Erick Thohir Sebut 3 Godaan Dirut Garuda: Uang, Kekuasaan dan Dikelilingi Wanita-wanita Cantik

Ridhmedia
15/12/19, 03:44 WIB
RIDHMEDIA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan sulitnya menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) di Garuda.

Dikutip T dari Kompas.com, Sabtu (14/12/2019), Erick Thohir menilai jabatan dirut bahkan lebih sulit ketimbang bos perusahaan plat merah lainnya.

Menurutnya, memiliki akhlak dan integritas menjadi hal penting bagi Dirut Garuda.

Bahkan ia menyebut adanya perempuan cantik juga menjadi ujian bagi Dirut Garuda.

“Kalau dia menjadi salah satu pimpinan (Garuda), itu pasti mendapat nafkah (penghasilan) yang baik, lalu juga di puncak kepemimpinannya, suka enggak suka pasti punya kekuasaan. Yang problem, khususnya di Garuda itu juga dikelilingi perempuan cantik-cantik,” ujar Erick di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).

Selain wanita, dua hal lain yang menjadi godaan adalah uang dan kekuasaan.

Sehingga hal itu yang membuat menjabat sebagai Dirut Garuda tidaklah mudah.

“Memang, siapapun yang memimpin Garuda ini tidak mudah, jauh lebih berat dari BUMN lain karena tiga hal itu. Perindo (Perum Perikanan Indonesia) banyak hubungannya dengan ikan, pelabuhan cold storage, apa yang dilihat?," kata Erick.

Kebijakan Ari Askhara saat Menjabat Dikeluhkan

Diketahui, Erick Thohir telah mencopot jabatan Ari Askhara dari Dirut Garuda.

Ari Askhara tersandung kasus dugaan penyelundupan motor gede Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton di pesawat Garuda A330-900.

Hal ini pun membuka sejumlah pengakuan dari Ketua Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI).

Zaenal Muttawin mengatakan ada peraturan yang dibuat Ari Askhara yang memberatkan, dikutip TribunPapua.com dari Tribunnews.com.

Zaenal menuturkan peraturan yang tidak wajar dibuat oleh Ari Askhara, yakni melakukan perjalanan bolak balik Jakarta-Sydney langsung dalam sehari.

"Satu diantara yang terkait dengan hal penerbangan jarak jauh pulang pergi," ujar Zaenal.

"Jadi di sini awak kabin itu pergi Jakarta-Sydney, Sydney Jakarta, sementara pilotnya itu menginap di Sydney."

"Ini tidak pernah terjadi dalam kepemimpinan Garuda sebelumnya," tandasnya.

Kemudian adanya mengubah usia pensiun dari 56 tahun menjadi 57 tahun dan berlaku khusus pegawai darat.

"Kemudian juga ada diskriminasi terhadap kebijakan usia pensiun normal dari 56 jadi 57, diberlakukan hanya pegawai darat," terang Zaenal.

"Sementara kami pegawai Garuda, khususnya awak kabin kenapa sama-sama pegawai pegawai kebijakannya berbeda."

"Kebijakan ditetapkan oleh manajemen tanpa mengajak bicara IKAGI," tambahnya.

Lalu bagi awak kabin yang melawan, di kemudian hari akan langsung di-grounded.

Grounded adalah hukuman yang diberikan pada pegawai Garuda berupa pelarangan ikut terbang.

"Untuk kabin begitu ngelawan, besok di-grounded, termasuk saya," jelas Zaenal Muttaqin.

"Sampai hari ini, saya sudah empat bulan di-grounded tanpa alasan yang jelas, memang dia mencari-cari kesalahan saya."

"Sebelumnya saya sudah di-grounded karena perselisihan perjanjian kerja sama yang tidak rampung dan pemerintah tidak dapat melakukan eksekusi," tambahnya.

Pemindahan kerja juga menjadi ancaman bagi pegawai yang berani membangkang.

"Siapa pun yang berani, langsung out, jabatan bisa hilang besoknya," tutur Zaenal.

"Misalnya dilawan, nih, sekarang kebijakan Pak Ari, besok dipindahkan ke Sorong," imbuhnya.

Adanya Tindak Pelecehan kepada Pramugari

Pramugari Garuda Indonesia, Yosephine menuturkan bahwa ada perlakuan diskriminasi dan pelecehan terhadap pramugari di era kepemimpinan Mantan Dirut Ari Askhara.

Dilansir TribunWow.com, banyak direksi Garuda yang memgincar para pramugari berwajah cantik dan bertubuh indah.

Ia juga menyebut para pramugari baru kerap menjadi incaran direksi Garuda.

Hal itu disampaikan Yosephine melalui tayangan YouTube Official iNews, Senin (9/12/2019).

Mulanya, Yosephine membeberkan adanya pelecehan terhadap pramugari di era kepemimpinan Ari Askhara.

"Ada lah salah satu pengurus Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia di mana dia sudah menikah, suami istri menikah di Garuda," ujar Yosephine.

"Namun saat direksi sedang melakukan pertemuan terkait kartel di Bali, salah satu direksi itu meminta untuk si istri pramugara ini menemani dia di karaoke di Bali."

Yosephine pun menyebut bahwa si pramugari yang sudah menikah itu terpaksa menemani para direksi berkaraoke.

"Dan itu mengatasnamakan salah satu manajemen, yaitu deputi chief-nya si istri ini," ujar dia.

"Istrinya sudah datang ternyata datang ke tempat karaoke, dia kaget merasa kesal terus ngadu ke suaminya."

Lebih lanjut, Yosephine menyebut si pramugari itu sudah lama diincar oleh direksi Garuda.

"Ada direksi di situ, jadi direksi itu di Bali karaoke minta di-temenin sama pramugari yang dia suka," kata Yosephine.

"Dia sudah mengincar lama pramugari ini, udah ditargetin."

Lantas, ia menyebut dalam hal itu para direksi melibatkan diputi chief si pramugari.

"Dan dia minta tolong sama deputi chief-nya, 'Kamu kenal enggak sama si A ini?', Deputi chief-nya menjembatani agar si pramugari ini hadir ke tempat karaokenya di mana direksi ada di situ," kata Yosephine.

"Akhirnya si teman saya ini ngadu ke suaminya, suaminya marah ke chief, 'Kita ini kan satu perusahaan dan dia istri saya, bapak atau ibu tahu istri saya? Kenapa bapak jual istri saya?'," sambung dia.[tnc]
Komentar

Tampilkan

Terkini