RIDHMEDIA - Presiden Joko Widodo menguraikan bahwa impor bahan baku pendukung industri merupakan penyumbang defisit terbesar transaksi berjalan Indonesia.
“Tahun ini saja 74,06 persen dari total impor Januari hingga Oktober. Besi baja saja 8,6 miliar dolar AS,” jabarnya dalam akun Twitter pribadi, Kamis (12/12).
Atas alasan itu, Jokowi menargetkan ruang investasi dibuka sebesar-besarnya bagi industri substitusi barang impor.
Namun demikian, pernyataan Joko Widodo itu disangkal oleh Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule. Menurutnya, bukan impor bahan baku pendukung industri yang menjadi penyumbang defisit terbesar, melainkan perilaku Menteri Keuangan Sri Mulyani.
“Penyumbang defisit terbesar itu Menkeu, Pak Jokowi,” tegasnya menimpali kicauan Jokowi.
Tudingan Iwan Sumule bukan tanpa sebab. Pasalnya, Menkeu berpredikat terbaik dunia itu melakukan utang secara ugal-ugalan, yaitu dengan memberi bunga tinggi pada kreditur. Di mana bunga itu lebih tinggi dari negara-negara lain yang satu level dengan Indonesia.
Pajak tinggi, pajak diselewengkan, target tak tercapai, tekor. Kelola uang negara tak karuan. Kebijakan membebani, menghisap. Rugi pun sudah pernah terjadi,” pungkasnya. (Rmol)