RIDHMEDIA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk mereka yang menggunakan kata 'Islam' buat menggambarkan terorisme. Persoalan itu dia sampaikan dalam sebuah acara yang diselenggarakan kepresidenan Partai AK Inggris usai pertemuan puncak NATO di London, Rabu (4/12/2019).
"Islam ialah agama yang damai," kata Erdogan didampingi sang istri, Ibu Negara Emine Erdogan, seperti dilaporkan Anadolu, Kamis (5/12/2019).
Erdogan menggarisbawahi Jika rasisme, diskriminasi, anti-Semitisme, dan permusuhan terhadap Islam baru-baru ini meningkat di Eropa. Menurutnya, gerakan sayap kanan kebanyakan menargetkan Muslim dan komunitas Turki.
"Pemilihan Parlemen Eropa terakhir sekali lagi menunjukkan Jika politik identitas menjadi kian dominan di Eropa," katanya.
Ia menyebut media dan beberapa politisi memperdalam prasangka ini dengan pernyataan enggak bertanggung jawab.
Erdogan juga bicara tentang perjuangan Turki melawan terorisme.
"Mereka yang berpikir bisa mendisiplinkan Turki dengan terorisme dan pemerasan, merasa malu setelah gagal mencapai target mereka."
Turki, kata dia, independen dalam kebijakan luar negeri dan enggak meminta persetujuan operasi buat keamanannya sendiri.
Turki enggak bakal meninggalkan wilayah Mata Air Perdamaian di Suriah utara sampai daerah itu dibersihkan dari teroris, tegasnya.
Ia juga mengkritik Uni Eropa karna gagal memenuhi janjinya buat secara finansial mendukung Turki bagi para pengungsi yang ditempatinya.
Mengenai hubungan bilateral antara Turki dan Amerika Seriakt (AS), Erdogan berkata kerja sama yang mengakar kuat antara kedua negara terus berkembang dari hari ke hari dan kian kuat dengan memperoleh dimensi baru.
Ia menekankan volume perdagangan bilateral antara Turki dan AS mencapai 18,6 miliar dolar AS pada 2018.[]