RIDHMEDIA - Sejumlah isu menyeruak seiring pengunduran diri Bambang Soesatyo (Bamsoet) dari bursa bakal calon ketua umum Partai Golkar periode 2019-2014. Pengunduran diri Bamsoet cukup mengejutkan karena Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini dinilai sebagai sosok kuat untuk melawan petahana Airlangga Hartarto sebagai calon Ketum Golkar.
Melansir dari CNN Indonesia, Salah satu isu yang beredar di balik pengunduran diri Bamsoet adalah ia meminta syarat jabatannya sebagai Ketua MPR tidak diganggu selama lima tahun ke depan.
Menanggapi isu ini, Bamsoet mengatakan aturan pemilihan pimpinan MPR sudah jelas dan tidak perlu dipertanyakan kembali. Dia menyebut contoh, Fahri Hamzah tetap menjabat sebagai wakil ketua DPR selama satu periode penuh meski Partai Keadilan Sejahtera mencopotnya.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus juga menguatkan pendapat Bamsoet. Menurutnya, menjadi hal yang aneh bila Bamsoet dicopot dari jabatan Ketua MPR hanya karena tetap maju sebagai caketum Golkar.
"Tidak ada, karena tidak ada ancaman. Itu kan orang saja omong. Masa orang calonkan ketua umum, terus otomatis beda pandangan, terus harus dicopot, kan tidak," kata Lodewijk.
Muncul pula kabar yang menyebutkan bahwa Bamsoet bersedia mundur dengan mensyaratkan sejumlah loyalisnya diakomodasi oleh Airlangga. Terkait hal ini, Bamsoet menyampaikan bahwa pihaknya dengan Airlangga telah menyepakatinya.
"Kami sudah sepakat dua gerbong ini akan disatukan. Jadi semangat rekonsiliasi inilah yang kemudian mendorong kita berdua untuk melakukan rekonsiliasi," kata Bamsoet.
Sementara itu, Airlangga berkata bahwa penyatuan gerbong pendukungnya dengan gerbong pendukung Bamsoet akan dilakukan setelah Munas X Golkar selesai dilaksanakan.
"Itu sesudah Munas," ucap Airlangga.
Lodewijk menambahkan, beberapa loyalis Bamsoet sebenarnya sudah diakomodasi menduduki jabatan tertentu oleh Airlangga. Namun, menurutnya, beberapa loyalis Bamsoet yang sudah ditawarkan untuk menduduki jabatan tersebut masih menolak dengan alasan tertentu.
"Sudah ditawarkan kepada kader-kader tersebut. Ada yang terima, ada yang belum karena alasan-alasan pribadi dengan mungkin beratnya tantangan yang dihadapi. Itu sudah ada," katanya.
Bamsoet menyatakan mundur dari pencalonan calon ketua umum Golkar menjelang penyelenggaraan Munas. Pernyataan mundur itu disampaikan Bamsoet usai bertemu dengan Ketua Umum Golkar yang juga calon petahana Airlangga Hartarto, politikus senior Golkar Luhut Binsar Pandjaitan dan Aburizal Bakrie.
"Dengan semangat rekonsiliasi yang telah disepakati bersama maka demikian, menjaga keutuhan partai Golkar, maka saya sore ini menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai ketua partai Golkar 2019-2024," ujar Bamsoet kepada wartawan usai pertemuan di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (3/12).[ljc]
Melansir dari CNN Indonesia, Salah satu isu yang beredar di balik pengunduran diri Bamsoet adalah ia meminta syarat jabatannya sebagai Ketua MPR tidak diganggu selama lima tahun ke depan.
Menanggapi isu ini, Bamsoet mengatakan aturan pemilihan pimpinan MPR sudah jelas dan tidak perlu dipertanyakan kembali. Dia menyebut contoh, Fahri Hamzah tetap menjabat sebagai wakil ketua DPR selama satu periode penuh meski Partai Keadilan Sejahtera mencopotnya.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus juga menguatkan pendapat Bamsoet. Menurutnya, menjadi hal yang aneh bila Bamsoet dicopot dari jabatan Ketua MPR hanya karena tetap maju sebagai caketum Golkar.
"Tidak ada, karena tidak ada ancaman. Itu kan orang saja omong. Masa orang calonkan ketua umum, terus otomatis beda pandangan, terus harus dicopot, kan tidak," kata Lodewijk.
Muncul pula kabar yang menyebutkan bahwa Bamsoet bersedia mundur dengan mensyaratkan sejumlah loyalisnya diakomodasi oleh Airlangga. Terkait hal ini, Bamsoet menyampaikan bahwa pihaknya dengan Airlangga telah menyepakatinya.
"Kami sudah sepakat dua gerbong ini akan disatukan. Jadi semangat rekonsiliasi inilah yang kemudian mendorong kita berdua untuk melakukan rekonsiliasi," kata Bamsoet.
Sementara itu, Airlangga berkata bahwa penyatuan gerbong pendukungnya dengan gerbong pendukung Bamsoet akan dilakukan setelah Munas X Golkar selesai dilaksanakan.
"Itu sesudah Munas," ucap Airlangga.
Lodewijk menambahkan, beberapa loyalis Bamsoet sebenarnya sudah diakomodasi menduduki jabatan tertentu oleh Airlangga. Namun, menurutnya, beberapa loyalis Bamsoet yang sudah ditawarkan untuk menduduki jabatan tersebut masih menolak dengan alasan tertentu.
"Sudah ditawarkan kepada kader-kader tersebut. Ada yang terima, ada yang belum karena alasan-alasan pribadi dengan mungkin beratnya tantangan yang dihadapi. Itu sudah ada," katanya.
Bamsoet menyatakan mundur dari pencalonan calon ketua umum Golkar menjelang penyelenggaraan Munas. Pernyataan mundur itu disampaikan Bamsoet usai bertemu dengan Ketua Umum Golkar yang juga calon petahana Airlangga Hartarto, politikus senior Golkar Luhut Binsar Pandjaitan dan Aburizal Bakrie.
"Dengan semangat rekonsiliasi yang telah disepakati bersama maka demikian, menjaga keutuhan partai Golkar, maka saya sore ini menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai ketua partai Golkar 2019-2024," ujar Bamsoet kepada wartawan usai pertemuan di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (3/12).[ljc]