Gus Muwafik: Demi Allah Tidak Ada Sedikitpun Saya Menghina Rasulullah

Ridhmedia
02/12/19, 17:46 WIB
RIDHMEDIA - Penceramah Ahmad Muwafiq tengah menjadi perhatian publik di Tanah Air. Sebabnya, tokoh yang akrab disapa Gus Muwafiq itu dinilai merendahkan Nabi Muhammad SAW.

Dalam ceramahnya di Purwodadi belum lama ini, Muwafik bercerita soal masa kecil Rasulullah. Dia tidak sependapat bila Muhammad digambarkan sebagai sosok yang berlebih-lebihan ketika kecil.

"Sekarang ini digambarkan nabi lahir itu seperti ini, seperti ini. Nabi lahir biasa saja, nggak usah tiba-tiba dibuat bersinar. Kalau bersinar ketahuan, dipotong sama temannya Abrahah. Ada yang menceritakan, nabi lahir bersinar sampai langit. Kalau begitu ya dicari orang Yahudi, dibunuh. Biasa saja, lahir. Masa kecilnya rebes, ikut mbah. Anak kecil itu kalau ikut mbah pasti tidak terlalu terurus, di mana-mana. Mbah itu di mana saja kalau mengurusi anak kecil itu tidak bisa," kata Muwafik dalam ceramahnya yang tersebar di Youtube.


Pernyataan itulah yang kemudian menjadi kontroversi. Mubaligh berambut gondrong tersebut lantas memberikan klarifikasi dan meminta maaf.

"Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Saya Ahmad Muwafiq, dengan senang hati saya banyak diingatkan oleh kaum muslimin dan warga bangsa Indonesia yang begitu cinta sama Rasulullah," kata Gus Muwafiq memulai klarifikasinya dalam video yang diunggah akun Instagram Nahdlatul Ulama, dikutip VIVAnews, Senin, 2 Desember 2019.

Muwafik menegaskan sangat mencintai Rasulullah. Tapi, yang dia sampaikan saat ceramah di Purwodadi itu sebenarnya adalah tantangan umat Islam hari ini.

"Bahwa milenial ini selalu berdiskusi dengan saya tentang dua hal tersebut. Saya yakin dengan seyakin-yainnya nur muhammad itu memancarkan sinar. Akan tetapi generasi sekarang banyak bertanya apakah sinarnya seperti sinar lampu, dan semakin dijawab semakin tidak ada juntrungnya," katanya.

Dia juga menjelaskan lagi soal kata rembes. Dia mengatakan kata rembes dalam bahasa Jawa berarti umbel alias ingus. Menurutnya, rembes itu terkait dengan pertanyaan apakah anak yang ikut dengan kakeknya itu bersih.

"Hal itu saja yang sebenarnya dan sekarang alhamdulillah saya diingatkan terima kasih," ujarnya.

"Dan demi Allah tidak ada sedikit pun saya menghina Rasulullah. Saya dari kecil didik untuk menghargai Rasulullah. Ini bukan masalah keyakinan tapi tantangan. Kita sering ditantang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan milenial yang kadang kita sendiri sudah tidak tahu jawabannya karena mereka sendiri sudah tidak percaya dengan jawaban-jawaban kita," tegasnya.

Muwafik lantas meminta maaf kepada seluruh kaum muslimin di Indonesia apabila kalimat yang dia sampaikan itu dianggap terlalu lancang. Tidak ada maksud dia menghina Rasulullah Muhammad SAW.

"Mungkin hanya inilah cara Allah menegur agar lebih adab terhadap Rasulullah dengan kalimat-kalimat yang sebenarnya sederhana tapi beberapa orang menganggap ini kalimat yang cukup berat. Kepada seluruh kaum muslimin saya mohon maaf. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh," katanya.

Berikut klarifikasi lengkap Ahmad Muwafik:

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Saya Ahmad Muwafiq, dengan senang hati saya banyak diingatkan oleh kaum muslimin dan warga bangsa Indonesia yang begitu cinta sama Rasulullah.

Saya sangat mencintai Rasulullah. Siapa kaum muslimin yang tidak ingin Rasulullah. Akan tetapi saya sampaikan kemarin kalimat itu di Purwodadi sesungguhnya adalah itulah tantangan kita hari ini. Bahwa milenial ini selalu berdiskusi dengan saya tentang dua hal tersebut. Saya yakin dengan seyakin-yainnya nur muhammad itu memancarkan sinar. Akan tetapi generasi sekarang banyak bertanya apakah sinarnya seperti sinar lampu, dan semakin dijawab semakin tidak ada juntrungnya.

Lantas kemudian terkait dengan kalimat rembes. Rembes itu dalam bahasa Jawa punya umbel, tidak ada lain. Bahasa saya, rembes itu umbelen gitu lho. Ini terkait dengan pertanyaan biasanya apakah anak yang ikut dengan kakeknya ini kan bersih, karena kakek kan saking cintanya sama anak, sama cucu, sampai cucunya kadang apa-apa juga boleh. Hal itu saja yang sebenarnya dan sekarang alhamdulillah saya diingatkan terima kasih.

Dan demi Allah tidak ada sedikit pun saya menghina Rasulullah. Saya dari kecil didik untuk menghargai Rasulullah. Ini bukan masalah keyakinan tapi tantangan. Kita sering ditantang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan milenial yang kadang kita sendiri sudah tidak tahu jawabannya karena mereka sendiri sudah tidak percaya dengan jawaban-jawaban kita.

Untuk seluruh kaum muslimin di Indonesia, apabila kalimat ini dianggap terlalu lancang, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, tidak ada maksud menghina. Mungkin hanya inilah cara Allah menegur agar lebih adab terhadap Rasulullah dengan kalimat-kalimat yang sebenarnya sederhana tapi beberapa orang menganggap ini kalimat yang cukup berat. Kepada seluruh kaum muslimin saya mohon maaf. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. [vvn]
Komentar

Tampilkan

Terkini