkala dengan mendatangi setiap rumah yang terdata sebagai keluarga miskin," tegasnya.
Bahkan agar masyarakat tahu siapa saja warga yang masuk data penerima bantuan itu, pihaknya membuat tiga macam stiker, dengan warna yang berbeda-beda. Misalnya, stiker warna hijau buat kategori keluarga miskin yang hamil dan menyekolahkan anak.
Kemudian stiker warna kuning buat keluarga miskin yang sakit baik fisik maupun mental. Terakhir stiker warna merah buat keluarga miskin kelompok lanjut usia (lansia) umur 70 tahun ke atas.
"Dengan adanya stiker-stiker itu, intinya kami juga mengajak masyarakat Desa Sekapuk ini peka terhadap kondisi tetangganya. kalau rumah yang ditempeli stiker keluarga miskin, benar-benar miskin atau prasejahtera dan memang berhak menerima bantuan pemerintah ya ayo dibantu," tutupnya. (Rmol)