Mata sebagai indra penglihatan manusia. (Pixabay.com/PublicDomainPictures) |
RIDHMEDIA - Buta warna terjadi akibat adanya masalah dengan pigmen pengindraan warna di mata yang menyebabkan ketidakmampuan mata untuk membedakan warna.
Faktanya, mayoritas penderita buta warna tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Bahkan, terkadang mereka juga mengalami kesulitan untuk membedakan warna kuning dan biru, meskipun tipe buta warna yang satu ini kurang umum ditemui.
Tingkat keparahannya pun berkisar dari ringan hingga berat. Jika Anda benar-benar terdiagnosis buta warna (achromatopsia), Anda hanya dapat mengenali warna abu-abu atau hitam dan putih saja. Namun sekali lagi, kondisi ini pun sangat jarang terjadi.
Buta warna lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Hal ini dikarenakan wanita lebih cenderung mewarisi kromosom yang rusak yang kemudian bertanggung jawab untuk menularkan kebutaan warna, tetapi pria lebih cenderung mewarisi kondisi tersebut.
Gejala buta warna yang paling umum antara lain munculnya perubahan kualitas penglihatan Anda.
Misalnya, Anda mungkin sulit untuk membedakan antara lampu lalu lintas warna merah dan hijau. Warna-warna yang Anda lihat juga mungkin akan tampak kurang cerah dari sebelumnya. Rona warna yang amat berbeda pun mungkin akan terlihat sama di mata Anda.
Buta warna dapat dideteksi sedini mungkin pada usia muda ketika anak-anak belajar mengenali warna di sekitar mereka. Pada beberapa kasus, buta warna sulit dideteksi karena si penderita telah terbiasa mengaitkan antara warna tertentu dengan objek tertentu.
Sebagai contoh, penderita buta warna ini tahu bahwa rumput berwarna hijau karena hal tersebut telah dipelajari sejak kanak-kanak, secara otomatis ketika ditanya apa warna rumput ia akan menjawab warna yang dilihatnya adalah warna hijau.
Apabila gejalanya sangat ringan, seseorang bahkan mungkin tidak menyadari bahwa sebenarnya ia tidak mampu melihat warna-warna tertentu seperti orang lain pada umumnya.
Anda wajib berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui dengan pasti apakah Anda atau anak Anda terjangkit buta warna. Lalu, dokter akan mengkonfirmasi apakah Anda atau anak Anda memang mengalami buta warna sehingga kemungkinan isu seputar kesehatan lainnya dengan gejala yang sama dapat diabaikan.
Lalu, bagaimana buta warna terjadi dan apa penyebabnya?
Mata kita mengandung sel-sel saraf yang disebut sel kerucut (cone cell) yang memungkinkan retina, lapisan jaringan peka cahaya di belakang mata kita, untuk membedakan warna.
Tiga jenis sel kerucut yang berbeda menyerap berbagai panjang gelombang cahaya sehingga tiap jenis sel kerucut bereaksi terhadap warna yang berbeda pula. Masing-masing sel kerucut ini bereaksi terhadap warna merah, hijau, atau biru.
Kemudian, informasi tentang warna yang diterima tersebut dikirim ke otak untuk dibedakan antara warna satu dengan warna lainnya.
Jika satu atau beberapa sel kerucut di retina Anda rusak atau nihil ditemukan di dalam retina Anda, maka konsekuensinya adalah Anda akan kesulitan membedakan warna dengan benar.
Beberapa penyebab buta warna antara lain:
1. Keturunan
Mayoritas buta warna timbul karena faktor genetik atau diwariskan dari orang tua pada anak (biasanya ditularkan oleh ibu ke anak). Buta warna yang terjadi karena faktor keturunan umumnya tidak akan menyebabkan kebutaan ataupun gangguan penglihatan lainnya.2. Penyakit tertentu
Anda juga dapat mengalami buta warna sebagai akibat dari penyakit atau cidera tertentu pada retina Anda.Glaukoma dapat menimbulkan tekanan internal pada mata (tekanan intraokular) dalam level tinggi. Tekanan ini kemudian dapat merusak saraf optik, di mana saraf optik ini berfungsi untuk membawa sinyal dari mata ke otak sehingga Anda dapat melihat dengan baik.
Akibatnya, kemampuan Anda untuk membedakan warna mungkin akan memburuk.
Menurut British Journal of Ophthalmology, orang-orang yang mengidap glaukoma juga cenderung memiliki ketidakmampuan untuk membedakan warna kuning dan biru. Kondisi ini telah ditemukan tercatat dalam sejarah sejak abad ke-18.
Degenerasi makula dan retinopati diabetik juga dipercaya dapat menyebabkan kerusakan pada retina yang merupakan tempat di mana sel kerucut berada. Kedua penyakit ini pun dapat menyebabkan buta warna, bahkan dalam beberapa kasus berujung pada kebutaan.
Apabila Anda mengidap katarak, lensa mata Anda secara bertahap akan berubah dari transparan menjadi buram. Kemampuan Anda mendeteksi warna mungkin akan meredup sebagai konsekuensinya.
Penyakit lain yang juga diketahui dapat menyebabkan buta warna meliputi:
- Diabetes
- Alzheimer
- Parkinson
- Sklerosis ganda
3. Obat-obatan tertentu
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan perubahan dalam bagaimana indra penglihatan Anda merespon warna, seperti obat antipsikotik jenis chlorpromazine dan thioridazine.Antibiotik etambutol yang digunakan dalam metode penyembuhan tuberkulosis juga dapat mengakibatkan masalah pada saraf optik dan gangguan untuk melihat beberapa warna.
4. Beberapa faktor lain
Buta warna juga bisa disebabkan oleh faktor lain. Salah satu faktor tersebut adalah penuaan. Hilangnya kemampuan penglihatan dan mendeteksi warna dapat terjadi secara bertahap seiring bertambahnya usia.Selain itu, bahan kimia beracun seperti stirena, yang terkandung dalam beberapa jenis plastik juga dikaitkan dengan menurunnya kemampuan kita untuk menangkap warna dengan jelas.
Kemudian, apakah ada cara untuk mencegah terjadinya buta warna?
Bicara soal tindakan preventif, kita perlu memperhatikan bagaimana proses terjadinya buta warna yang terjadi beberapa saat setelah seseorang dilahirkan (acquired color blindness).
Gangguan jaringan yang menghubungkan bagian belakang mata ke otak dan stroke di dalam mata (penyumbatan pembuluh darah di bagian belakang mata) merupakan dua gangguan utama yang dapat menyebabkan terjadinya buta warna yang diperoleh pada usia tertentu.
Selain mengunjungi dokter secara teratur untuk mencari gejala penyakit terkait organ jantung dan menemui ahli saraf untuk melihat gejala lainnya, Anda tidak dapat secara aktif mencegah jenis buta warna yang satu ini.
Sejauh ini belum ditemukan metode penyembuhan atau pun obat-obatan yang dapat mengatasi buta warna hingga tuntas ke akar permasalahannya. Namun, lensa kontak dan kacamata khusus penderita buta warna tersedia dengan filter tersendiri untuk membantu melihat warna-warna tertentu yang tidak dapat dilihat dengan baik.
Berita baiknya adalah penglihatan sebagian besar penderita buta warna tidak mengalami gangguan apa pun dalam hal lainnya dan metode adaptasi tertentu memang diperlukan untuk mempermudah proses beraktivitas sehari-hari.