Penulis: Setiawan Budi (pegiat medsos)
Dulu, saya kurang percaya atas kerja tim yang bakal memoles pihak yang memberdayakan mereka.
Dulu, saya juga gak terlalu peduli dengan kisah buat menaikkan nama, dibutuhkan beberapa orang yang bakal terus memberitakan kebaikan yang telah dicapai.
Sekarang, sejak jokowi memimpin hal itu benar2 terang benderang dan buat kita perlu menyadari kalau pekerjaan memoles ini memang benar2 mungkin jalan hidup.
Mengumpulkan aktifis sosial media, bloger, vloger atau yang dinamakan influencer buat ikut berada ditim bayangan yang bakal bercerita kebalikan apa yang dilihat masyarakat.
kalau masyarakat melihat ada kekurangan, maka mereka bertugas menyiarkan kebaikan minus kejelekan. kalau masyarakat banyak memberikan kritik, maka mereka bertugas memberikan pujian melawan kritikan yang terjadi.
Jokowi Telah memulai ketika dulu tahun 2015 san 2016 mengumpulkan para netizen media sosial yang terpilih buat konsolidasi di istana buat memoles citra. Mereka yang berkumpul dulu, yakni dedengkot buzzer yang ketika ini Telah bercabang lebih luas lagi, salah satunya membentuk media berita buat memoles sang raja.
Contohnya yakni seword. Founder seword, Alifurahman yakni alumni netizen sosial media yang diundang jokowi ke istana periode awal menjabat dulu.
Periode sekarang, penyakit memberdayakan para influencer ini terlibat dipemerintahan kian gencar lagi. Tidak cuma istana yang perlu mereka, tetapi bagian kementrian pun ikut memanfaatkan influencer buat menjadi tim sukses dalam mencitrakan departemen yang mereka duduki.
Tempo hari, kita melihat menteri luar negeri bergoyak Tik Tok bersama para influencer yang diundang khusus ke kantornya.
Sekarang, kementrian perhubungan pun melakukan serupa. Mengundang para influencer buat terlibat dalam kebijakan mereka. Menyebut mereka sebagai tukang poles, pastinya gak etis. Sebutan paling tepat pada mereka yakni seperti apa yang dikatakan oleh kemenhub lewat akun twitter mereka ini.
“Mereka yang peduli pada perkembangan isu dan kemajuan sektor transportasi”.
Esok bakal ada lagi pemberitaan yang memperlihatkan kemesraan kementrian dengan para influencer buat acara kepedulian yang berhubungan dengan bidang kementrian tersebut.
Pekerjaan sebagai tukang habisin kuota disosial media saat ini Telah bisa diandalkan memperoleh rupiah dengan mengikatkan diri pada instansi terkait.
Kritik satu, maka mereka bakal hadir dengan gaya masing2 buat menenggelamkan kritik dengan konten pujian dan kebaikan yang sengaja disebarluaskan.
Asyik kan ketika ini..?
Kerja buruk gak perlu takut lagi, cukup berdayakan mereka disosia media. Kirim bahannya di grup WA mereka, dan bebaskan mereka berkarya dengan bahan yang telah tersedia. Jilatan, polesan, dan pencitraan bakal tersebar seiring cepatnya tangan mereka mengolah kata dengan bantuan foto, video dan juga aksi.
Selamat datang di negeri Dobleh… [sm]