RIDHMEDIA - Laju ekonomi China akan merosot di bawah angka 6 persen pada tahun depan. Kondisi itu akan berpengaruh pada negara-negara yang bergantung pada negeri Tirai Bambu seperti Indonesia.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono mengingatkan kondisi ini bisa membuat komoditas ekspor Indonesia ke China makin melorot.
“Bisa mencapai 30 persen penurunannya, sementara impor kita akan terus membengkak terutama impor migas,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (18/12).
Tidak hanya itu, kemerosotan ekonomi China juga akan berdampak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Bahkan prediksinya, rupiah bisa anjlok ke angka 19.900 per dolar AS.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipatok di 5,1 persen akan terealisasi hanya sekitar 4,1 persen,” tegasnya.
Pengangguran, sambung Arief, akan membludak dan diprediksi meningkat dari 5,2 persen menjadi 8,9 persen.
“Yang sudah jalan bisa berhenti dan yang baru tidak ada pembiayaan dari China,” tutur ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu itu. [rm]
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono mengingatkan kondisi ini bisa membuat komoditas ekspor Indonesia ke China makin melorot.
“Bisa mencapai 30 persen penurunannya, sementara impor kita akan terus membengkak terutama impor migas,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (18/12).
Tidak hanya itu, kemerosotan ekonomi China juga akan berdampak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Bahkan prediksinya, rupiah bisa anjlok ke angka 19.900 per dolar AS.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipatok di 5,1 persen akan terealisasi hanya sekitar 4,1 persen,” tegasnya.
Pengangguran, sambung Arief, akan membludak dan diprediksi meningkat dari 5,2 persen menjadi 8,9 persen.
“Yang sudah jalan bisa berhenti dan yang baru tidak ada pembiayaan dari China,” tutur ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu itu. [rm]