RIDHMEDIA - Dugaan penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton yang dilakukan Ari Askhara sebagai direktur utama Garuda Indonesia berdampak buruk pada pasar saham.
Pada penutupan perdagangan saham hari ini, maskapai plat merah berkode emiten GIAA tersebut terkoreksi 4 poin atau 0,08 persen.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono menilai saham Garuda merosot lantaran gaya Menteri BUMN Erick Thohir yang tak tepat dalam mengatasi kasus ini.
Pasalnya, Erick tak mendasarkan omongannya pada aturan hukum yang berlaku.
“Piye iki Kang Mas Joko Widodo. Pernyataan Menteri BUMN tentang kasus Garuda yang nggak pakai aturan dan UU menjadi untuk blunder. Saham Garuda rontok,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (6/12).
Ketua umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu itu mengingatkan Jika saham Garuda yang rontok bakal menimbulkan efek domino pada saham BUMN lain. Sebab, pemecatan yang tak sesuai prosedur mengindikasi adanya ketidakpastian hukum.
Erick, sambungnya, seperti tak sadar Jika Garuda adalah perusahaan yang melantai di bursa saham dan sangat sensitif dengan isu ketidakpastian hukum.
“Menteri BUMN nggak ngerti aturan dalam memberhentikan direksi BUMN yang Telah menjadi perusahaan publik,” tegasnya.
Arief Poyuono mengingatkan Jika Peraturan OJK 33/2014 pasa 3 ayat 1, anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.
“Jadi bukan dengan kata-kata sembarangan kayak model Menteri Erick,” sambungnya.
tidak cuma berpengaruh pada saham, apa yang dilakukan Menteri Erick juga bakal membuat BUMN malas bekerja karna ada ancaman yang tak sesuai hukum berlaku mengintai. (Rmol)