Ketahui Bahaya Kesehatan Dibalik Trend Minuman Boba

Ridhmedia
02/12/19, 09:54 WIB
Trend minuman boba kini memang cukup menjamur di masyarakat Indonesia Ketahui Bahaya Kesehatan Dibalik Trend Minuman Boba
Ilustrasi minuman boba. (Freepik.com/Topntp26)
Trend minuman boba kini memang cukup menjamur di masyarakat Indonesia, tak hanya anak kecil bahkan orang dewasa pun menyukainya. Rasanya yang manis dan menyegarkan memang sangat nikmat saat dikonsumsi. Namun siapa sangka dibalik populernya minuman unik asal Taiwan ini, nyatanya ada bahaya kesehatan yang mengancam.


RIDHMEDIA - Boba atau yang dikenal sebagai bubble dalam sebuah minuman menggunakan bahan dasar tapioka. Tepung tapioka tersebut direbus sehingga menghasilkan bola-bola yang kenyal untuk dijadikan topping dalam sebuah minuman teh. Lalu apa yang membuatnya cukup membahayakan bagi kesehatan?

Biasanya proses untuk memasaknya, bola-bola tepung tapioka tersebut digoreng bersama dalam air panas, serta ditambah dengan banyak gula tambahan, selama 3 jam. Hingga pada titik tersebut, bola-bola tapioka ini mencapai 160 kalori per 1 cangkir saji.

Ditambah lagi dengan berbagai sirup tambahan yang dimasukkan ke dalam minuman, yang membuat minuman boba ini dapat mengandung kalori sebesar 300-400 kal. Padahal berdasarkan riset yang dilakukan American Hearts Association menyebutkan jika kebutuhan gula tambahan per harinya tidak boleh melebihi 150 kal untuk pria dan 100 kal untuk wanita.

Ada berbagai resiko penyakit yang dapat muncul akibat mengkonsumsi minuman boba terlalu sering.

Kegemukan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam satu porsi minuman boba bisa mengandung sebesar 38gr gula dan 300 kalori. Padahal jumlah gula yang diperbolehkan untuk dikonsumsi hanya 10% dari energi total.

Jika sampai konsumsi gula sehari harinya terlalu banyak, akan menyebabkan timbunan lemak di dalam tubuh, mengingat gula memiliki kalori yang cukup tinggi. Tentu saja ini akan menyebabkan berat badan dapat meningkat secara drastis.

Kegemukan tak hanya dapat berdampak pada berkurangnya rasa percaya diri, namun juga dapat menyebabkan berbagai resiko penyakit.

Menyebabkan permasalahan pada kulit

Bahaya kesehatan lainnya yang bisa disebabkan akibat mengkonsumsi minuman boba terlalu sering adalah munculnya berbagai permasalahan pada kulit. Salah satunya adalah memicu pertumbuhan jerawat pada kulit.

Kelebihan mengkonsumsi minuman bubble dapat menciptakan ketidak seimbangan serta menghasilkan panas berlebihan dalam tubuh yang mana memicu munculnya jerawat yang menganggu. Daerah yang paling sering terkena dampaknya adalah, pada wajah, leher hingga dada.

Resiko diabetes mellitus

Mengkonsumsi minuman boba memang tidak akan menyebabkan resiko diabetes dapat langsung muncul. Akan tetapi kandungan gula yang cukup tinggi dalam minuman boba dapat menyebabkan gangguan metabolisme, serta pengaturan glukosa yang ada di dalam tubuh. Sehingga resiko diabetes mellitus atau penyakit kencing manis dapat semakin meningkat.

Apalagi jika seseorang memiliki riwayat keturunan diabetes dari keluarga, ini dapat semakin memperburuk keadaan.

Kandungan gula yang tinggi dalam minuman boba ditambah dengan kebiasaan mengkonsumsinya terlalu sering bisa menyebabkan resistensi insulin. Insulin merupakan hormon yang bekerja mengatur kadar glukosa di dalam darah. Inilah yang kemudian memunculkan resiko diabetes mellitus tipe-2.

Meningkatnya resiko asam urat

Kadar gula serta kalori yang cukup tinggi dalam minuman boba nyatanya juga dapat meningkatkan faktor resiko terhadap munculnya asam urat.

Berdasarkan penelitian oleh Caitlin Batt, et al, menemukan fakta dari kebiasaan mengkonsumsi minuman manis hingga lebih dari 2 kali setiap harinya bisa meningkatkan resiko penyakit asam urat mencapai 1.78 kali pada pria, sedangkan 3.05 kali pada wanita.

Ini dikarenakan kadar kalori dan fruktosa dalam minuman yang cukup tinggi yang dapat memicu meningkatnya asam urat.

Mempersingkat usia harapan hidup

Tak hanya menjadi sebuah kebiasaan yang kurang sehat. Namun mengkonsumsi bubble tea atau minuman boba, bisa mempersingkat usia harapan hidup.

Pada tahun 2012, sekelompok peneliti Jerman yang berasal dari University Hospital Aachen menemukan jejak-jejak aspolychlorinated biphenyls atau PCB di dalam sampel bola-bola tapioka.

Yang mana zat kimia penyebab kanker ini juga memiliki dampak buruk lainnya bagi kesehatan, mulai dari gangguan pada sistem syaraf, reproduksi, endokrin, hingga sistem kekebalan tubuh.
Komentar

Tampilkan

Terkini