RIDHMEDIA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara mengenai ujian nasional yang dihapus mulai tahun 2021. Dengan demikian, pihak sekolah yang akan diasesmen untuk dijadikan bahan evaluasi.
"Artinya sudah tidak ada UN lagi tahun 2021. Akan diganti dengan asesmen kompetensi. Artinya yang diasesmen adalah sekolah, guru. Dan juga ada yang namanya survei karakter. Dari situ bisa dijadikan evaluasi," ujar Jokowi usai peresmian Tol Jakarta-Cikampek Elevated, Kamis (12/12/2019).
Kebijakan itu diambil Mendikbud Nadiem Makarim. Jokowi mendukung kebijakan tersebut.
"Pendidikan kita sampai ke level mana. Nanti sudah dihitung saya kira kita mendukung apa yang sudah diputuskan mendikbud," katanya.
Jokowi menyebut, asesmen pengganti ujian nasional akan melihat sejauh mana grade sekolah tertentu. Sekolah yang di bawah grade akan dievaluasi.
"Artinya mau tidak mau nanti setiap sekolah akan ada angka-angkanya. Yang angkanya di bawah grade tentu saja harus diperbaiki dan diinjeksi sehingga bisa naik levelnya. Akan kelihatan sekolah mana yang perlu disuntik," ujar Jokowi.
Kebijakan ini sepenuhnya ada di pemerintah pusat. Jokowi siap melanjutkan asesmen kompetisi jika itu menaikkan mutu pendidikan.
"Bisa saja nanti misalnya, perhitungan Kemendikbud seperti apa, guru ditarik lagi ke pusat. Bisa saja dilakukan. Ini hanya geser anggaran dari daerah ke pusat. Itu saja. Kalau kebijakan ini bisa naikkan kualitas pendidikan akan kita jalani terus," ucapnya. [dtk]
"Artinya sudah tidak ada UN lagi tahun 2021. Akan diganti dengan asesmen kompetensi. Artinya yang diasesmen adalah sekolah, guru. Dan juga ada yang namanya survei karakter. Dari situ bisa dijadikan evaluasi," ujar Jokowi usai peresmian Tol Jakarta-Cikampek Elevated, Kamis (12/12/2019).
Kebijakan itu diambil Mendikbud Nadiem Makarim. Jokowi mendukung kebijakan tersebut.
"Pendidikan kita sampai ke level mana. Nanti sudah dihitung saya kira kita mendukung apa yang sudah diputuskan mendikbud," katanya.
Jokowi menyebut, asesmen pengganti ujian nasional akan melihat sejauh mana grade sekolah tertentu. Sekolah yang di bawah grade akan dievaluasi.
"Artinya mau tidak mau nanti setiap sekolah akan ada angka-angkanya. Yang angkanya di bawah grade tentu saja harus diperbaiki dan diinjeksi sehingga bisa naik levelnya. Akan kelihatan sekolah mana yang perlu disuntik," ujar Jokowi.
Kebijakan ini sepenuhnya ada di pemerintah pusat. Jokowi siap melanjutkan asesmen kompetisi jika itu menaikkan mutu pendidikan.
"Bisa saja nanti misalnya, perhitungan Kemendikbud seperti apa, guru ditarik lagi ke pusat. Bisa saja dilakukan. Ini hanya geser anggaran dari daerah ke pusat. Itu saja. Kalau kebijakan ini bisa naikkan kualitas pendidikan akan kita jalani terus," ucapnya. [dtk]