Erick Thohir Harusnya Copot Direksi Tukang Nyinyir, Jangan Hanya Nyindir

Ridhmedia
04/12/19, 19:00 WIB

RIDHMEDIA - Tak dijelaskan secara rinci siapa sosok direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang rajin mengkritik pemerintah.

Namun demikian, pernyataan terbuka yang disampaikan Menteri BUMN, Erick Thohir ini dinilai patut diapresiasi.

"Kami apresiasi, tetapi alangkah baiknya jika Pak Menteri menyebut spesifik siapa direksi yang dimaksud agar nggak menimbulkan kegaduhan dan tanda tanya berkelanjutan," kata Jurubicara Sinergi Kawal BUMN, Abdul Rohim dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/12).

Sayangnya, ia nggak sependapat dengan sikap Erick yang seakan melempar bola liar di publik. Mantan Ketua TKN Jokowi-Maruf itu dianggap nggak etis mengumbar masalah BUMN ke publik, tetapi membiarkan informasi yang disampaikan mengambang tanpa kejelasan.

Sebagai pemangku kebijakan, Erick Thohir seharusnya langsung melakukan tindakan tegas, seperti mencopot direksi BUMN yang dianggap salah tanpa perlu berkoar-koar di media massa.

"Tidak perlu mengumbar masalah tersebut kepublik. Kami khawatir teguran Pak Menteri tersebut menimbulkan kisruh dalam tubuh BUMN. Indonesia mempunyai 142 BUMN, tentunya kita nggak menghendaki sentilan Erick berdampak terhadap kinerja BUMN," tegasnya.

Sebagai pimpinan tertinggi Kementerian BUMN, Erick Tohir bisa langsung menyebutkan direksi yang dimaksud, serta nggak perlu sungkan mencopot direksi yang bersangkutan dengan catatan terukur dan transparan, bukan soal like and dislike.

"Persoalan yang tengah mendera BUMN masih banyak dan kompleks, perlu kontribusi pemikiran dan masukan dari bermacam kalangan masyarakat. Oleh karna itu Pak Erick jangan sungkan menyer UIap banyak informasi dan masukan dari bermacam kalangan masyarakat," tutupnya.

Pernyataan Erick tersebut disampaikan ketika dirinya menekankan soal loyalitas dalam bekerja. Dia meminta kepada jajarannya buat memberikan kritik secara langsung, bukan melalui media massa maupun media sosial.

Tidak berarti saya antikritik, tapi perlu dikritisi langsung. Jangan melalui media. Kalau dia kerja di BUMN, mengkritisi BUMN tapi melalui media, itu kan nggak etis," kata Erick. (Rmol)
Komentar

Tampilkan

Terkini