RIDHMEDIA - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bakal kembali membuka keran ekspor benih lobster yang selama ini dilarang melalui kebijakan menteri sebelumnya, Susi Pudjiastuti.
Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Miftah Sabri mengatakan, nantinya Indonesia dan Vietnam akan bekerja sama untuk membudidayakan benih lobster. Menurutnya, negara tersebut sudah sangat maju dalam hal membesarkan benih lobster.
"Jadi Vietnam itu teknologinya sudah canggih dan hanya Vietnam yang bisa membuat lobster yang tadinya survivor-nya di alam itu less than one percent menjadi 70%. Maka dari itu di Vietnam membudidayakan lobster dari benur sampai besar," kata Miftah saat dihubungi detikcom, Senin (16/12/2019).
"Kita negara yang tidak berdiri sendiri, ya sudah kita kerja sama dengan Vietnam ahli teknologi," tambahnya.
Miftah menjelaskan, nantinya pelaku usaha yang diberi izin ekspor harus memberikan sebagian benih lobsternya untuk dikembalikan ke alam. Hal ini untuk menjaga populasi benih lobster agar tetap terjaga meski ekspor benih dibuka.
"Setelah itu benur yang kecil-kecil hasilnya jadi besar, ada kewajiban nanti misalnya 5% dia harus restocking ke alam," ujar dia.
Menurutnya, pihaknya sudah memiliki hitung-hitungan tersendiri jika memang ekspor benih lobster dibuka. Miftah menilai benih lobster lebih baik diekspor, ketimbang selama ini ada peraturan terkait larangan ekspor namun banyak terjadi penyelundupan.
"Ini lah yang namanya kebijakan science based policy. Ada sekolahnya gitu loh pakai sekolah buat kebijakan. Kita sudah buat Permen (Peraturan Menteri) orang masih menyelundup kok ke Vietnam, gimana? Jadi itulah kekomperehensifan berpikir untuk melihat lobster," katanya. [dtk]
Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Miftah Sabri mengatakan, nantinya Indonesia dan Vietnam akan bekerja sama untuk membudidayakan benih lobster. Menurutnya, negara tersebut sudah sangat maju dalam hal membesarkan benih lobster.
"Jadi Vietnam itu teknologinya sudah canggih dan hanya Vietnam yang bisa membuat lobster yang tadinya survivor-nya di alam itu less than one percent menjadi 70%. Maka dari itu di Vietnam membudidayakan lobster dari benur sampai besar," kata Miftah saat dihubungi detikcom, Senin (16/12/2019).
"Kita negara yang tidak berdiri sendiri, ya sudah kita kerja sama dengan Vietnam ahli teknologi," tambahnya.
Miftah menjelaskan, nantinya pelaku usaha yang diberi izin ekspor harus memberikan sebagian benih lobsternya untuk dikembalikan ke alam. Hal ini untuk menjaga populasi benih lobster agar tetap terjaga meski ekspor benih dibuka.
"Setelah itu benur yang kecil-kecil hasilnya jadi besar, ada kewajiban nanti misalnya 5% dia harus restocking ke alam," ujar dia.
Menurutnya, pihaknya sudah memiliki hitung-hitungan tersendiri jika memang ekspor benih lobster dibuka. Miftah menilai benih lobster lebih baik diekspor, ketimbang selama ini ada peraturan terkait larangan ekspor namun banyak terjadi penyelundupan.
"Ini lah yang namanya kebijakan science based policy. Ada sekolahnya gitu loh pakai sekolah buat kebijakan. Kita sudah buat Permen (Peraturan Menteri) orang masih menyelundup kok ke Vietnam, gimana? Jadi itulah kekomperehensifan berpikir untuk melihat lobster," katanya. [dtk]