RIDHMEDIA - Baru-baru ini dunia dihebohkan oleh cuitan pesepak bola Arsenal Mesut Ozil tentang etnis Uighur di China. Ozil memposting dugaan persekusi Muslim Uighur di akun media sosialnya.
Dalam postingan itu Ozil mengkritik pemerintah China yang diduga melakukan penahanan terhadap minoritas Uighur.
Namun ternyata, Ozil bukan satu-satunya pesohor yang mengkritik China terkait masalah Uighur. Superstar rugbi Selandia Baru, Sonny Bill Williams, juga melakukan hal tersebut.
Williams, pada Senin (23/12/2019), mengatakan merasa iba melihat beberapa pihak lebih memilih uang daripada rasa kemanusiaan untuk membela kaum Uighur.
"Ini adalah saat yang menyedihkan ketika kita lebih memilih ekonomi daripada kemanusiaan," kata pemain All Blacks yang baru memeluk agama Islam tersebut dalam postingan di Twitternya.
Sehari sebelumnya, petarung UFC Khabib Nurmagomedov, juga mengunggah video di laman Instastory miliknya. Video itu berisi dugaan persekusi ke etnis Uighur.
"... Berikanlah kemudahan bagi saudara-saudara Uighur kami," komentarnya di Instastory itu.
Sebelumnya pada pekan lalu, Ozil telah memposting di media sosialnya, mengatakan bahwa Uighur sebagai "pejuang yang menentang penganiayaan".
"Qur'an dibakar ... Masjid-masjid ditutup ... sekolah-sekolah Muslim dilarang ... Cendekiawan agama dibunuh satu per satu ... Saudara-saudara dipaksa dikirim ke kamp-kamp," tulis Ozil, mengutip AFP.
Akibat dari komentar tersebut, Ozil mendapat kecaman dari pemerintah China. Pria asal Turki itu dihapus dari media sosial negara, Weibo dan Douyin.
Klub penggemar Ozil di negara itu, M10, yang memiliki sekitar 30.000 anggota juga ditutup sebagai buntut kasus ini, sebagaimana dilaporkan The Athletic, yang dikutip Sport Bible.
Pemerintah China juga membatalkan siaran pertandingan klub sepak bola tempat Ozil berlaga. Bahkan, China sampai memanggil Ozil untuk datang langsung ke wilayah Xinjiang, untuk melihat secara langsung kamp yang banyak disebut sebagai tempat penyiksaan kaum minoritas tersebut.
Sebelumnya, PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dunia memperkirakan ada sekitar 1 juta sampai 2 juta orang yang ditahan dalam kamp yang diduga sebagai tempat penganiayaan tersebut. Sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah etnis Uighur.
[cnbc]
Dalam postingan itu Ozil mengkritik pemerintah China yang diduga melakukan penahanan terhadap minoritas Uighur.
Namun ternyata, Ozil bukan satu-satunya pesohor yang mengkritik China terkait masalah Uighur. Superstar rugbi Selandia Baru, Sonny Bill Williams, juga melakukan hal tersebut.
Williams, pada Senin (23/12/2019), mengatakan merasa iba melihat beberapa pihak lebih memilih uang daripada rasa kemanusiaan untuk membela kaum Uighur.
It’s a sad time when we choose economic benefits over humanity#Uyghurs 😢❤️🤲🏽 pic.twitter.com/F5EIWIOY7n— Sonny Bill Williams (@SonnyBWilliams) December 22, 2019
"Ini adalah saat yang menyedihkan ketika kita lebih memilih ekonomi daripada kemanusiaan," kata pemain All Blacks yang baru memeluk agama Islam tersebut dalam postingan di Twitternya.
Sehari sebelumnya, petarung UFC Khabib Nurmagomedov, juga mengunggah video di laman Instastory miliknya. Video itu berisi dugaan persekusi ke etnis Uighur.
"... Berikanlah kemudahan bagi saudara-saudara Uighur kami," komentarnya di Instastory itu.
Sebelumnya pada pekan lalu, Ozil telah memposting di media sosialnya, mengatakan bahwa Uighur sebagai "pejuang yang menentang penganiayaan".
"Qur'an dibakar ... Masjid-masjid ditutup ... sekolah-sekolah Muslim dilarang ... Cendekiawan agama dibunuh satu per satu ... Saudara-saudara dipaksa dikirim ke kamp-kamp," tulis Ozil, mengutip AFP.
Akibat dari komentar tersebut, Ozil mendapat kecaman dari pemerintah China. Pria asal Turki itu dihapus dari media sosial negara, Weibo dan Douyin.
Klub penggemar Ozil di negara itu, M10, yang memiliki sekitar 30.000 anggota juga ditutup sebagai buntut kasus ini, sebagaimana dilaporkan The Athletic, yang dikutip Sport Bible.
Pemerintah China juga membatalkan siaran pertandingan klub sepak bola tempat Ozil berlaga. Bahkan, China sampai memanggil Ozil untuk datang langsung ke wilayah Xinjiang, untuk melihat secara langsung kamp yang banyak disebut sebagai tempat penyiksaan kaum minoritas tersebut.
Sebelumnya, PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dunia memperkirakan ada sekitar 1 juta sampai 2 juta orang yang ditahan dalam kamp yang diduga sebagai tempat penganiayaan tersebut. Sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah etnis Uighur.
[cnbc]