Ridhmedia - Saat Haul ke-10 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada Sabtu, 28 Desember 2019 pekan lalu, Inayah Wahid menceritakan soal sifat jenaka sang ayah. Menurut dia, joke yang baik bagi Gus Dur bukan yang menjatuhkan orang lain, tapi yang bisa menertawakan diri sendiri.
Pekan lalu, Inayah mengisahkan alasan Gus Dur selalu mengucapkan, 'Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh' saat membuka ceramah. "Bukan karena beliau adalah kiai tapi beliau butuh tahu ini ada yang datang apa nggak. Ini beliau sendiri yang cerita," kata Inayah.
Gus Dur memang dikenal sebagai sosok yang humanis dan humoris, bahkan ketika dia menjabat Presiden ke-4 pada tahun 1999 hingga 2001. Marwini, mengisahkan humor-humor Gus Dur dalam buku berjudul, Gus Dur Kisah-kisah Jenaka dan Pesan-pesan Keberagaman.
Ada sebuah guyon Gus Dur soal Menteri Negara Riset dan Teknologi yang dikalahkan oleh orang Madura. Hal itu dia sampaikan kepada AS Hikam yang pada 1999 - 2001 menjabat sebagai Menegristek.
Di awal diangkat sebagai Menegristek, AS Hikam bingung dengan jabatan barunya itu. Sebab selama 20 tahun jabatan itu diisi oleh orang hebat dan ahlinya, yakni Habibie. Maka dia pun menghadap Gus Dur untuk berkonsultasi.
Namun, AS Hikam justru mendapat jawaban yang membuatnya tertawa terpingkal-pingkal. "Sudah pernah dengar Menegristek dikalahkan orang Madura?" tanya Gus Dur kepada AS Hikam seperti dikutip dari buku berjudul Gus Dur Kisah-kisah Jenaka dan Pesan-pesan Keberagaman, karya Marwini.
"Belum Gus," jawab AS Hikam. Dia pun bertanya kepada Gus Dur tentang cerita tersebut.
Gus Dur kemudian menceritakan bahwa pada suatu ketika Menegristek pernah datang ke sebuah pondok pesantren di Bangkalan Madura, Jawa Timur. Di hadapan para santri dan warga, Menegristek menceritakan dengan bangga bahwa putra putri Indonesia bisa membuat pesawat terbang sendiri. Bahkan pesawat tersebut tak lama lagi bisa mendarat di bulan.
"Apakah saudara-saudara tidak bangga dengan prestasi anak bangsa sendiri," tanya Menegristek kepada para santri dan warga.
Namun, para santri dan warga tak menjawab. Mereka diam saja. Menegristek pun heran dan mengulangi pertanyaannya. Lagi-lagi tak ada yang menjawab.
Saat pertanyaan diulang untuk ketiga kalinya, seorang santri berbadan kurus mengangkat tangan dan menjawab, "Kalau saya sama sekali ndak bangga Pak."
Menegristek pun terkejut. "Sebab kan sudah ada yang bisa bikin pesawat ke bulan. Saya bangga kalau Bapak bisa buat pesawat yang ke matahari," sambung Santri tersebut seolah tahu keterkejutan Menegristek.
Pak Menteri tersebut, cerita Gus Dur, dengan cerdas kemudian menjelaskan bahwa panas matahari berjuta-juta derajat. Tak ada logam yang kuat digunakan pesawat untuk mendarat. Jangankan mendarat, mendekat sekian juta kilometer pun besi itu akan meleleh.
"Kalau cuma itu masalahnya gampang Pak. Kalau takut pesawatnya meleleh karena panas, kan bisa berangkatnya habis Magrib tak iye. Kan sudah dak panas lagi," jawab santri tersebut seperti diceritakan Gus Dur kepada AS Hikam.
AS Hikam pun tertawa terpingkal-pingkal oleh lelucon Gus Dur. [dtk]
Pekan lalu, Inayah mengisahkan alasan Gus Dur selalu mengucapkan, 'Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh' saat membuka ceramah. "Bukan karena beliau adalah kiai tapi beliau butuh tahu ini ada yang datang apa nggak. Ini beliau sendiri yang cerita," kata Inayah.
Gus Dur memang dikenal sebagai sosok yang humanis dan humoris, bahkan ketika dia menjabat Presiden ke-4 pada tahun 1999 hingga 2001. Marwini, mengisahkan humor-humor Gus Dur dalam buku berjudul, Gus Dur Kisah-kisah Jenaka dan Pesan-pesan Keberagaman.
Ada sebuah guyon Gus Dur soal Menteri Negara Riset dan Teknologi yang dikalahkan oleh orang Madura. Hal itu dia sampaikan kepada AS Hikam yang pada 1999 - 2001 menjabat sebagai Menegristek.
Di awal diangkat sebagai Menegristek, AS Hikam bingung dengan jabatan barunya itu. Sebab selama 20 tahun jabatan itu diisi oleh orang hebat dan ahlinya, yakni Habibie. Maka dia pun menghadap Gus Dur untuk berkonsultasi.
Namun, AS Hikam justru mendapat jawaban yang membuatnya tertawa terpingkal-pingkal. "Sudah pernah dengar Menegristek dikalahkan orang Madura?" tanya Gus Dur kepada AS Hikam seperti dikutip dari buku berjudul Gus Dur Kisah-kisah Jenaka dan Pesan-pesan Keberagaman, karya Marwini.
"Belum Gus," jawab AS Hikam. Dia pun bertanya kepada Gus Dur tentang cerita tersebut.
Gus Dur kemudian menceritakan bahwa pada suatu ketika Menegristek pernah datang ke sebuah pondok pesantren di Bangkalan Madura, Jawa Timur. Di hadapan para santri dan warga, Menegristek menceritakan dengan bangga bahwa putra putri Indonesia bisa membuat pesawat terbang sendiri. Bahkan pesawat tersebut tak lama lagi bisa mendarat di bulan.
"Apakah saudara-saudara tidak bangga dengan prestasi anak bangsa sendiri," tanya Menegristek kepada para santri dan warga.
Namun, para santri dan warga tak menjawab. Mereka diam saja. Menegristek pun heran dan mengulangi pertanyaannya. Lagi-lagi tak ada yang menjawab.
Saat pertanyaan diulang untuk ketiga kalinya, seorang santri berbadan kurus mengangkat tangan dan menjawab, "Kalau saya sama sekali ndak bangga Pak."
Menegristek pun terkejut. "Sebab kan sudah ada yang bisa bikin pesawat ke bulan. Saya bangga kalau Bapak bisa buat pesawat yang ke matahari," sambung Santri tersebut seolah tahu keterkejutan Menegristek.
Pak Menteri tersebut, cerita Gus Dur, dengan cerdas kemudian menjelaskan bahwa panas matahari berjuta-juta derajat. Tak ada logam yang kuat digunakan pesawat untuk mendarat. Jangankan mendarat, mendekat sekian juta kilometer pun besi itu akan meleleh.
"Kalau cuma itu masalahnya gampang Pak. Kalau takut pesawatnya meleleh karena panas, kan bisa berangkatnya habis Magrib tak iye. Kan sudah dak panas lagi," jawab santri tersebut seperti diceritakan Gus Dur kepada AS Hikam.
AS Hikam pun tertawa terpingkal-pingkal oleh lelucon Gus Dur. [dtk]